Sumber foto: iStock

Prospek Bitcoin Jelang Puncak Pemilu AS yang Kini Ada di Rp1,04 M

Tanggal: 27 Okt 2024 15:17 wib.
Kamis (24/10/2024) menjadi hari yang positif bagi para pemilik Bitcoin. Harga Bitcoin mulai membaik dan bergerak di zona hijau, mencapai tertinggi di US$67.479,53 sekitar pukul 8.15 waktu Indonesia. Ini menandai kenaikan sekitar 1% dibandingkan dengan posisi sehari sebelumnya.

Meskipun perbaikan ini belum terlalu signifikan jika dibandingkan dengan pergerakan tiga hari sebelumnya, di mana Bitcoin mengalami penurunan, tetapi dalam 24 jam terakhir telah terjadi kenaikan sebesar 0,44% atau 0,1% dari posisi pekan sebelumnya, menjadi USS$67.219 hingga pukul 13.40 WIB.

Dengan harga yang stabil di kisaran US$67.000-an, ini mencerminkan bahwa Bitcoin sudah kembali ke posisi terbaiknya dalam sepuluh hari terakhir. Pada periode itu, nilai Bitcoin sempat melorot ke US$65.160.

Para trader saat ini tengah mengukur pergerakan jangka pendek di tengah "perburuan likuiditas" pasca lonjakan minggu lalu ke level tertinggi sepanjang masa. Ryan McMillin, kepala investasi di manajer investasi kripto Merkle Tree Capital, menyatakan bahwa koreksi Bitcoin tidak hanya bersumber dari kabar pemilu Amerika Serikat (AS), melainkan juga dari "perburuan likuiditas alami setelah kenaikan besar minggu lalu."

Perburuan likuiditas ini terjadi di pasar yang memiliki posisi leverage, terutama yang memiliki eksposur jangka panjang atau pedagang yang bertaruh pada kenaikan harga. Dengan trader memiliki posisi leverage panjang, perubahan harga dapat memaksa mereka menjual atau melikuidasi aset, menciptakan tekanan ke bawah pada aset tersebut.

Namun demikian, koreksi semacam itu dipandang masih sehat karena secara langsung mengurangi spekulasi berlebih sebelum pasar dapat melanjutkan tren kenaikannya, menurut McMillin.

Pada paruh pertama Oktober, pasar aset kripto, khususnya Bitcoin, dan ekuitas terombang-ambing oleh kabar seputar kondisi keuangan di AS. Kemudian, pasar mendapatkan optimisme dari kabar bahwa "Uptober" akan tiba.

Tony Sycamore, analis pasar di IG Australia Pty, menyatakan bahwa kondisi keuangan yang menguat, seperti aksi jual saham, penguatan dolar AS, dan imbal hasil yang lebih tinggi, tidak menguntungkan bagi kripto di ujung spektrum yang tajam. Namun, ia juga menekankan bahwa beberapa orang akan berpendapat bahwa kondisi keuangan sudah longgar sejak awal, dan ini lebih mengenai kecepatan pengetatan yang terjadi.

Dalam beberapa hari terakhir, Bitcoin terpeleset, mencerminkan adanya perburuan likuiditas. Aset digital ini sudah naik sekitar 60% selama tahun ini, mencapai posisi tertinggi di US$73.798 pada bulan Maret. Dukungan terhadap Bitcoin juga datang dari permintaan atas produk ETF Bitcoin yang diluncurkan akhir Januari.

Perkiraan gerak Bitcoin ke depannya adalah akan melambung, tidak hanya mendekati rekor tertinggi dalam sejarahnya tetapi juga melangkahi level baru di kisaran US$80.000-US$90.000.

Namun demikian, untuk mencapai level tersebut, Bitcoin harus terlebih dahulu mencapai level US$70.000. Pencapaian ini diharapkan dapat didorong oleh hasil dari pemilu AS dan data terkini tentang pendapatan non-pertanian (nonfarm payroll/NFP).

Faktor lain yang memengaruhi pergerakan harga Bitcoin adalah sosok capres Donald Trump. Selain pandangannya yang lebih konkret terhadap kebijakan kripto di AS, jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa mantan Presiden AS ini unggul tipis dari pesaingnya, Kamala Harris dari Partai Demokrat.

Trump sendiri merangkul industri aset digital selama kampanyenya, yang mengangkat sentimen kripto. Namun, masih muncul pertanyaan apakah dampak dari prioritasnya secara lebih luas dapat meredam optimisme tersebut.

Tema yang menjadi fokus pasar global saat ini adalah "kembalinya mantan presiden tersebut ke Gedung Putih," yang secara luas membatasi taruhan pada pelonggaran kebijakan moneter. Jika Trump memenangkan pemilu pada 5 November, ekonomi AS yang sudah kuat dapat mengalami agenda pro-pertumbuhan. Hal ini akan memengaruhi pasar kripto dan keuangan secara keseluruhan.

Dari situ, dapat dilihat bahwa pergerakan harga Bitcoin masih sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik secara internal maupun eksternal. Para pelaku pasar harus tetap memperhatikan perkembangan ini karena akan berdampak pada keputusan investasi di masa mendatang. Kondisi politik, keuangan, dan sentimen pasar dapat menjadi penentu utama dalam pergerakan harga Bitcoin pada periode yang akan datang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved