Sumber foto: Unsplash

Pasien Kanker Sukses Menerima Penanaman Hati dari Babi

Tanggal: 20 Jun 2024 18:51 wib.
 

Pada 17 Mei 2024, Rumah Sakit Universitas Kedokteran Anhui di Hefei, Tiongkok, melakukan xenotransplantasi hati dari babi ke manusia pertama secara klinis pada seorang pasien berusia 71 tahun.

Profesor Sun Beicheng memimpin operasi tersebut, menandai xenotransplantasi organ kelima di dunia. Setelah satu minggu pengamatan, tidak ada tanda-tanda penolakan, dan indikator kesehatan pasien kanker tersebut normal. Fungsi hati yang ditransplantasi menunjukkan sekresi empedu harian sekitar 200 mililiter, menandakan integrasi dan fungsionalitas yang sukses.

Xenotransplantasi, yang melibatkan penanaman organ dari satu spesies ke spesies lain, menggunakan babi karena kesamaan ukuran dan anatomi organ dengan manusia, memberikan solusi untuk kegagalan organ yang parah.

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia, kasus kanker yang memerlukan transplantasi hati semakin meningkat setiap tahun. Tiongkok sendiri mempunyai jumlah pasien kanker yang memerlukan transplantasi hati yang cukup tinggi. Dengan adanya terobosan xenotransplantasi antarspesies ini, diharapkan dapat memberikan solusi bagi pasien kanker dengan kegagalan hati yang membutuhkan transplantasi.

Xenotransplantasi organ dari babi ke manusia telah menjadi topik kontroversial dalam dunia medis dan masyarakat umum. Namun, dengan kemajuan teknologi dan pertimbangan etika yang cermat, xenotransplantasi menjadi alternatif yang menarik dalam penanganan kegagalan organ.

Selain itu, xenotransplantasi juga diharapkan dapat mengurangi masa tunggu pasien untuk mendapatkan organ yang sesuai. Data menunjukkan bahwa jumlah orang yang membutuhkan transplantasi organ, terutama hati, jauh melebihi jumlah organ yang tersedia. Hal ini menimbulkan antrian panjang dan menyebabkan banyak pasien meninggal sebelum mendapatkan kesempatan untuk transplantasi.

Kegagalan hati merupakan salah satu kondisi medis yang serius dan sering kali dapat mengancam nyawa. Sementara terapi dan pengobatan konvensional dapat memberikan bantuan untuk jangka pendek, namun bagi sebagian pasien, transplantasi hati merupakan satu-satunya harapan untuk menyelamatkan nyawa.

Selain masalah ketersediaan organ, risiko penolakan juga menjadi hambatan utama dalam transplantasi antarspesies. Namun, dengan hasil yang positif dari kasus xenotransplantasi hati ini, diharapkan dapat memberikan dorongan bagi pengembangan teknologi dan regulasi terkait xenotransplantasi di masa depan.

Dalam pandangan masyarakat, xenotransplantasi memang masih memerlukan pendekatan yang hati-hati dan komprehensif terkait etika dan juga keamanan pasien. Namun, kemungkinan besar pasien yang memerlukan transplantasi organ akan melihat xenotransplantasi sebagai harapan baru yang dapat memberikan kesempatan hidup yang lebih baik.

Pejabat kesehatan Tiongkok telah memberikan tanggapan positif terhadap terobosan ini, menyatakan bahwa hasil xenotransplantasi hati ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut dalam pengembangan teknologi xenotransplantasi.

Namun, masih perlu dilakukan studi yang lebih mendalam terkait aspek etika, keamanan, dan juga efektivitas jangka panjang dari xenotransplantasi ini. Terobosan ini juga membawa tantangan baru terkait regulasi, pengawasan, dan juga pendidikan kepada masyarakat terkait xenotransplantasi yang baru ini.

Dalam konteks perjalanan medis, xenotransplantasi antar spesies ini dapat dianggap sebagai tonggak sejarah. Hal ini membawa harapan baru bagi pasien kanker dengan kegagalan hati dan memberikan dorongan bagi pengembangan teknologi dan regulasi terkait xenotransplantasi di masa depan. Selain itu, terobosan ini juga dapat menjadi landasan bagi pengembangan solusi lain terkait kegagalan organ dan penyakit serius lainnya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved