Serangan Siber Meningkat, Bagaimana Melindungi Data Pribadi dari Ancaman Hacker?
Tanggal: 12 Mei 2025 22:41 wib.
Tampang.com | Dalam beberapa tahun terakhir, serangan siber di Indonesia meningkat pesat, menyasar berbagai sektor dari perbankan hingga pemerintahan. Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan bahwa pada tahun 2024 tercatat lebih dari 30 juta serangan siber, dengan 15 juta di antaranya menargetkan data pribadi individu.
Tren ini semakin mengkhawatirkan mengingat banyak orang yang belum sepenuhnya sadar akan risiko dan pentingnya perlindungan data pribadi mereka di dunia maya.
“Setiap hari kita melakukan transaksi online, memasukkan data pribadi, namun banyak yang tidak menyadari betapa rawannya data kita terkena serangan. Hacker kini lebih canggih dan kreatif,” ungkap Agus Harwanto, pakar keamanan siber dari Cyber Security Indonesia.
Serangan Siber: Berbagai Jenis dan Modus
Serangan siber tidak hanya datang dari satu jenis ancaman. Ada beberapa modus yang kini semakin populer:
Phishing: Penipuan yang mengelabui pengguna untuk memberikan informasi sensitif melalui email atau situs palsu.
Ransomware: Malware yang mengenkripsi data korban dan meminta tebusan untuk mengembalikannya.
Data Breach: Pembocoran data pribadi atau organisasi akibat celah dalam sistem keamanan.
DDoS Attack: Serangan untuk membuat situs web atau aplikasi online tidak dapat diakses dengan membanjiri server dengan trafik yang sangat besar.
“Bahkan di sektor e-commerce, serangan siber sering kali menargetkan informasi pembayaran pengguna yang sangat bernilai,” tambah Agus.
Pentingnya Kesadaran dan Langkah Perlindungan
Dengan ancaman yang kian beragam, setiap individu dan organisasi harus mengambil langkah serius untuk melindungi data mereka:
Menggunakan Password yang Kuat: Jangan gunakan password yang mudah ditebak. Kombinasikan huruf besar, kecil, angka, dan simbol.
Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA): Ini memberikan lapisan ekstra keamanan untuk akun online.
Waspada Terhadap Phishing: Jangan mudah klik link atau lampiran dari email yang tidak dikenal.
Perbarui Perangkat Secara Berkala: Pastikan perangkat lunak dan antivirus selalu diperbarui untuk mengatasi potensi celah keamanan.
Hati-hati dengan Wi-Fi Publik: Hindari transaksi penting menggunakan Wi-Fi publik yang tidak aman.
Gunakan Enkripsi Data: Untuk organisasi, mengenkripsi data menjadi salah satu cara yang efektif untuk melindungi data sensitif.
“Jika kita tidak menerapkan langkah-langkah pencegahan ini, maka kita bisa menjadi sasaran empuk bagi hacker,” tegas Agus.
Peningkatan Infrastruktur Keamanan Negara
Selain kesadaran individu, penting juga untuk pemerintah dan sektor swasta berkolaborasi dalam membangun sistem keamanan yang lebih kuat dan memiliki mekanisme penanggulangan yang jelas. Pemerintah juga harus lebih proaktif dalam memantau dan memberi sanksi bagi pihak yang melanggar regulasi perlindungan data pribadi.
“Regulasi seperti UU Perlindungan Data Pribadi sudah ada, tetapi penerapannya harus lebih tegas dan masif agar sektor swasta dan publik sama-sama bertanggung jawab,” ujar Agus.