Sumber foto: iStock

Prancis Blokir Akses Pornhub: Ancaman Privasi atau Perlindungan Anak?

Tanggal: 30 Jun 2025 10:03 wib.
Keputusan mengejutkan datang dari perusahaan induk Pornhub, Aylo, yang resmi memblokir akses ke situs web dewasa miliknya di Prancis. Langkah drastis ini diambil sebagai tanggapan atas Undang-Undang baru di Prancis yang mengharuskan seluruh situs pornografi melakukan verifikasi usia pengguna, demi melindungi anak-anak dari paparan konten tidak layak.

Mulai Rabu (26/6/2025), pengguna di Prancis tak lagi dapat mengakses beberapa platform milik Aylo, termasuk YouPorn dan Redtube. Pernyataan resmi dari Wakil Presiden Aylo, Alex Kekesi, menyebut keputusan tersebut diambil setelah bertahun-tahun berupaya mencari solusi yang aman dan melindungi privasi jutaan warga Prancis.

Antara Regulasi dan Perlindungan Data

Regulator komunikasi digital Prancis, Arcom, mengkritik keras keputusan Aylo. Dalam pernyataan resminya, Arcom menyebut perusahaan itu berusaha menghindari kewajiban hukum untuk melindungi anak-anak. Padahal, menurut mereka, sudah tersedia berbagai solusi teknis verifikasi usia yang dinilai aman dan tidak mengorbankan privasi pengguna.

Namun, dari sisi Aylo, tuntutan untuk melakukan verifikasi usia dianggap terlalu berisiko. Kekesi menegaskan, perusahaan menolak menerapkan sistem yang bisa mengekspos data pribadi pengguna, karena berpotensi disalahgunakan atau diretas. “Kami tidak ingin membuka data jutaan orang Prancis terhadap potensi pelanggaran privasi,” tegasnya.

Lebih lanjut, Aylo menilai bahwa tanggung jawab verifikasi usia seharusnya berada di tangan perusahaan teknologi seperti Google, Apple, atau Microsoft, bukan situs penyedia konten dewasa. Pasalnya, perangkat keras seperti ponsel pintar dan komputer menjadi media utama akses, dan menurut Aylo, merekalah yang seharusnya menyediakan fitur verifikasi usia yang aman dan terintegrasi.

Dampak di Negara Konsumen Pornografi Tertinggi

Langkah ini tentu berdampak besar mengingat Prancis adalah negara dengan jumlah pengakses Pornhub terbesar kedua di dunia, hanya kalah dari Amerika Serikat, menurut data resmi tahun 2024.

UU baru yang diberlakukan Prancis pada tahun lalu mewajibkan situs dewasa menerapkan sistem verifikasi usia lebih ketat, termasuk penggunaan kartu kredit atau metode lain untuk memastikan usia pengguna di atas 18 tahun. Meski solusi tersebut terkesan sederhana, namun nyatanya menimbulkan kekhawatiran besar terhadap keamanan dan kerahasiaan data.

Dalam hal ini, Menteri Kesetaraan Gender Prancis, Aurore Bergé, menyambut positif pemblokiran akses tersebut. Ia menyebut langkah Aylo sebagai bentuk penolakan terhadap hukum perlindungan anak yang sudah jelas diberlakukan.

“Pornhub, YouPorn, dan Redtube menolak mematuhi aturan kami dan memutuskan hengkang. Itu keputusan yang bagus,” tulisnya di platform X (dulu Twitter). Ia menegaskan bahwa ini akan mengurangi akses anak-anak ke konten kekerasan dan merendahkan yang tersebar luas di platform dewasa.

Tren Global: Perlindungan Anak dan Regulasi Digital

Apa yang terjadi di Prancis sejatinya merupakan bagian dari tren global perlindungan anak di dunia digital. Di Amerika Serikat, lebih dari 19 negara bagian kini telah mengesahkan Undang-Undang serupa yang mewajibkan situs dewasa memverifikasi usia pengguna, termasuk melalui pemindaian wajah atau pengunggahan dokumen identitas.

Sejumlah situs pornografi besar seperti Pornhub pun memilih menutup akses secara total di negara-negara bagian tersebut, dibandingkan harus membayar layanan verifikasi yang mahal dan berisiko membuka data pengguna.

Tak berhenti di situ, Komisi Eropa juga telah meluncurkan penyelidikan terhadap Pornhub dan tiga situs dewasa besar lainnya. Mereka diduga tidak mematuhi peraturan perlindungan anak yang tertuang dalam regulasi digital Uni Eropa.

Badan eksekutif UE mengungkap tengah mengembangkan aplikasi khusus untuk verifikasi usia yang akan memungkinkan pengguna membuktikan mereka sudah berusia 18 tahun tanpa mengungkapkan data pribadi lainnya secara daring.

Dilema Global: Kebebasan Digital vs Keamanan Anak

Langkah-langkah ketat yang diambil pemerintah ini menimbulkan perdebatan luas antara dua kutub kepentingan: perlindungan anak dan kebebasan serta privasi pengguna dewasa. Di satu sisi, regulasi memang diperlukan untuk melindungi generasi muda dari paparan konten merusak. Namun di sisi lain, pengumpulan data sensitif oleh situs web—terutama yang berisi konten dewasa—memunculkan risiko kebocoran data yang sangat besar.

Hal inilah yang coba dijawab oleh Aylo. Mereka mengklaim bahwa permasalahan sebenarnya bukan sekadar soal mengikuti aturan, tetapi menyangkut keamanan data jutaan pengguna yang bisa terancam bila verifikasi usia dilakukan tanpa jaminan keamanan maksimal.

Kesimpulan

Fenomena pemblokiran situs dewasa di Prancis ini adalah peringatan nyata bagi dunia digital: keseimbangan antara perlindungan anak dan hak privasi pengguna dewasa masih jadi pekerjaan rumah besar. Di tengah upaya berbagai negara menegakkan batasan moral dan keamanan, diskusi soal siapa yang bertanggung jawab atas kontrol usia—situs web atau perusahaan teknologi—masih terus menggelinding.

Yang pasti, masa depan akses internet dewasa kini ditentukan oleh regulasi yang ketat, tuntutan etika digital, dan inovasi sistem verifikasi yang aman serta tidak melanggar privasi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved