Pemerintah RI Mau Lakukan Pembatasan Anak Bermain Medsos, Berikut Inisiatifnya
Tanggal: 19 Nov 2024 09:24 wib.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, bertemu dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi dalam sebuah pertemuan yang membahas banyak hal, termasuk literasi digital untuk perempuan dan anak-anak.
Mereka menyoroti bahaya media sosial bagi perempuan dan anak-anak, yang menjadi perhatian khusus karena beberapa kasus lapangan menunjukkan dampak negatif dari penggunaan media sosial yang tidak cermat.
Kementerian PPA berencana merilis program ruang bersama bernama Merah Putih, yang direncanakan akan diluncurkan bertepatan dengan Hari Ibu, 22 Desember mendatang.
Program ini direncanakan akan bekerja sama dengan seluruh kementerian, dengan basis di tingkat desa. Hal ini merupakan upaya untuk memberikan solusi terhadap dampak buruk penggunaan media sosial bagi anak-anak dan perempuan.
Arifah menjelaskan bahwa anak-anak tidak bisa dilarang untuk bermain media sosial atau gadget, oleh karena itu pemerintah harus memberikan alternatif solusi. Salah satu solusinya adalah dengan menawarkan permainan tradisional sebagai pengganti kegiatan bermain gadget.
Oke kalau saya tidak boleh main gadget apa solusinya? Maka salah satunya adalah kita akan tawarkan di sana kita sediakan permainan-permainan tradisional, jelasnya.
Penawaran permainan tradisional ini dipandang sebagai solusi yang efektif karena permainan tersebut memiliki filosofi yang baik, di mana anak-anak dapat belajar kolaborasi, kerja sama, sportivitas, dan nilai-nilai moral lainnya.
Selain itu, Kementerian PPPA juga akan meningkatkan kreativitas dan keterampilan anak-anak dengan menghadirkan pelatih tari, penulis, seniman lukis, vokalis, dan pelatih drama.
Selain pembatasan dalam penggunaan media sosial, upaya untuk meningkatkan literasi digital juga ditekankan. Hal ini dilakukan dalam rangka memperluas koneksi dengan Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, untuk memaksimalkan kerja-kerja lapangan di bidang perlindungan anak dan perempuan.
Dampak dari penggunaan media sosial lebih dari sekadar isu teknologi, tetapi juga berkaitan dengan dampak sosial, emosional, dan psikologis terhadap perempuan dan anak-anak. Oleh karena itu, program Merah Putih diharapkan dapat memberikan pendekatan holistik dalam menangani permasalahan ini.
Menurut data dari Kementerian PPPA, penyalahgunaan media sosial telah membawa dampak negatif terhadap perilaku dan kesehatan mental anak-anak serta perempuan.
Berbagai konten tidak layak yang tersebar di media sosial dapat memengaruhi pola pikir, perilaku, dan antarmuka sosial mereka. Oleh karena itu, perlindungan terhadap anak-anak dan perempuan dalam lingkup digital tidak dapat diabaikan.
Dengan semakin maraknya konten digital yang tidak layak, perlindungan dan pendampingan terhadap anak-anak dan perempuan dalam mendapatkan akses yang aman dan sehat dalam dunia digital menjadi semakin penting.
Program Merah Putih menjadi langkah awal pemerintah untuk memberikan pendekatan yang holistik, termasuk melalui peningkatan literasi digital dan alternatif kegiatan yang lebih positif bagi anak-anak.
Upaya yang dilakukan oleh Kementerian PPPA merupakan langkah yang dinilai penting dalam menjaga kesejahteraan anak-anak dan perempuan di era digital ini. Melalui program Merah Putih, diharapkan akan tercipta lingkungan digital yang lebih aman, sehat, dan memberikan ruang bagi anak-anak dan perempuan untuk berkembang secara positif di tengah arus informasi digital yang semakin kompleks.
Keberadaan permainan tradisional dan peningkatan literasi digital diharapkan akan mempersiapkan generasi muda untuk menggunakan teknologi dengan bijaksana dan meminimalisir dampak negatifnya.