Orang Terkaya Dunia Berencana Migrasi ke Mars dengan Alasan Tersembunyi
Tanggal: 1 Nov 2024 06:42 wib.
Pendiri Amazon dan orang terkaya ketiga di dunia, Jeff Bezos, telah mengungkapkan keinginannya untuk meninggalkan Bumi dan menetap di Mars. Meskipun demikian, beliau rupanya menyimpan alasan terpendam yang belum pernah diungkapkan ke publik.
Saat ini, Jeff Bezos menempati posisi orang terkaya nomor tiga di dunia dengan total kekayaan mencapai US$ 208,4 miliar (sekitar Rp 3.264 triliun). Kekayaan ini hanya kalah dari CEO Tesla, Elon Musk, serta CEO Oracle, Larry Ellison.
Rahasia yang disimpan Jeff Bezos terungkap oleh jurnalis New Yorker, Sarah Larson, yang mengakui pernah mendengar tentang alasan tersembunyi yang dimiliki Bezos yang tak pernah diungkapkan secara publik.
Larson menyebutkan, "Saya masih teringat ketika saya mewawancarai seseorang yang akrab dengan Jeff Bezos. Dia bilang, 'Jeff memiliki alasan pribadi untuk pergi ke Mars. Namun, saya belum merasa nyaman untuk membagikan informasi lebih lanjut terkait hal itu.’"
Selain itu, Bezos juga memiliki perusahaan penerbangan antariksa bernama Blue Origin, yang menjadi salah satu pesaing utama dari perusahaan penerbangan antariksa milik Elon Musk, SpaceX. Meskipun begitu, jika dibandingkan dengan Musk yang terkenal karena ambisinya membangun koloni di Mars, Bezos lebih cenderung tertutup dalam mengungkapkan alasan dan rencananya terkait perjalanan ke Mars.
Elon Musk secara terang-terangan mengumumkan ambisinya untuk membangun koloni di Mars. Sementara Bezos, melalui perusahaan Blue Origin, telah membagikan ide-idenya tentang koloni di Mars dalam sebuah podcast. Menurutnya, manusia di Mars akan tinggal di sebuah stasiun luar angkasa berbentuk silinder raksasa.
Bezos juga menyatakan keinginannya untuk melihat triliunan manusia tinggal di Tata Surya. Baginya, dengan populasi manusia yang besar tersebut, akan lahir ribuan orang jenius seperti Mozart dan Einstein. Namun, untuk mencapainya, diperlukan sebuah stasiun luar angkasa raksasa karena permukaan dari planet Mars terlalu kecil untuk menampung penduduk dengan jumlah yang signifikan.
Selain itu, Bezos juga diketahui memiliki hubungan dekat dengan Washington Post, sebuah surat kabar yang dimilikinya, yang baru-baru ini memutuskan untuk tidak memberikan dukungan kepada salah satu calon presiden Amerika Serikat. Menurut kabar yang beredar, Bezos terlibat dalam keputusan tersebut.
Sarah Larson melanjutkan ceritanya di media sosial dengan bercanda mengenai pemilihan presiden Amerika Serikat. Ia menyebut, "Sepertinya alasannya adalah karena di luar angkasa tidak ada demokrasi." Hal ini menunjukkan bahwa Bezos mungkin merasa bahwa di luar angkasa, orang tidak lagi terikat oleh hal-hal seperti politik dan demokrasi seperti yang terjadi di Bumi.
Salah satu hal yang menarik untuk dicatat adalah pernyataan Bezos tentang rencananya untuk pergi ke Mars. Dalam beberapa kesempatan, Bezos tampaknya lebih tertutup dan kurang vokal dibandingkan dengan Musk, yang rajin memberikan pernyataan-pertanyaan secara terbuka kepada publik mengenai rencananya untuk kolonisasi Mars. Tapi, hal ini hanya menambah misteri dari keinginan Bezos.
Tak bisa disangkal bahwa explorasi antariksa dan kolonisasi planet lain telah menjadi topik yang semakin relevan. Banyak perusahaan antariksa dan tokoh-tokoh terkemuka di dunia, seperti Jeff Bezos dan Elon Musk, tengah berfokus pada upaya kolonisasi Mars. Upaya ini tidak hanya merupakan eksplorasi ilmiah, tetapi juga merupakan bisnis potensial yang mendorong industri antariksa untuk terus berkembang.
Sejak kemunculan teleskop Hubble pada awal 1990-an, minat terhadap eksplorasi antariksa dan kolonisasi planet lain semakin meningkat. Manusia telah menunjukkan minat yang besar dalam menjelajahi luar angkasa dan mengetahui lebih dalam mengenai planet-planet di luar Bumi. Dalam beberapa dekade terakhir ini, banyak proyek misi antariksa telah diluncurkan, yang menunjukkan tingginya minat dan investasi dalam eksplorasi luar angkasa.
Namun, kolonisasi Mars bukan tanpa tantangan. Selain masalah teknis terkait transportasi dan keberlangsungan hidup di planet lain, masih banyak aspek hukum dan etika yang perlu dipertimbangkan. Beberapa persoalan yang muncul termasuk kepemilikan tanah, regualasi internasional, dan hak asasi manusia di planet lain.
Dalam konteks ini, itulah yang membuat keinginan Bezos untuk pindah ke Mars lebih menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Selain alasan-alasan pribadi yang mungkin dimiliki, tujuan kolonisasi planet Mars juga memiliki dampak yang cukup luas, baik secara ilmiah, sosial, maupun ekonomi.
Dengan demikian, kolonisasi Mars menjadi topik yang menarik untuk ditelusuri lebih jauh, terutama bagi masyarakat umum yang semakin tertarik dalam pendalaman pengetahuan mengenai kehidupan diluar Bumi.