Sumber foto: The Robot Report

Robot Canggih Ini Bikin Heboh Silicon Valley, Bernilai Rp671 Triliun Meski Belum Cuan!

Tanggal: 13 Apr 2025 18:29 wib.
Sebuah perusahaan rintisan teknologi bernama Figure AI mendadak mencuri perhatian publik dan investor di awal tahun 2025. Meski belum begitu dikenal sebelumnya, startup ini langsung menggemparkan Silicon Valley karena memiliki ambisi besar: menciptakan robot humanoid masa depan yang dapat menggantikan peran manusia di jalur perakitan industri hingga di rumah tangga. Nilai valuasi yang ditawarkan pun bukan main-main, hampir menyentuh angka US$40 miliar atau sekitar Rp671 triliun.

Melansir dari The Wall Street Journal (WSJ), Figure AI menargetkan akan menempatkan lebih dari 200.000 robot di berbagai sektor industri dan rumah tangga pada tahun 2029. Visi ini tentu sangat ambisius, mengingat tantangan teknis dan rekayasa perangkat keras yang belum berhasil ditaklukkan oleh banyak pengembang dalam beberapa dekade terakhir.

Belum Ada Pendapatan, Tapi Sudah Bernilai Triliunan?

Yang membuat banyak pihak terkejut adalah kenyataan bahwa hingga saat ini, Figure AI belum menghasilkan pendapatan sama sekali, dan hanya mampu memproduksi beberapa lusin robot. Namun, dalam dokumen yang disebar kepada calon investor, Figure menyebutkan bahwa mereka telah berhasil menggandeng BMW sebagai klien komersial pertama mereka. Perusahaan pun optimis dapat meraih pendapatan US$9 miliar pada tahun 2029, jika rencana berjalan mulus.

Pendiri Figure AI, Brett Adcock, menyebut perusahaannya sebagai “saham swasta paling diminati di pasar sekunder.” Dalam unggahan media sosialnya pada 24 Maret, Adcock bahkan mengklaim bahwa Figure lebih dicari dibanding raksasa teknologi seperti SpaceX dan OpenAI. Klaim ini tentu saja menuai pro dan kontra.

Adcock dikenal sebagai pengusaha serial yang sangat vokal di media sosial. Ia sering membagikan update tentang perkembangan perusahaannya, termasuk video demo robot yang tengah melakukan tugas perakitan di fasilitas milik BMW. Dalam unggahannya pada 31 Maret, ia menulis dengan percaya diri, “Ini bukan sekadar uji coba—ini bukti nyata robot otonom beroperasi dalam sistem produksi. Saatnya nyalakan musiknya!”

BMW Masih Dalam Tahap Evaluasi

Menanggapi kemitraan ini, seorang juru bicara BMW menjelaskan bahwa perusahaan mereka memang tengah mengevaluasi teknologi dari Figure AI. Pada awal April, BMW mengonfirmasi bahwa mereka memiliki tiga robot humanoid di fasilitasnya untuk keperluan uji teknis.

“Robot-robot tersebut berlatih mengambil dan memegang komponen selama jam-jam di luar produksi utama,” ungkap juru bicara tersebut. Dalam minggu berikutnya, BMW memperbarui informasinya dan menyatakan kini jumlah robot yang berada di lokasi telah bertambah. Beberapa di antaranya bahkan telah mulai digunakan dalam kondisi produksi nyata, bukan sekadar simulasi.

Valuasi Tinggi dan Strategi Pendanaan

Dalam dokumen investor terbaru, Figure AI mengungkapkan bahwa mereka tengah menggalang dana sebesar US$1,5 miliar dalam putaran pendanaan lanjutan. Jika sukses, ini akan membawa valuasi perusahaan menjadi US$39,5 miliar, angka yang melampaui valuasi perusahaan otomotif mapan seperti Ford dan startup teknologi pertahanan seperti Anduril.

Salah satu penyokong terbesar dalam putaran pendanaan ini adalah Align Ventures. Perusahaan investasi ini diketahui telah menjalankan kampanye intensif selama berminggu-minggu untuk menarik minat investor kecil. Tujuannya adalah mengumpulkan dana melalui mekanisme special purpose vehicles (SPV) atau dana tujuan khusus, sehingga beban investasi yang harus dikeluarkan Align bisa ditekan.

Namun hingga saat ini, baik Adcock maupun Align Ventures belum memberikan komentar resmi kepada WSJ mengenai langkah besar ini.

Apakah Ini Masa Depan Robotika atau Gelembung AI?

Kisah Figure AI menyulut perdebatan sengit di kalangan investor dan analis teknologi. Beberapa menganggap perusahaan ini sebagai game-changer yang berpotensi menyusul bahkan menyalip kemajuan teknologi robotik dari perusahaan seperti Tesla dan Google. Namun tak sedikit pula yang skeptis, menilai ini sebagai indikasi bahwa gelembung AI mungkin tengah mencapai puncaknya—dimana hype dan valuasi melambung jauh melebihi pencapaian nyata.

Terlepas dari perdebatan tersebut, tak bisa dipungkiri bahwa gebrakan Figure AI berhasil menciptakan efek domino di dunia teknologi. Mereka berhasil menarik perhatian publik dan investor global, meski belum memiliki pondasi keuangan yang kuat.

Antara Ambisi dan Realita

Startup seperti Figure AI mencerminkan dinamika luar biasa di dunia teknologi, di mana ide dan mimpi bisa bernilai triliunan rupiah bahkan sebelum produk benar-benar matang. Namun, hal ini juga menyisakan pertanyaan penting: apakah dunia terlalu cepat percaya pada narasi besar sebelum melihat hasil nyata?

Figure AI punya visi besar dan dukungan finansial yang kuat, namun jalan yang harus ditempuh masih sangat panjang. Mereka harus membuktikan bahwa robot humanoid bukan hanya pameran teknologi, tapi benar-benar bisa diandalkan dan digunakan secara massal dalam kehidupan nyata.

Apakah ini akan menjadi tonggak sejarah baru dalam dunia robotika atau hanya kisah startup yang terlalu muluk? Waktu akan menjawabnya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved