Sumber foto: google

Rusia Mau Transfer Teknologi Nuklir ke ASEAN, Indonesia Siap Jajaki

Tanggal: 21 Jun 2024 10:55 wib.
Pemerintah menjajaki kerja sama pengembangan energi nuklir dengan Rusia. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Potensi kerja sama itu dijajaki langsung dengan perusahaan negara Rusia yang bergerak di bidang nuklir, JSC Rosatom. Rencananya, nuklir bakal dimanfaatkan untuk energi ketenagalistrikan dan untuk keperluan non energi, seperti kesehatan dan pertanian.

Transfer teknologi nuklir dari Rusia ke ASEAN merupakan langkah strategis dalam memperkuat hubungan antara Rusia dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Kehadiran teknologi nuklir di ASEAN dapat menjadi faktor penggerak bagi pembangunan infrastruktur energi yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.

Rusia, sebagai salah satu negara adidaya dalam bidang teknologi nuklir, memiliki pengalaman dan keahlian yang layak untuk diperhatikan. Langkahnya untuk berbagi teknologi ini dapat menjadi kesempatan positif bagi negara-negara kecil di kawasan ASEAN untuk memperkuat infrastruktur energi mereka.

Indonesia, sebagai anggota ASEAN dan salah satu pemain penting dalam geopolitik regional, telah menunjukkan kesiapan untuk menjajaki transfer teknologi nuklir dari Rusia. Hal ini tampak dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Rusia yang membahas kerja sama dalam bidang energi, termasuk penggunaan teknologi nuklir untuk keperluan energi bersih di Indonesia. Indonesia menyadari pentingnya diversifikasi sumber energi, dan teknologi nuklir menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan.

Namun, langkah untuk menerima teknologi nuklir tidak boleh diabaikan begitu saja. Pengelolaan teknologi nuklir memerlukan perencanaan yang matang, regulasi yang ketat, serta kesiapan dalam penanggulangan bencana jika terjadi kecelakaan. Kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia dalam mengelola teknologi nuklir menjadi hal yang sangat penting untuk menjadi pertimbangan utama dalam menerima transfer teknologi ini.

Kerja sama dalam transfer teknologi nuklir antara Rusia dan ASEAN juga harus memperhatikan aspek keamanan dan non-proliferasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa penggunaan teknologi nuklir hanya untuk kepentingan damai dan tidak disalahgunakan untuk kepentingan militer atau bahan bakar nuklir senjata.

Dengan demikian, perbincangan mengenai transfer teknologi nuklir dari Rusia ke ASEAN, khususnya Indonesia, memerlukan pendekatan yang cermat dan komprehensif. Indonesia telah menunjukkan minatnya, namun keseluruhan aspek teknis, keamanan, dan dampak lingkungan perlu dikaji secara mendalam sebelum langkah konkret diambil.

Kesimpulannya, transfer teknologi nuklir dari Rusia ke ASEAN, termasuk Indonesia, menjadi peluang yang menarik namun juga memerlukan penilaian yang hati-hati. Harapannya, langkah ini dapat membawa manfaat positif dalam pembangunan infrastruktur energi yang berkelanjutan dan berdaya saing di kawasan ASEAN.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved