Sumber foto: iStock

Penyelidikan Terhadap Baicells: Apakah Perusahaan Telekomunikasi China Ini Menjadi Ancaman Keamanan AS?

Tanggal: 19 Jan 2025 20:28 wib.
Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) dan FBI kini tengah melakukan penyelidikan terhadap Baicells Technologies, sebuah perusahaan penyedia perangkat telekomunikasi yang didirikan oleh mantan senior Huawei.

Penyelidikan ini dilaksanakan untuk menilai potensi ancaman keamanan yang mungkin ditimbulkan oleh operasi perusahaan tersebut di AS. Baicells, yang didirikan pada 2014, awalnya mengembangkan bisnisnya di Amerika Utara dan kini telah merambah ke berbagai wilayah lain.

Perusahaan ini diketahui telah menyediakan peralatan telekomunikasi untuk lebih dari 700 jaringan seluler komersial di seluruh negara bagian AS, menurut informasi yang tersedia di situs web mereka.

Dalam proses penyelidikannya, Departemen Perdagangan AS telah memanggil Baicells untuk memberikan keterangan lebih lanjut. Selain itu, Federal Communications Commission (FCC), badan regulator telekomunikasi AS, juga mengajukan permintaan agar dilakukan pemeriksaan lebih dalam terkait aktivitas perusahaan ini.

Sementara itu, FBI telah sejak lama memperhatikan kemungkinan ancaman dari peralatan telekomunikasi asal China, dimulai sejak 2019. Penyelidikan ini dilaporkan pertama kali oleh Reuters, yang mengutip wawancara dengan lebih dari 30 pejabat, mantan pejabat pemerintahan, serta beberapa mantan karyawan Baicells. Email-email yang didapat dari FBI juga menjadi salah satu sumber informasi dalam laporan tersebut.

Menurut pakar keamanan, investigasi terhadap Baicells ini mengindikasikan kekhawatiran yang masih mendalam di kalangan pejabat AS terkait kemungkinan penggunaan perangkat telekomunikasi oleh China untuk kegiatan spionase.

Hal ini tidak lepas dari latar belakang sanksi yang telah diterapkan AS terhadap perusahaan-perusahaan teknologi asal China, seperti Huawei dan ZTE, dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun sanksi tersebut telah diterapkan, pemerintah AS tetap merasa waspada dan khawatir akan kemungkinan China memanfaatkan teknologi telekomunikasi untuk memata-matai AS.

Sun Lixin, Direktur Baicells yang berkantor pusat di Beijing, menyatakan kepada Reuters bahwa perusahaan mereka siap bekerja sama sepenuhnya dengan proses yang diminta oleh pemerintah AS. Meskipun demikian, Sun menegaskan bahwa Baicells tidak percaya ada risiko keamanan yang terkait dengan produk-produk radio yang mereka tawarkan. Pernyataan ini menunjukkan sikap percaya diri dari Baicells bahwa produk mereka tidak membahayakan keamanan nasional AS.

Namun, meskipun Baicells menunjukkan sikap kooperatif, investigasi ini terus berlanjut tanpa adanya komentar resmi dari FBI, Departemen Perdagangan, Departemen Kehakiman (DOJ), atau FCC mengenai hal ini. Beberapa waktu lalu, Pentagon juga memasukkan Baicells ke dalam daftar 134 perusahaan yang dianggap memiliki hubungan dengan militer China.

Namun, Pentagon tidak memberikan bukti lebih lanjut terkait klaim tersebut, yang kemudian memicu reaksi dari Baicells yang menyatakan ketidaksetujuannya terhadap penunjukan tersebut dan berencana untuk mengajukan banding.

Penyelidikan terhadap Baicells ini muncul bersamaan dengan meningkatnya kekhawatiran di kalangan pejabat AS mengenai ancaman spionase dan peretasan yang dilakukan oleh kelompok hacker yang diduga berasal dari China. Baru-baru ini, sejumlah laporan mengungkapkan bahwa kelompok hacker China berhasil membobol jaringan telekomunikasi di AS dan membahayakan data serta privasi warga AS. Kejadian-kejadian semacam ini semakin memperburuk ketegangan antara AS dan China, khususnya terkait dengan masalah keamanan siber.

Bagi AS, ancaman dari perangkat telekomunikasi yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan asal China, seperti Baicells, merupakan isu yang sangat serius. Mengingat teknologi telekomunikasi memainkan peran vital dalam infrastruktur negara, pemerintah AS merasa perlu untuk memastikan bahwa peralatan yang digunakan dalam jaringan komunikasi tidak dapat disusupi oleh pihak-pihak yang memiliki niat jahat.

Oleh karena itu, penyelidikan terhadap Baicells menjadi bagian dari upaya untuk memastikan bahwa tidak ada potensi ancaman yang bisa merusak sistem keamanan nasional.

Penyelidikan ini juga merupakan bagian dari gambaran lebih besar terkait ketegangan antara AS dan China dalam sektor teknologi. Dalam beberapa tahun terakhir, AS telah menerapkan berbagai sanksi terhadap perusahaan-perusahaan China yang dianggap mengancam keamanan, dengan Huawei dan ZTE menjadi dua contoh terbesar.

Langkah ini dipicu oleh kekhawatiran akan potensi pemanfaatan teknologi untuk kegiatan spionase, terutama di bidang telekomunikasi dan siber. Penyidikan terhadap Baicells kini menambah daftar panjang perusahaan teknologi asal China yang menjadi sorotan di AS.

Ke depan, hasil dari penyelidikan ini akan sangat menentukan apakah Baicells dapat melanjutkan operasionalnya di AS atau menghadapi pembatasan yang lebih ketat. Bagi AS, menjaga keamanan komunikasi dan melindungi data sensitif menjadi prioritas utama, sementara bagi Baicells, perjuangan untuk membuktikan bahwa produk mereka tidak membahayakan menjadi tantangan besar yang harus dihadapi.

Sebagai penutup, kasus ini menunjukkan bagaimana hubungan geopolitik dan keamanan siber saling terkait dalam dunia bisnis teknologi. Baicells harus menghadapi tantangan besar dalam menjaga reputasi dan kepercayaan publik, sementara AS harus terus mencari cara untuk melindungi infrastruktur telekomunikasinya dari potensi ancaman luar negeri.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved