Restoran GoFood Ini Bikin Bingung Netizen: Tidak Ada Menu, Nama Mirip, dan Tak Punya Foto Profil! Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Tanggal: 12 Apr 2025 13:58 wib.
Tampang.com | Jagat media sosial kembali dibuat heboh oleh temuan mencurigakan di layanan pesan-antar makanan milik Gojek, yakni GoFood. Kali ini, yang menjadi sorotan bukanlah menu makanan unik atau promo menarik, melainkan kemunculan deretan restoran misterius yang dianggap fiktif oleh para warganet di platform X (sebelumnya Twitter). Fenomena ini dengan cepat menarik perhatian publik dan menimbulkan berbagai spekulasi soal keamanan serta keaslian mitra usaha di aplikasi digital.
Semua bermula dari unggahan akun X dengan nama pengguna @bi*****wira pada Senin, 7 April 2025. Dalam postingannya, akun tersebut membagikan tangkapan layar deretan restoran di aplikasi GoFood yang mencurigakan. Nama-nama restoran itu terkesan asal-asalan namun seragam, seperti “Toko Biasa Saja E320, Cibangkong”, “Toko Biasa Saja E321, Gumuruh”, hingga “Toko Biasa Saja E307, Batununggal”.
Tak hanya namanya yang ganjil, restoran-restoran tersebut juga tidak menampilkan foto profil, tidak memiliki menu apapun, dan sebagian besar menjelaskan hanya menjual "snack" tanpa detail lebih lanjut. Dalam cuitannya, pengguna X itu menulis, “Ini apaan sih @gojekindonesia? Aneh banget,” seraya menandai akun resmi Gojek Indonesia.
Netizen Curiga: Ada yang Janggal di Balik "Restoran Kosong" Ini
Unggahan ini langsung menyebar luas. Hingga Jumat, 11 April 2025, cuitan tersebut sudah dilihat lebih dari 3,8 juta kali, memperoleh lebih dari 3.000 repost, dan disukai oleh lebih dari 37 ribu pengguna X. Banyak warganet yang memberikan komentar serupa—menilai kehadiran akun restoran tersebut sebagai kejanggalan yang perlu ditelusuri lebih lanjut.
Sejumlah netizen bahkan berspekulasi bahwa akun-akun tersebut mungkin digunakan untuk aktivitas mencurigakan, seperti pencucian uang digital, eksploitasi sistem, hingga penyalahgunaan promosi aplikasi. Beberapa lainnya menilai hal ini sebagai bentuk celah sistem yang dapat disalahgunakan oleh oknum untuk keuntungan tertentu.
Respons Cepat Gojek: Akui Adanya Aktivitas Mencurigakan
Tak tinggal diam, pihak Gojek Indonesia akhirnya menanggapi keresahan publik melalui akun resmi X milik mereka. Dalam pernyataannya, Gojek menyatakan telah menemukan adanya aktivitas mencurigakan yang dilakukan oleh pihak yang terafiliasi dengan akun restoran tersebut.
“Kami menemukan adanya aktivitas mencurigakan yang dilakukan oleh oknum resto tersebut,” tulis Gojek dalam pernyataan resmi yang dikutip pada Jumat (11/4/2025). Mereka juga mengonfirmasi bahwa akun-akun restoran tersebut telah dinonaktifkan untuk mencegah potensi pelanggaran lebih lanjut.
Lebih lanjut, Gojek menyatakan bahwa investigasi internal tengah dilakukan untuk mendalami motif, pola, dan kemungkinan adanya jaringan yang lebih luas dari aktivitas semacam ini. Perusahaan menyebutkan bahwa keamanan dan kepercayaan pengguna adalah prioritas utama mereka, dan pihaknya akan mengambil tindakan tegas jika ditemukan pelanggaran.
Fenomena Restoran Fiktif di Aplikasi: Bukan Kasus Pertama
Kejadian semacam ini bukan kali pertama terjadi di dunia platform digital. Dalam beberapa tahun terakhir, kemunculan akun fiktif di berbagai layanan online telah menjadi isu global. Dari akun e-commerce palsu hingga akun driver fiktif di layanan transportasi daring, semuanya menunjukkan pentingnya pengawasan dan validasi data yang lebih ketat dalam sistem digital.
Khusus dalam konteks GoFood, keberadaan akun restoran fiktif dapat merusak kepercayaan pelanggan dan mencederai reputasi ekosistem digital yang telah dibangun dengan baik. Ini juga berpotensi merugikan mitra usaha yang asli dan menjalankan bisnis dengan jujur.
Dampak pada Ekosistem Digital dan Keamanan Konsumen
Kemunculan akun seperti "Toko Biasa Saja" ini menimbulkan sejumlah pertanyaan penting: Apakah Gojek memiliki sistem deteksi dini yang efektif? Bagaimana akun-akun seperti itu bisa lolos dari proses verifikasi awal? Apakah ini menunjukkan adanya celah dalam sistem onboarding mitra?
Jika tidak segera ditangani secara menyeluruh, kasus seperti ini bisa mengurangi rasa aman konsumen dalam menggunakan layanan GoFood. Selain itu, keberadaan akun palsu juga dapat menimbulkan kompetisi yang tidak sehat bagi mitra bisnis asli, terutama UMKM yang bergantung pada platform digital untuk menjangkau pelanggan mereka.
Apa Langkah Selanjutnya?
Gojek menyatakan bahwa mereka akan terus meningkatkan sistem keamanan dan proses seleksi mitra untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Mereka juga mengajak pengguna untuk melaporkan setiap aktivitas mencurigakan melalui kanal layanan pelanggan.
Dari sisi pengguna, penting juga untuk lebih jeli dan berhati-hati ketika memilih restoran di layanan GoFood. Pastikan untuk memilih akun dengan informasi jelas, ulasan positif, dan identitas yang diverifikasi agar tidak tertipu oleh akun-akun fiktif.
Kesimpulan: Dunia Digital Butuh Pengawasan Cerdas
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa di era digital, pengawasan dan keamanan harus menjadi fokus utama setiap platform teknologi. Transparansi dan verifikasi yang ketat bukan hanya demi keamanan bisnis, tapi juga demi menjaga kepercayaan jutaan pengguna yang bergantung pada layanan tersebut setiap hari.
Restoran palsu mungkin terlihat sepele, tapi dampaknya bisa sangat besar jika dibiarkan tanpa tindakan. Dengan kolaborasi antara perusahaan, pengguna, dan regulator, ekosistem digital Indonesia bisa tetap menjadi tempat yang aman dan terpercaya untuk semua.