Satelit Buatan Boeing Milik Intelsat Meledak di Orbit, Sebab Belum Jelas
Tanggal: 24 Okt 2024 09:51 wib.
telit buatan Boeing yang dimiliki oleh penyedia layanan multinasional Intelsat tiba-tiba meledak di orbit pada akhir pekan. Insiden ini telah menimbulkan pertanyaan besar tentang keamanan dan ketahanan satelit di luar angkasa.
Pernyataan resmi Intelsat menyatakan bahwa satelit berkode IS-33e tersebut mengalami anomali yang mengakibatkan hancurnya satelit, dan tidak bisa diselamatkan. Meskipun demikian, migrasi dan pemulihan layanan masih terus dilakukan di armada Intelsat dan satelit milik pihak ketiga.
Meski demikian, penyebab pasti meledaknya satelit tersebut masih belum jelas. Angkatan bersenjata antariksa AS (Space Force) mengumumkan bahwa mereka melacak sekitar "20 pecahan" satelit yang mengambang di orbit dan dinilai "tidak memberikan ancaman langsung." Sementara itu, ExoAnalytics Solutions melaporkan adanya 57 pecahan terkait ledakan yang terjadi pada satelit Intelsat.
Menurut Futurism, ledakan tiba-tiba satelit buatan Boeing menunjukkan bahwa masa pakai dan usia satelit memiliki batasan yang ketat. Insiden ini juga menjadi peringatan akan ancaman sampah antariksa terhadap infrastruktur strategis di orbit Bumi.
Satelit buatan Boeing Space Systems yang hancur memiliki ukuran yang setara dengan mobil minivan dan diluncurkan pada tahun 2016. Intelsat memanfaatkan satelit tersebut untuk menyediakan jaringan internet dan komunikasi di wilayah Eropa, Afrika, dan sebagian besar Asia.
IS-33e merupakan satelit kedua yang diluncurkan sebagai bagian dari platform satelit EpicNG yang disebut oleh Boeing sebagai "generasi berikutnya." Satelit pertama dari generasi ini juga telah berhenti berfungsi karena kegagalan sistem pendorong. Pada bulan April 2019, Intelsat menyatakan bahwa satelit tersebut tidak dapat diselamatkan. Penyebab kegagalan tersebut disebabkan oleh hantaman meteorid kecil dan aktivitas matahari.
Untuk satelit kedua, Intelsat telah mengamati kenaikan konsumsi bahan bakar yang signifikan saat satelit berusaha mempertahankan posisinya di orbit. Peristiwa ini terjadi hanya beberapa bulan setelah satelit diluncurkan dan menyebabkan pemangkasan masa pakai satelit dari 15 tahun menjadi 11,5 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi operasional satelit sudah mulai menjadi perhatian serius.
Pada tingkat yang lebih luas, kejadian ini memicu perdebatan tentang keamanan dan ketahanan satelit di orbit Bumi serta dampaknya pada penggunaan satelit untuk layanan komunikasi dan internet. Perusahaan seperti Intelsat harus mempertimbangkan strategi pengelolaan risiko yang lebih matang, termasuk pencegahan dan pemulihan atas potensi kerusakan atau kegagalan satelit di masa depan.
Dengan semakin banyaknya satelit yang beroperasi di orbit Bumi, termasuk satelit-satelit komersial dan militer, perlu adanya perhatian serius terhadap faktor-faktor risiko yang dapat mengganggu keberlangsungan operasional dan ketahanan satelit. Bahkan, kenaikan konsumsi bahan bakar pada satelit IS-33e yang ditemukan hanya beberapa bulan setelah diluncurkan, menunjukkan bahwa perawatan dan pemeliharaan satelit harus ditingkatkan.
Sementara ini, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami lebih dalam faktor-faktor yang mempengaruhi masa pakai, keamanan, dan ketahanan satelit di orbit. Dengan semakin berkembangnya peran satelit dalam kehidupan manusia, termasuk untuk telekomunikasi, navigasi, dan pemantauan lingkungan, keamanan operasional satelit menjadi krusial demi memastikan keberlangsungan layanan yang handal dan terjamin.