Peneliti Temukan Cara Aneh tapi Ampuh Setop Wabah Demam Berdarah
Tanggal: 10 Nov 2024 05:47 wib.
Sebuah inovasi menarik dalam upaya pengendalian demam berdarah telah ditemukan oleh para peneliti di UC Santa Barbara. Mereka menemukan bahwa perkawinan antara nyamuk demam berdarah bisa dihentikan dengan cara yang aneh, yaitu dengan membuat salah satu indera hewan tersebut tidak berfungsi, seperti pendengaran nyamuk tuli. Temuan ini memiliki potensi besar dalam pengendalian penyebaran demam berdarah, termasuk penularan virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Para peneliti, termasuk Craig Montell, dari UC Santa Barbara, melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa nyamuk jantan yang tuli tidak tertarik untuk kawin dengan nyamuk betina.
Mereka menemukan bahwa nyamuk betina biasanya akan mengepakkan sayapnya dengan kekuatan 500 Hz, namun saat nyamuk jantan tuli mendengarnya, mereka tidak terbang dan mendengung pada frekuensi yang lebih tinggi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendengaran memainkan peran penting dalam perilaku kawin nyamuk demam berdarah. Para peneliti mengidentifikasi neuron pendengaran yang terletak di dasar antena pada struktur organ Johnston sebagai faktor utama dalam perilaku perkawinan nyamuk. Mereka fokus pada saluran sensori yang disebut TRPVa, yang merupakan analog dari saluran pendengaran lalat buah.
Dalam penelitian ini, para peneliti berhasil melumpuhkan TRPVa pada nyamuk Aedes Aegypti, sehingga nyamuk tersebut tidak dapat bereaksi terhadap suara. Sebaliknya, nyamuk dengan pendengaran yang lebih baik langsung melakukan perkawinan dengan nyamuk betina berkali-kali dalam beberapa menit. Dengan demikian, pendengaran nyamuk mempengaruhi tingkat aktivitas kawin antara nyamuk jantan dan betina.
Menariknya, penelitian ini juga menunjukkan bahwa meskipun jantan tuli tidak tertarik untuk kawin, nyamuk betina yang tuli tetap memiliki nafsu kawin. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai perbedaan dampak dari gangguan pendengaran pada nyamuk jantan dan betina, di mana nyamuk jantan memiliki jumlah neuron pendengaran yang lebih banyak daripada nyamuk betina.
Temuan ini memiliki implikasi besar dalam upaya pengelolaan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui vektor nyamuk, terutama dalam hal mengendalikan populasi nyamuk Aedes Aegypti.
Dengan pemahaman lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perilaku kawin nyamuk, diharapkan penularan penyakit seperti demam berdarah dapat dikurangi dengan cara yang efektif dan inovatif.
Proyek pengendalian penyebaran demam berdarah juga melibatkan kerjasama antara Universitas Indonesia dengan berbagai pihak termasuk didalamnya Bill Gates. Konten yang disampaikan oleh Bill Gates di platform Youtube mengenai proyek tersebut juga menjadi salah satu upaya untuk menjangkau masyarakat luas, sehingga informasi dan pengetahuan mengenai cara mengendalikan wabah demam berdarah dapat disebarkan dengan lebih efektif.