Sumber foto: iStock

Perang Dagang Teknologi: Strategi Baru AS Cegah Akses China ke Chip AI

Tanggal: 17 Des 2024 16:18 wib.
Perang dagang di sektor teknologi antara China dan Amerika Serikat (AS) terus berlanjut dan semakin meningkat. Kabar terbaru menyebutkan bahwa AS memberikan kekuasaan kepada raksasa teknologi seperti Google dan Microsoft untuk menjadi "penjaga gawang" (gatekeeper) di seluruh dunia, terkait akses terhadap chip kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang sangat dicari. Hal ini tentu menjadi pukulan besar bagi China yang sedang giat mengembangkan teknologi AI-nya.

Dalam skema yang kabarnya dirilis bulan ini, Google dan Microsoft diwajibkan untuk mematuhi syarat-syarat yang dibuat oleh pemerintah AS, termasuk melaporkan informasi kunci kepada pemerintah AS dan memblokir akses chip AI ke China. Selain itu, dua perusahaan tersebut juga diberikan kewenangan untuk menawarkan kemampuan kecerdasan buatan (AI) dalam cloud di luar negeri tanpa lisensi.

Bagi perusahaan lain yang tidak memiliki status "gatekeeper," mereka akan harus bersaing untuk mendapatkan lisensi dalam mengimpor sebagian kecil chip AI canggih buatan Nvidia dan AMD ke negara-negara lain. Aturan baru ini, sebagaimana yang disinyalir, akan mengecewakan banyak negara di luar China. Pengetatan ini sekaligus memastikan China tidak mendapat akses chip AI dengan bantuan negara lain.

Langkah AS untuk membatasi akses chip AI ini bukan tanpa alasan. Mereka khawatir bahwa China dapat memanfaatkan kekuatan AI untuk memperkuat kekuatan militer, melancarkan serangan siber yang kuat, atau bahkan melatih senjata biologis. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi pihak AS, mengingat perang dagang teknologi merupakan salah satu bentuk pertarungan memperebutkan supremasi dunia.

Aturan baru ini menunjukkan bahwa para pejabat di pemerintahan Joe Biden berupaya keras untuk menyederhanakan proses persetujuan ekspor chip AI, sekaligus mencegah pihak-pihak yang "ilegal" untuk mengaksesnya atau menyalurkannya ke China. Implikasinya pun dirasa signifikan secara global, dan masyarakat internasional menunggu perkembangan selanjutnya terkait hal ini.

Meskipun demikian, aturan baru ini ternyata menuai beragam respons. Kementerian Keuangan AS, misalnya, menolak berkomentar terkait isi dan jadwal regulasi baru tersebut dirilis. Sumber dalam menyebut rencana pemerintah juga kemungkinan masih bisa berubah. Respons dari perusahaan teknologi yang menjadi fokus utama aturan baru ini, seperti Google dan Microsoft, juga masih menjadi tanda tanya besar. Bagaimana mereka akan menanggapi aturan ini serta bagaimana langkah yang akan mereka ambil ke depan, menjadi hal yang sangat menarik untuk diikuti.

Namun, tanggapan yang positif datang dari Nvidia, produsen chip AI tercanggih dan terbesar di dunia. Mereka mengatakan siap bekerja sama dengan pemerintah dalam mematuhi kebijakan baru tersebut. Di sisi lain, AMD tidak memberikan tanggapan resmi terkait aturan baru ini, sehingga masih menjadi pertanyaan bagaimana AMD akan bersikap di tengah ketatnya persaingan teknologi antara China dan AS.

Bukan hanya itu, aturan baru ini juga mengecualikan 19 negara sekutu AS seperti Belanda, Jepang, dan Taiwan, yang akan memiliki akses tak terbatas terhadap chip AI atau kemampuan yang disediakannya. Sementara itu, negara-negara yang terkena embargo nuklir, termasuk Rusia, China, Iran, dan Venezuela, tetap terblokir untuk memperoleh chip AI dari AS.

Dari sini, terlihat bahwa perang dagang teknologi antara China dan AS telah memasuki babak baru yang lebih kompleks. Keputusan AS untuk membatasi akses chip AI yang sangat dicari oleh China, serta respons beragam dari pihak-pihak terkait, menggambarkan betapa sengitnya persaingan di sektor teknologi saat ini. Implikasi dari aturan baru ini juga tidak hanya berdampak pada kedua negara, melainkan juga akan memberikan konsekuensi global yang dapat melibatkan banyak pihak terkait.

Tentu saja, masih banyak pertanyaan yang harus dijawab terkait aturan baru ini. Bagaimana China akan merespons langkah AS ini, serta bagaimana pihak AS akan menindaklanjuti implementasi aturan tersebut, akan menjadi cerita menarik yang patut untuk kita ikuti.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved