Sumber foto: iStock

Persaingan Ketat China vs AS di Industri Mobil Tanpa Sopir: Siapa yang Akan Memimpin Era Robotaxi?

Tanggal: 25 Mar 2025 14:58 wib.
Industri kendaraan otonom atau mobil tanpa pengemudi (autonomous vehicles/AV) kini tengah mengalami transformasi yang signifikan. Persaingan ketat antara China dan Amerika Serikat menggerakkan dinamika sektor otomotif, khususnya yang berkaitan dengan evolusi mobil listrik (electric vehicles/EV). 

Dalam era digital ini, munculnya mobil tanpa sopir tidak hanya sekadar wawasan masa depan, tetapi juga menjadi kenyataan yang nyaris ada di depan mata kita. Dengan perkembangan AV, sejumlah peluang bisnis baru muncul, salah satunya adalah layanan transportasi online berbasis taksi otomatis atau robotaxi. Beberapa perusahaan, baik di China maupun di AS, tidak ragu untuk memulai uji coba layanan robotaxi.

Di antara sekian banyak pelopor dalam industri ini, terdapat nama-nama terkenal seperti Waymo, Cruise, Didi Chixing, Baidu Apollo, WeRide, AutoX, SAIC Motor, Pony.ai, Zoox, dan tentu saja, Tesla. Meskipun Tesla berhasil menarik perhatian banyak orang dengan inovasinya, kenyataannya pelayanan robotaxi mereka belum sepenuhnya beroperasi di publik hingga saat ini. Elon Musk, yang dikenal dengan ambisi besar dan visinya dalam industri otomotif, baru-baru ini memperkenalkan konsep robotaxi Tesla pada Oktober 2024. Namun, laporan dari Reuters menunjukkan bahwa mereka baru meraih izin untuk tahap awal uji coba.

Di sisi lain, Waymo, anak perusahaan Alphabet yang mungkin belum sepopuler Tesla, kini tengah bersinar sebagai pemimpin dalam pasar robotaxi. Dengan pelayanan yang sudah mencapai 200.000 perjalanan berbayar per minggunya di wilayah San Francisco, Los Angeles, dan Phoenix, Waymo menunjukkan betapa jauh mereka telah menjelajah dalam industri ini. Dalam langkah terbarunya, Waymo memperluas layanannya ke Austin, Texas, sekaligus meningkatkan cakupan operasional di Bay Area, San Francisco.

Awal Mula Ambisi Google

Perkembangan Waymo tidak lepas dari visi Google yang dimulai sekitar 16 tahun lalu. Pada tahun 2009, Google memulai proyek menciptakan mobil tanpa pengemudi tanpa banyak yang membayangkan bahwa hal itu suatu saat akan menjadi kenyataan. Dalam waktu singkat, proyek tersebut berkembang menjadi inisiatif fundamental di Google X dan akhirnya berganti nama menjadi Waymo setelah tujuh tahun berlalu. Melalui penelitian dan pengembangan yang intensif, serta upaya untuk mendapatkan izin regulasi, Waymo resmi meluncurkan layanan robotaxi untuk publik pada tahun 2020.

Langkah besar Waymo berhasil menarik perhatian pasar dengan suntikan dana eksternal yang signifikan. Pada tahun pertama, Waymo mendapatkan pendanaan awal, diikuti dengan tambahan dana sebulan setelahnya, yang totalnya mencapai US$5,6 miliar (sekitar Rp92,4 triliun) dari berbagai investor, termasuk Alphabet, Andreessen Horowitz, Fidelity, Tiger Capital, dan banyak lagi.

Pencapaian Waymo dalam meningkatkan layanan mereka terbilang menakjubkan. Hanya dalam waktu tiga tahun, jumlah layanan yang mereka tawarkan melampaui satu juta. Dan pada tahun 2024, layanan Waymo One telah melakukan lebih dari 4 juta perjalanan. Data menunjukkan bahwa Waymo kini memiliki lebih dari 700 kendaraan di jalan dan setiap minggunya kendaraan-kendaraan ini melakukan sekitar 200.000 perjalanan. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan dengan hanya 100.000 perjalanan per minggu pada bulan Oktober tahun lalu.

Keamanan dan Pengembangan Berlanjut

Dalam konteks layanan yang terus berkembang, keamanan masih menjadi perhatian utama di industri kendaraan tanpa sopir. Takedra Mawakana, co-CEO Waymo, menggarisbawahi bahwa menjaga budaya keselamatan dan membangun kepercayaan pengguna adalah hal yang esensial. "Membangun budaya keselamatan, kepercayaan, akan menjadi bagian penting dari fokus kami selama dua tahun terakhir," katanya. Ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi semakin maju, tantangan untuk memastikan keamanan pengguna tetap menjadi prioritas utama.

Waymo juga tidak hanya berfokus pada pengembangan di dalam negeri. Mereka mulai melakukan pengumpulan data di jalanan Tokyo, Jepang, meski dengan pengemudi hadir di dalam kendaraan. Rencana ini menunjukkan ambisi Waymo untuk memperluas jangkauan layanan mereka secara global, sambil tetap menekankan pentingnya regulasi dan keselamatan.

Dengan setiap kemajuan teknologi yang ada, industri kendaraan otonom menunjukkan potensi yang luar biasa untuk revolusi dalam cara kita bertransportasi. Evolusi dari kendaraan konvensional menuju robotaxi yang sepenuhnya otonom mengisyaratkan pergeseran naluri konsumen dalam mencari kenyamanan dan efisiensi. Sebuah era baru dalam mobilitas sedang dimulai, dan Waymo, meskipun namanya kurang dikenal dibanding Tesla, membuktikan bahwa inovasi dan eksekusi yang tepat dapat membawa mereka ke tampuk kekuasaan dalam era kendaraan tanpa sopir yang canggih ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved