Sumber foto: Reuters

PDD Holdings Gagal Penuhi Target Pendapatan: Tekanan Ekonomi China & Persaingan Ketat Jadi Tantangan

Tanggal: 23 Mar 2025 15:55 wib.
Tampang.com | PDD Holdings, yang dikenal sebagai induk dari platform e-commerce Pinduoduo dan Temu, baru-baru ini mengalami kegagalan dalam memenuhi target pendapatan yang dipatok oleh pasar. Hal ini terjadi di tengah kondisi permintaan yang terus menunjukkan kelemahan di China, meskipun pemerintah telah memberikan insentif dan diskon besar-besaran untuk mendorong belanja konsumen. Data terbaru menunjukkan rng ekonomi China dalam kondisi menurun, mendorong konsumen untuk lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang.L

Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh PDD menunjukkan tanda-tanda penurunan yang terus berlanjut, mencerminkan tantangan serius yang dihadapi oleh perusahaan di tengah kerasnya persaingan sektor e-commerce. Saat ini, PDD tidak hanya bersaing dengan Alibaba, yang dikenal sebagai pemimpin pasar, tetapi juga JD.com, keduanya telah melaporkan pendapatan yang lebih baik dari yang diperkirakan dalam beberapa minggu terakhir. Meskipun demikian, PDD hanya mengoperasikan Pinduoduo di pasar China dan Temu di luar negeri.

Temu, yang pernah mengincar untuk memasuki pasar Indonesia, harus menghadapi kebijakan pemblokiran oleh pemerintah negara itu. Pemblokiran ini dilakukan karena khawatir akan dampaknya terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal yang sudah ada. Pengusaha lokal khawatir bahwa masuknya Temu bisa mematikan daya saing mereka di pasar yang semakin ketat. 

Dalam analisisnya, Vinci Zhang dari M Science menjelaskan bahwa kinerja Alibaba yang lebih baik berpotensi memberikan kerugian bagi PDD, yang diperkirakan kinerja sahamnya akan tertekan mengingat tingginya investasi yang dilakukan oleh Alibaba dalam menjaga retensi pedagangnya. Hal ini telah menyebabkan dampak negatif pada PDD, terutama karena terdapat banyak ketertungan antara kategori produk yang ditawarkan oleh kedua perusahaan ini. Selain itu, JD.com memiliki posisi yang lebih kuat dalam hal produk elektronik dan peralatan, sehingga lebih mampu meraih keuntungan dari subsidi yang diberikan oleh pemerintah.

Dalam laporan keuangannya, PDD mengumumkan bahwa untuk kuartal yang berakhir pada 31 Desember, mereka mencatat pendapatan sebesar 110,61 miliar yuan. Angka ini berada di bawah perkiraan analis yang diprakirakan mencapai 115,38 miliar yuan, sesuai dengan data dari LSEG. Namun, ada satu titik positif, yaitu laba yang disesuaikan dari PDD mencapai 20,15 yuan per American Depository Share, yang melampaui estimasi analis sebesar 19,81 yuan. Kesuksesan ini sebagian besar disebabkan oleh pendapatan bunga dan investasi yang lebih tinggi serta faktor nilai tukar mata uang yang menguntungkan.

Sementara itu, Temu telah menikmati lonjakan popularitas di pasar internasional. Dengan menawarkan harga yang sangat terjangkau untuk beragam produk—mulai dari pakaian, peralatan rumah tangga, hingga barang elektronik—Temu berhasil menarik perhatian pembeli di pasar besar seperti Amerika Serikat dan Eropa. Model bisnis ini telah memikat segmen konsumen yang sadar akan harga, menghadapi persaingan yang semakin ketat di antara pemain e-commerce global.

Namun, tidak semua berita baik bagi Temu. Perubahan mendatang dalam kebijakan de minimis di AS menjadi salah satu ancaman utama bagi kelangsungan bisnis mereka. Kebijakan de minimis memungkinkan barang impor di bawah nilai US$800 untuk bebas dari tarif dan prosedur bea cukai, yang selama ini telah memberi keuntungan bagi perusahaan-perusahaan China seperti Temu dan Shein. Jika perubahan ini benar-benar terjadi, dapat merugikan harga dagangan yang ditawarkan oleh Temu, serta fokus pada penguasaan pasar.

Chen Lei, co-CEO PDD Holdings, telah memberikan pandangannya tentang tantangan yang dihadapi perusahaan dalam skala global. Dia mengungkapkan bahwa perkembangan lingkungan eksternal yang cepat dan pergeseran persaingan akan menjadi tantangan berat bagi model bisnis global mereka. Dia menekankan bahwa kombinasi dari semua situasi ini dapat menimbulkan rintangan yang tidak kecil dalam menjalankan bisnis di pasar internasional.

Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya adaptasi dan strategi yang tepat bagi perusahaan-perusahaan e-commerce agar tetap bisa bersaing di tengah ketatnya persaingan global. Kabarnya, banyak pemain lain di sektor ini juga mulai melakukan inovasi dan memperbaiki strategi pemasaran mereka untuk bisa bertahan dan terus tumbuh dalam situasi yang tidak menentu.

Selain itu, industri e-commerce di China dan dunia masih penuh dengan dinamika yang menarik untuk diikuti. Dengan perkembangan teknologi, perubahan kebijakan, dan perilaku konsumen yang terus berubah, perusahaan-perusahaan seperti PDD Holdings, Alibaba, dan JD.com harus mampu beradaptasi dengan cepat agar tidak tertinggal dalam persaingan yang makin kompetitif ini. Mari kita lihat bagaimana mereka akan menjawab tantangan dan peluang yang datang ke depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved