Sumber foto: Unsplash.com

Revolution in Construction Industry: Hotel dan Rumah Dibangun Pakai Printer 3D

Tanggal: 26 Sep 2024 19:34 wib.
Industri konstruksi dunia kini telah menyaksikan terobosan yang luar biasa, dimana hotel bertingkat 43 dan 18 rumah tapak dibangun dengan menggunakan teknologi printer 3D. Hotel pertama yang dihasilkan dari cetakan printer 3D ini berdiri tegak di Amerika Serikat, tepatnya di wilayah seluas 16 hektare di sekitar kota Marfa, Texas. Pelaksana proyek ini adalah perusahaan jasa percetakan 3D ICON, yang berbasis di Austin, Texas, bekerja sama dengan perusahaan arsitek Bjarke Ingels Group. Hebatnya, proyek ini membuktikan bahwa dengan menggunakan printer 3D, fitur arsitektur yang sebelumnya dianggap mahal, kini dapat diwujudkan dengan lebih efisien.

Liz Lambert, pemilik El Cosmico, mengungkapkan kegembiraannya atas kemungkinan membangun struktur bangunan dengan sedikit batas dan kemampuan untuk menciptakan desain yang berbeda dari biasanya. Mesin printer 3D yang digunakan adalah Vulcan, yang memiliki dimensi tinggi 4,7 meter, lebar 14,2 meter, dan berat 4,75 ton. Dua unit rumah pertama yang dihasilkan oleh Vulcan memiliki tembok setinggi 3,7 meter. Proses cetak tersebut diawasi oleh seorang teknisi yang bertanggung jawab memastikan kelancaran operasi lengan robot dan selang.

Penggunaan material Lavacrete dalam teknologi printer 3D ini juga menunjukkan inovasi yang luar biasa. Material ini memiliki karakteristik serupa semen, yang diklaim memiliki kekuatan, ketersediaan, dan fungsionalitas yang baik dalam proses cetak. ICON menyatakan bahwa bahan baku Lavacrete dirancang khusus untuk beradaptasi dengan printer 3D. Adapun, Jason Ballard, CEO ICON, menekankan bahwa campuran dan material tersebut telah dioptimalkan untuk menyesuaikan dengan kondisi cuaca, mengingat bahwa kelembaban, suhu, dan kondisi sinar matahari memiliki pengaruh terhadap keandalan material dan warnanya.

Meskipun terdapat kemungkinan teknologi ini akan membuka peluang baru dalam industri konstruksi, namun ada pula kekhawatiran terkait dampak negatifnya. Milad Bazli, ilmuwan dari Charles Darwin University di Australia, menyatakan keprihatinannya akan kehilangan pekerjaan bagi buruh konstruksi dalam jangka panjang akibat metode konstruksi dengan printer 3D.

Pemanfaatan teknologi printer 3D dalam industri konstruksi dapat disikapi sebagai titik awal bagi evolusi baru di bidang ini. Namun demikian, wajib ada evaluasi menyeluruh untuk memastikan bahwa dampak sosial dan ekonomi dari penerapan metode ini dapat dikelola dengan baik, sehingga tidak menimbulkan ketimpangan lapangan kerja di kalangan pekerja lokal, terutama di wilayah terpencil. Dalam konteks ini, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, pelaku industri, dan para pemangku kepentingan untuk merumuskan kebijakan yang mendukung pemanfaatan teknologi ini, sekaligus mampu mengatasi dampak negatif yang mungkin terjadi.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved