Peneliti Usul Tebar 5 Juta Ton Berlian ke Langit Agar Bumi Selamat
Tanggal: 8 Nov 2024 19:10 wib.
Cuaca bumi semakin panas dan fenomena pemanasan global semakin tidak terkendali. Hal ini telah mendorong sekelompok ilmuwan untuk mencari solusi efektif untuk menanggulangi masalah ini. Salah satu usulan yang menarik adalah mengusulkan penyebaran 5 juta ton debu berlian ke atmosfer Bumi. Menurut ahli, ini adalah sebuah saran yang layak untuk mendinginkan Bumi dan meredakan dampak pemanasan global.
Studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters telah mengusulkan debu berlian sebagai solusi untuk mendinginkan planet ini. Ide ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sekelompok pakar klimatologi dan ilmu bumi di ETH Zurich, dan menjadi sorotan utama dalam memperkenalkan cara alternatif dalam geoengineering untuk mengatasi pemanasan global.
Para peneliti tersebut melakukan studi yang difokuskan pada pembuatan model iklim 3D untuk mengeksplorasi dampak aerosol terhadap lingkungan guna mengurangi suhu selama kurun waktu 45 tahun. Mereka mengevaluasi tujuh zat, termasuk sulfur dioksida dan debu berlian, sebagai solusi paling efektif dalam memerangi pemanasan global.
Penelitian ini menemukan bahwa debu berlian menunjukkan efisiensi yang tinggi untuk memantulkan sinar matahari dan panas dibandingkan dengan aerosol lain yang telah diuji. Selain itu, debu berlian juga memiliki kemampuan untuk bertahan di udara lebih lama tanpa menggumpal, yang merupakan hal penting dalam mengurangi efek retensi panas.
Hasil penelitian ini memprediksi bahwa sekitar 5 juta ton debu berlian buatan manusia yang disemprotkan ke atmosfer setiap tahun dapat mengurangi suhu bumi hingga 1,6° Celcius dalam jangka waktu 45 tahun. Selain itu, debu berlian dinilai tidak aktif secara kimia dan tidak menimbulkan bahaya terhadap lingkungan seperti halnya oksida sulfur yang dapat memicu dampak lingkungan yang merugikan.
Meskipun debu berlian terbukti lebih ramah lingkungan daripada solusi alternatif, namun, pendekatan geoengineering ini masih memerlukan biaya yang sangat besar. Estimasi biaya untuk implementasi ini diperkirakan mencapai sekitar US$200 triliun, sehingga memunculkan pertanyaan yang signifikan terkait ketersediaan dana.
Penemuan ini, meskipun menarik, tidak serta-merta menggeser solusi lain seperti penggunaan aerosol sulfur buatan yang juga telah dipertimbangkan sebelumnya. Namun, efek buruk dari penggunaan aerosol sulfur termasuk hujan asam dan degradasi lapisan ozon membuat debu berlian menjadi alternatif yang menarik.
Mengambil inspirasi dari fenomena alam, terutama letusan Gunung Pinatubo pada tahun 1991 yang mampu menurunkan suhu global secara signifikan, penggunaan geoengineering merupakan suatu solusi bermasalah yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Implementasi ini harus diimbangi dengan penilaian hati-hati terhadap dampaknya terhadap lingkungan serta ketersediaan dana yang memadai.
Usulan untuk menggunakan debu berlian sebagai metode geoengineering telah menarik perhatian banyak pihak. Dengan adanya kajian lebih lanjut terkait dampak lingkungan, serta strategi kelayakan finansial yang sesuai, solusi ini mungkin dapat menjadi pilihan yang efektif dalam menangani masalah pemanasan global dalam jangka panjang. Solusi ini mungkin memunculkan perdebatan sengit dan pertimbangan etika di saat yang bersamaan, terutama terkait dampak jangka panjangnya terhadap lingkungan dan masyarakat secara keseluruhan.