Sumber foto: google

Peneliti Gandeng Meta untuk Menganalisis Dampak Media Sosial Bagi Remaja

Tanggal: 19 Jul 2024 15:28 wib.
Meta telah memberikan akses data Instagram kepada sekelompok peneliti yang berbasis di Amerika Serikat untuk menganalisis dampak media sosial terhadap kesehatan mental pengguna remaja. Hal ini dilaporkan oleh Engadget pada Kamis. Sebuah program percontohan, yang dinamakan Instagram Data Access Pilot for Well-Being Research, diluncurkan oleh Center for Open Science (COS) bekerja sama dengan Meta untuk melakukan penelitian independen terkait dampak sosial media terhadap kesehatan mental remaja.

Program ini akan menggunakan data Instagram yang dikumpulkan selama enam bulan untuk melakukan riset independen. Selain meneliti dampak media sosial terhadap remaja, penelitian ini juga bertujuan untuk memperhatikan perbedaan positif dan negatif dari populasi masyarakat di seluruh dunia, serta penyebab keterkaitan Instagram dengan kesehatan emosional dan sosial.

Akses data yang diperoleh oleh para peneliti akan meliputi informasi tentang pengikut akun pengguna Instagram, daftar akun yang diikuti oleh mereka, dan jumlah waktu yang dihabiskan untuk berinteraksi dengan aplikasi jejaring sosial tersebut. Namun demikian, para peneliti tidak akan mendapatkan akses terhadap informasi demografi pengguna, konten unggahan, maupun komentar pengguna. Data riset ini diperoleh dari akun pengguna di 24 negara, termasuk Inggris dan Amerika Serikat.

Tidak hanya itu, riset sejenis juga telah dilakukan oleh para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), New York University, dan Stanford. Mereka menemukan hubungan paralel antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental seseorang. Perhatian terhadap isu dampak media sosial bagi kesehatan mental muncul saat mantan direktur teknik Protect and Care Facebook, Arturo Béjar, memberikan kesaksian di hadapan subkomite Kehakiman Senat Amerika Serikat. Dia mengungkapkan bahwa telah memperingatkan Meta, termasuk CEO-nya Mark Zuckerberg, melalui email tentang bahaya yang dapat ditimbulkan oleh platform mereka bagi generasi muda.

Arturo Béjar menyatakan, "Pengalaman saya, setelah mengirim email itu dan melihat apa yang terjadi setelahnya, mereka tahu ada hal-hal yang dapat mereka lakukan tentang hal itu tetapi mereka memilih untuk tidak melakukannya sehingga kami tidak dapat mempercayai mereka dengan anak-anak kami."

Béjar juga mengungkapkan bahwa tujuh hari sebelum sidang, 13% pengguna Instagram antara usia 13-15 tahun menerima dorongan seksual yang tidak sesuai. Selain itu, dia juga menyaksikan putrinya sendiri yang berusia 16 tahun menunjukkan tanda-tanda penurunan kesehatan mental setelah menerima komentar yang tidak pantas dari seorang pengguna.

Sebulan sebelum sidang tersebut, 41 negara bagian mengajukan gugatan terhadap Meta atas dugaan menyesatkan publik tentang potensi dampak adiksi Facebook dan Instagram bagi kalangan remaja.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved