Orang Tua di Inggris Gugat TikTok! Tantangan Viral Diduga Sebabkan Kematian Anak
Tanggal: 22 Feb 2025 13:54 wib.
Tampang.com | Sejumlah orang tua di Inggris dikabarkan menuntut TikTok karena dianggap bertanggung jawab atas kematian anak-anak mereka. Gugatan ini diajukan melalui sebuah lembaga asal Amerika Serikat (AS) bernama Social Media Victims Law Center, yang dikenal sering menangani kasus terkait dampak negatif media sosial pada anak-anak dan remaja.
TikTok sebagai salah satu platform media sosial terbesar di dunia memiliki banyak konten yang terus bermunculan setiap waktu. Salah satu jenis konten yang sering viral adalah tantangan atau challenge yang diikuti oleh banyak pengguna. Namun, beberapa tantangan ini dinilai berbahaya, bahkan berpotensi fatal.
Tantangan Berbahaya yang Berujung Kematian
Para orang tua yang menggugat TikTok adalah keluarga dari beberapa remaja, di antaranya Isaac Kenevan, Archie Battersbee, Julian "Jools" Sweeney, dan Maia Walsh. Mereka menuding TikTok telah merekomendasikan tantangan berbahaya, yang dikenal sebagai "tantangan mati lampu" atau "blackout challenge" kepada anak-anak mereka.
Blackout challenge adalah tantangan di mana peserta diminta untuk menahan napas atau mencekik diri sendiri sampai kehilangan kesadaran. Tantangan ini telah menyebabkan beberapa korban jiwa di berbagai negara. Menurut gugatan yang diajukan, TikTok didesain sedemikian rupa agar menciptakan ketergantungan yang berbahaya pada penggunanya, terutama anak-anak dan remaja. Mereka juga menuduh bahwa algoritma TikTok terus menerus menampilkan konten berbahaya tanpa adanya batasan yang cukup.
"Ini bukan bahaya yang dicari atau ingin dilihat anak-anak saat mereka menggunakan TikTok," bunyi pernyataan dalam gugatan tersebut, seperti dikutip dari Android Headlines, Rabu (12/2/2025).
TikTok Membantah Tuduhan
Menanggapi tuntutan tersebut, TikTok mengklaim bahwa tantangan blackout sudah lama diblokir sejak tahun 2020. Mereka juga menyatakan bahwa platform mereka aktif dalam menghapus dan melarang konten berbahaya serta terus memperbarui kebijakan keamanan untuk melindungi pengguna, terutama anak-anak dan remaja.
Meskipun demikian, para orang tua korban merasa langkah-langkah yang diambil oleh TikTok belum cukup. Mereka menuntut tanggung jawab lebih dari pihak perusahaan, termasuk memberikan akses kepada orang tua untuk melihat akun anak mereka setelah meninggal dunia akibat tantangan yang dipromosikan oleh platform.
Perjuangan Orang Tua untuk Mendapatkan Akses Akun
Salah satu orang tua korban, Ellen Roome, ibu dari Julian "Jools" Sweeney, telah lama berjuang agar bisa mengakses akun TikTok anaknya. Ia ingin mengetahui lebih dalam tentang alasan kematian putranya, yang diduga kuat akibat mengikuti tantangan tersebut.
Namun, TikTok tidak memberikan izin bagi orang tua untuk mengakses akun anak yang telah meninggal. Roome kemudian memperjuangkan hak ini melalui sebuah aturan yang ia sebut sebagai "Hukum Jools", yang bertujuan agar orang tua bisa mendapatkan akses ke akun media sosial anak-anak mereka yang telah tiada.
"Kami harus pergi ke pengadilan di AS untuk mencoba melakukannya. Menurut saya, ini salah secara moral. TikTok memiliki kemampuan untuk memberikan akses tersebut, tetapi mereka tidak melakukannya," kata Roome dengan penuh kekecewaan.
Media Sosial dan Bahaya Tantangan Viral
Kasus ini kembali menyoroti bahaya tantangan viral di media sosial, khususnya bagi anak-anak dan remaja yang mudah terpengaruh oleh tren daring. TikTok bukan satu-satunya platform yang menghadapi masalah serupa. Sebelumnya, beberapa tantangan berbahaya juga muncul di YouTube, Instagram, dan media sosial lainnya.
Para ahli menyarankan agar orang tua lebih aktif dalam mengawasi aktivitas anak-anak mereka di media sosial. Selain itu, regulasi yang lebih ketat juga diperlukan untuk memastikan bahwa platform seperti TikTok lebih bertanggung jawab dalam menyaring dan mengontrol konten yang mereka rekomendasikan kepada pengguna muda.
Kasus gugatan ini masih berlangsung dan menjadi perhatian banyak pihak. Apakah TikTok akan bertanggung jawab atau justru terbebas dari tuduhan? Yang jelas, perdebatan mengenai keamanan media sosial bagi anak-anak akan terus berlanjut di masa mendatang.