SEC Mendesak Elon Musk Bayar Penyelesaian Akusisi Twitter atau Hadapi Tuntutan, Trump Bisa Menjadi Penyelamat?
Tanggal: 4 Jan 2025 17:15 wib.
Tampang.com | Elon Musk, seorang tokoh ikonis dalam dunia bisnis dan teknologi, kembali menjadi sorotan media internasional. Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat mendesaknya untuk segera membayar penyelesaian atau akan dihadapkan pada tuntutan perdata terkait dugaan pelanggaran sekuritas selama akuisisi Twitter senilai US$ 44 miliar pada 2022 lalu. Desakan ini muncul tak lama sebelum pelantikan Presiden AS terpilih Donald Trump pada 20 Januari 2025.
Elon Musk menuliskan unek-uneknya melalui postingan di platform X, “Oh Gary, bagaimana Anda bisa melakukan ini pada saya?” tulisnya, merujuk pada Ketua SEC Gary Gensler.
Dia juga menambahkan emoji wajah tersenyum sambil melampirkan surat hukum dan mengutuk ultimatum yang dia nilai tidak benar. “Kami ingin tahu siapa yang mengarahkan tindakan ini – apakah Anda atau Gedung Putih,” ujar Musk.
Reaksi dari pihak SEC sendiri, termasuk Ketua Gary Gensler, tidak langsung diutarakan kepada publik. Sedangkan Gedung Putih juga tidak memberikan tanggapan terkait pernyataan Musk.
Selain itu, Elon Musk juga mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap beberapa lembaga investigasi lain yang dinilainya melakukan pelecehan politik terhadapnya. Tidak hanya SEC, Miliarder ini juga telah lama mencerca pengawasan pemerintah, menggambarkan dirinya sebagai korban fanatik birokrasi. Ia menilai tindakan pemerintah AS menghambat inovasi yang berpotensi menyelamatkan nyawa perusahaannya.
Situasi yang semakin memanas ini terjadi menjelang pelantikan Presiden AS terpilih Donald Trump, yang secara terbuka didukung oleh Elon Musk dan bahkan dikabarkan telah menghabiskan lebih dari seperempat miliar dolar untuk mendukung kampanye Trump. Di sisi lain, Ketua SEC saat ini, Gary Gensler, merupakan orang dari era Pemerintahan Joe Biden, lawan Trump di pemilihan Presiden AS.
Dalam konteks politik ini, Trump sendiri telah menunjuk calon ketua SEC baru yang akan menggantikan Gensler, yang berencana untuk mundur ketika Trump dilantik. Dari sini, potensi pengaruh Elon Musk terhadap pemerintahan baru menimbulkan pertanyaan tentang nasib investigasi federal dan tindakan regulasi yang memengaruhi kerajaan bisnisnya.
Sebanyak 20 investigasi terkait berbagai aspek bisnis Musk sedang berlangsung, mulai dari keamanan sistem Autopilot dan FSD milik Tesla, dugaan pelanggaran kesejahteraan hewan dalam eksperimen implan otak Neuralink, hingga isu polusi, diskriminasi perekrutan, dan masalah lisensi pada SpaceX.
Pergantian kekuasaan di pemerintahan telah menciptakan tekanan tersendiri bagi figur penting dalam dunia bisnis, terutama bagi tokoh sebesar Elon Musk. Dampaknya tak hanya dirasakan dalam urusan bisnis, tetapi juga dalam ranah peraturan dan investigasi yang sangat memengaruhi kelangsungan dan reputasi bisnisnya.
Sebagai seorang penentu arah dan penggerak utama di industri teknologi dan bisnis, keprihatinan terhadap nasib perusahaan Musk juga menjadi sorotan banyak pihak.
Dalam waktu dekat, akan terlihat apakah pemerintahan baru di AS akan memberikan kejelasan terkait investigasi-investigasi yang sedang berlangsung ataupun mengubah pandangan regulasi terhadap industri teknologi dan bisnis yang semakin berkembang. Semuanya tentu akan mempengaruhi arah dan visi bisnis Elon Musk di masadepan.