Pemerintah Australia Rencanakan Pemblokiran Media Sosial untuk Mengurangi Kecanduan Anak Muda
Tanggal: 18 Okt 2024 18:13 wib.
Pemerintah Australia saat ini sedang merencanakan langkah untuk memblokir akses media sosial guna mengurangi kecanduan yang semakin merajalela di kalangan generasi muda. Namun, rencana tersebut telah menimbulkan protes dari kalangan anak muda di Australia.
Salah seorang yang menyampaikan protes adalah Tereza Hussein (14), seorang pengungsi yang tinggal di Darwin. Hussein menyatakan keprihatinannya bahwa larangan penggunaan media sosial akan menghapus akses komunikasinya dengan neneknya yang belum pernah dia temui secara langsung.
Menurut Hussein, larangan tersebut akan menjadi dampak yang sangat besar dalam kehidupannya. Ia merasa bahwa akan sulit baginya untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang dia tinggalkan, terutama neneknya. Hussein, yang lahir di Republik Demokratik Kongo, menyatakan bahwa media sosial merupakan satu-satunya cara baginya untuk terhubung dengan neneknya sebelumnya.
Hussein sendiri jarang menggunakan media sosial. Ia lebih sering menggunakan Instagram dan Snapchat untuk melihat foto dan video dari keluarga dan teman-temannya.
Pernyataan Hussein ini sejalan dengan apa yang dikatakan para ahli tentang 'titik buta' dalam rencana pemerintah Australia untuk menetapkan usia minimum dalam menggunakan media sosial. Rencana ini merupakan tanggapan atas kekhawatiran tentang kasus perundungan (bullying), predator, dan kesehatan fisik serta mental.
Namun, belum ada detail terkait dengan rencana pemblokiran tersebut, seperti kapan rencana ini akan disahkan dan aturan mengenai usia serta platform apa yang akan terpengaruh untuk verifikasi usia pengguna.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian kalangan, terutama remaja migran, LGBTQIA+, dan orang-orang dengan latar belakang minoritas lainnya, akan adanya pemblokiran usia yang dapat membatasi akses mereka ke dukungan sosial yang sangat penting.
Di Australia, survei menunjukkan bahwa sekitar 97% remaja menggunakan media sosial dengan rata-rata empat platform. Hal ini menjadikan remaja di Australia sebagai kelompok yang paling terhubung melalui media sosial di dunia.
Namun, survei juga mencatat bahwa hampir dua pertiga orang tua remaja di Australia melaporkan kekhawatiran tentang penggunaan media sosial oleh anak-anak mereka, berdasarkan survei yang dilakukan oleh layanan pemuda ReachOut pada tahun 2024.