Siap Beraksi di 2020, Berikut Kecanggihan Taksi Terbang dari Uber
Tanggal: 13 Feb 2018 09:31 wib.
Tampang.com - Menggunakan alat transportasi terbang sebagai taksi kini tidak lagi hanya khayalan belaka. Uber, salah satu perusahaan transportasi online ini bahkan sudah berkomitmen untuk menguji coba taksi terbang tersebut pada 2020 di Dubai, LA, dan Texas.
Berbeda dari helikopter biasanya, rancangan taksi terbang Uber ini terbilang berbeda, sebagaimana dilaporkan Gizmodo. Kabarnya, kendaraan ini takkan memiliki suara yang menganggu serta dapat mendarat secara vertikal.
Untuk membuktikan komitmennya, Uber bahkan telah menyiapkan program untuk mengatur rute taksi terbang tersebut. Program tersebut bernama UberAir.
Untuk mencapai proyek ini, Uber telah menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan penerbangan seperti Aurora, Bell Helicopter, Embraer, Mooney dan Pipistrel.
Tak hanya itu, Uber pun bekerja sama dengan NASA untuk mengembangkan sistem lalu lintas untuk taksi terbangnya.
Penumpang yang ingin mencoba UberAir harus terlebih dulu pergi ke skyport terdekat setelah mengisi data destinasi lewat aplikasi Uber. Terminal skyport akan ditempatkan di gedung-gedung tinggi.
Di taksi terbang, penumpang akan diterbangkan bersama berbagi tumpangan bersama beberapa orang lain (ride-sharing), hal itu bertujuan agar biaya penerbangan lebih terjangkau.
Dilansir dari laman Techcrunch, untuk pengantarannya, taksi terbang ini takkan langsung mengantarkan kamu ke tempat tujuan. Melainkan menuju landasan skyport terdekat.
Sejauh ini, rencana lokasi yang dapat dituju taksi terbang Uber hanyalah sejauh 60 mil (96 kilometer) karena keterbatasan tenaga baterai.
Jika dilihat dari segi desain, kendaraan ini tak terlihat seperti helikopter. Kendaraan ini cenderung terlihat seperti mobil terbang.
Meski begitu, Justin Erlich yang menjabat sebagai Uber Head of Policy of Autonomous Vehicles and Urban Aviation (Kepala Kebijakan Kendaraan Otonom dan Penerbangan Urban Uber) ternyata kurang menyukai istilah "mobil terbang" dan lebih ke gabungan pesawat terbang dan helikopter.
"Istilah itu (mobil terbang) memang luar biasa, tapi itu bisa memunculkan citra kendaraan yang terbang dari permukaan tanah," kata Erlich. Ia menerangkan pelayanan UberAir lebih dari atap ke atap, jadi tidak langsung ke tempat tujuan.
Pada taksi terbang Uber akan dipasang sayang-sayap untuk membantu peluncuran agar lebih efisien dan cepat, seperti halnya pesawat terbang.
Rotor juga akan hadir di taksi terbang Uber, namun berbeda dengan rotor helikopter biasa, rotor yang dipasang di Uber akan ada lebih dari satu.
Untuk menunjang rotor-rotor tersebut, insinyur NASA turut membantu menciptakan sistem propulsi listrik terdistribusi (DEP, distributed electric propulsion) yang menambah efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi dan suara berisik.
"Kami dapat membayangkan bahwa ini lebih baik, lebih aman, lebih efisien dari helikopter," ucap Erlich.