Petani Lebak Berhasil Mengembangkan Tanaman Bawang Merah
Tanggal: 27 Jun 2024 16:20 wib.
Petani di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, telah berhasil mengembangkan tanaman bawang merah setelah hasil uji coba menunjukkan hasil panen yang memuaskan. Tanaman bawang merah ini mampu menghasilkan produksi sebanyak 600 kilogram.
Menurut Ketua Kelompok Tani Sri Makmur 2 Desa Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Sukri, hasil panen tersebut berhasil dijual dengan rata-rata harga Rp30 ribu per kilogram, menghasilkan total uang sekitar Rp18 juta. Keberhasilan ini merupakan awal dari bantuan benih Bima Brebes yang diberikan oleh Dinas Pertanian Provinsi Banten kepada para petani di daerah ini. Benih Bima Brebes ini merupakan varietas unggul dengan masa panen yang relatif singkat, yaitu sekitar 60 hari setelah tanam, sehingga tanaman bawang merah tersebut sangat cocok untuk dikembangkan di Kabupaten Lebak.
Saat ini, para petani di Kabupaten Lebak telah mulai menanam bawang merah di lahan seluas 2.500 meter persegi dengan menggunakan benih sebanyak 200 kilogram. Mereka berharap dapat menghasilkan produksi sebanyak 2 ton. Meskipun biaya produksi tanaman bawang merah di lahan seluas 2.500 m2 itu sekitar Rp10 juta, namun jika produksi mencapai 2 ton dengan harga Rp30 ribu per kilogram, maka akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp60 juta. Dengan demikian, petani dapat meraup keuntungan bersih sekitar Rp50 juta setelah memotong biaya produksi.
Sukri juga menjelaskan bahwa minat untuk menggeluti pertanian bawang merah ini didasari oleh pengalamannya sebagai petani bawang di kampung halamannya di Bima, NTB. Meski demikian, perawatan tanaman bawang merah terbukti lebih rumit dibandingkan dengan tanaman padi dan tanaman pangan lainnya. Tanaman bawang merah membutuhkan perawatan khusus, di mana setiap pagi harus disiram air agar tanaman tumbuh subur.
Dalam upayanya mengembangkan pertanian bawang merah, Sukri mengungkapkan optimisme bahwa binaan petani di wilayah ini bisa menghasilkan produksi bawang merah yang cukup untuk memenuhi permintaan pasar lokal di Rangkasbitung. Hal ini juga diperkuat oleh motivasi dari Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, yang mendorong petani untuk mengembangkan tanaman bawang merah mengingat permintaan pasar yang terus meningkat.
Dalam konteks ini, permintaan bawang merah untuk pasar lokal Rangkasbitung saja saat ini dipasok dari Brebes, Jawa Tengah. Dengan adanya keberhasilan petani Lebak dalam mengembangkan tanaman bawang merah, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari daerah lain. Dengan demikian, petani lokal akan dapat memenuhi permintaan pasar lokal dengan produk yang dihasilkan secara mandiri.