Sumber foto: iStock

Prediksi Kiamat 2026: Populasi Manusia Tak Terkendali, Apa Solusinya?

Tanggal: 5 Jan 2025 12:51 wib.
Tampang.com | Prediksi tentang kiamat telah lama menimbulkan ketakutan bagi banyak orang di seluruh dunia, dan salah satu pemikiran yang meresahkan adalah pertumbuhan populasi manusia yang begitu cepat di bumi.

Ekonom dan ahli demografi Thomas Malthus telah memberikan peringatan tentang ketidakseimbangan antara jumlah manusia yang terus berkembang dengan pasokan makanan yang ada.

Namun, perkembangan teknologi yang pesat telah mampu meningkatkan produksi makanan sehingga memenuhi kebutuhan manusia yang jumlahnya terus meningkat.

Meskipun demikian, prediksi mengenai kiamat Bumi kembali mencuat di era modern seperti sekarang. Seorang ahli fisika, Heinz von Foerster dari University of Illinois, memprediksi bahwa kiamat Bumi akan terjadi pada 2026 mendatang.

Teorinya yang dikembangkan sejak tahun 1960 didasarkan pada pertumbuhan populasi manusia yang tidak terkendali. Dengan peningkatan pola pertumbuhan yang tidak terkendali, Foerster menyatakan bahwa kiamat akan terjadi pada 2026, atau 2 tahun dari sekarang.

Menurut Foerster, pada tahun 2026, populasi manusia akan mencapai batas maksimum yang dapat ditanggung oleh planet Bumi. Dia melakukan perhitungan matematis yang rumit dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti bencana skala besar, pembentukan masyarakat dunia yang kooperatif, pengembangan metode teknis untuk menciptakan pasokan makanan tanpa batas, dan hal-hal lainnya.

Foerster bahkan mengungkapkan kekhawatirannya bahwa populasi manusia yang terlalu banyak akan menghancurkan diri mereka sendiri. Dia menyatakan bahwa meskipun teknologi produksi makanan semakin canggih, hal ini tidak akan mampu mengejar laju pertumbuhan populasi manusia.

Pertumbuhan jumlah manusia telah meroket pesat sepanjang abad ke-20, dari 3 miliar pada tahun 1960 saat Foerster membuat prediksinya, menjadi 8 miliar saat ini. Foerster menegaskan bahwa jika manusia ingin menghindari kiamat, pemerintah harus melakukan intervensi untuk mengontrol laju pertumbuhan populasi yang semakin cepat.

Salah satu saran Foerster adalah dengan menerapkan kebijakan pajak yang lebih tinggi bagi keluarga yang memiliki lebih dari dua anak. Dia meyakini bahwa ini akan menjadi langkah penting dalam membatasi pertumbuhan populasi manusia.

Sebagai tambahan, masih diperlukan upaya-upaya lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi dampak dari pertumbuhan populasi yang terlalu tinggi, seperti kampanye kesadaran untuk mengendalikan jumlah anak yang lahir, peningkatan akses terhadap kontrasepsi, pendidikan mengenai perencanaan keluarga, dan kebijakan-kebijakan lainnya yang mendukung keluarga berencana.

Selain itu, juga diperlukan upaya untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya alam, pengurangan limbah, dan perlindungan lingkungan hidup.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved