Pabrikan China Bangun Pabrik di AS, Ancaman atau Peluang Baru untuk Dunia Bitcoin?
Tanggal: 20 Jun 2025 13:57 wib.
Di tengah ketegangan hubungan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, sejumlah perusahaan teknologi asal Negeri Tirai Bambu mulai memindahkan sebagian besar operasinya ke luar negeri. Salah satunya datang dari sektor kripto, di mana produsen perangkat keras penambangan Bitcoin asal China memutuskan untuk membangun pabrik di wilayah AS. Langkah ini dianggap sebagai upaya strategis untuk menghindari dampak buruk dari perang dagang yang terus memanas.
Tiga nama besar dalam industri perangkat tambang Bitcoin, yaitu Bitmain, Canaan, dan MicroBT, memimpin pergerakan ini. Ketiganya diketahui sebagai penyedia lebih dari 90% perangkat rig penambangan Bitcoin di seluruh dunia, menjadikan mereka pemain kunci dalam menopang infrastruktur mata uang kripto terbesar tersebut.
Menghindari Tarif Tinggi, Canaan dan MicroBT Ambil Langkah Cepat
Perusahaan Canaan telah memulai uji coba produksi rig penambangan di AS. Langkah ini dilakukan tak lama setelah Presiden Donald Trump kembali mengumumkan kebijakan tarif tinggi terhadap produk teknologi dari China. Tujuannya cukup jelas: menghindari biaya tambahan yang signifikan akibat tarif impor dan mempertahankan daya saing di pasar Amerika.
Sementara itu, MicroBT juga menyatakan komitmen untuk menerapkan strategi lokalisasi, yang berarti memperluas operasional mereka langsung di wilayah AS. Hal ini memungkinkan mereka tetap dekat dengan pelanggan sambil menghindari potensi tarif ekspor yang tinggi.
Eksekutif Canaan, Leo Wang, mengatakan bahwa keputusan membangun fasilitas di Amerika bukan karena perangkat mereka dianggap berisiko, tetapi lebih kepada efisiensi dan perlindungan dari pembatasan perdagangan.
“Kami melakukan ini untuk menekan biaya bagi kami dan pelanggan. Tarif impor membuat kami harus mencari alternatif lokasi produksi,” jelas Wang dalam wawancara dengan Reuters pada Selasa, 18 Juni 2025.
Dampak Tarif dan Strategi Trump terhadap Industri Kripto
Trump, dalam kebijakan ekonominya yang baru, menetapkan tarif dasar 10% untuk berbagai produk impor, dan secara khusus mengenakan tambahan 20% terhadap produk-produk asal China. Kebijakan ini tidak hanya berdampak pada manufaktur tradisional, tetapi juga langsung menyentuh sektor teknologi canggih seperti penambangan kripto.
Tak hanya itu, jika perusahaan-perusahaan China mendirikan pabrik perakitan mereka di negara-negara Asia Tenggara, maka negara-negara tersebut pun berisiko dikenakan tarif tambahan oleh pemerintah AS. Ini mendorong para produsen untuk membangun pabrik langsung di dalam wilayah Amerika, demi menghindari sanksi tambahan.
Ambisi Trump: Presiden Kripto?
Meski kebijakannya keras terhadap produk asal China, Trump secara terbuka menyatakan dukungan terhadap mata uang kripto. Ia bahkan menyebut dirinya siap menjadi “presiden kripto” jika terpilih kembali. Langkah ini dipandang sebagai bentuk dukungan terhadap adopsi luas teknologi blockchain dan aset digital di AS.
Dukungan Trump terhadap kripto diperkuat oleh langkah anaknya, Eric Trump, yang bekerja sama dengan perusahaan teknologi dan energi, Hut 8, untuk membangun fasilitas penambangan Bitcoin di AS. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan cadangan strategis penambangan kripto di dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap komponen impor.
Ketergantungan pada China: Risiko Tersembunyi?
Meskipun AS mulai mengembangkan ekosistem kripto-nya sendiri, peran besar China dalam penyediaan infrastruktur penambangan Bitcoin tetap menjadi tantangan serius. Sejumlah analis memperingatkan, jika Beijing tiba-tiba membatasi ekspor alat tambang atau memanipulasi rantai pasok global, maka kestabilan jaringan Bitcoin secara keseluruhan bisa terancam.
John Deaton, seorang pengacara hukum kripto terkemuka di AS, mengungkapkan kekhawatiran ini secara terbuka. “Jika China membatasi ekspor atau mengganggu distribusi komponen penting, dampaknya bisa sangat besar terhadap jaringan Bitcoin dan pengguna di AS,” jelasnya.
Hal ini menunjukkan betapa vitalnya diversifikasi lokasi produksi dan penguatan kemandirian teknologi untuk menjaga stabilitas ekosistem kripto global.
Peluang Strategis bagi AS dalam Dunia Kripto
Langkah perusahaan China yang membangun pabrik di AS mungkin terlihat kontradiktif di tengah konflik perdagangan. Namun jika dilihat dari sisi lain, ini justru bisa menjadi kesempatan strategis bagi AS untuk memperkuat kendali terhadap rantai pasok industri kripto.
Dengan membangun pabrik secara lokal, perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya bisa menyesuaikan diri terhadap kebijakan tarif AS, tapi juga ikut membentuk infrastruktur digital Amerika yang semakin tumbuh. Dalam jangka panjang, kolaborasi antara teknologi dari China dan pasar AS bisa menciptakan standar baru bagi transparansi, keamanan, dan efisiensi dalam dunia penambangan Bitcoin.
Kesimpulan
Perpindahan basis produksi perusahaan tambang Bitcoin asal China ke AS adalah cerminan dari dinamika kompleks antara geopolitik, teknologi, dan industri kripto. Di satu sisi, kebijakan tarif dari Trump memaksa produsen untuk beradaptasi, namun di sisi lain, hal ini bisa menjadi peluang untuk membangun ekosistem kripto yang lebih kuat dan independen di Amerika.
Bagaimanapun, kolaborasi global dalam bidang teknologi tinggi seperti ini harus tetap mengutamakan transparansi, keamanan, dan keberlanjutan—agar tidak hanya mendukung perkembangan ekonomi digital, tetapi juga memperkuat posisi negara dalam kompetisi teknologi global yang kian intens.