Oracle Incar Batam untuk Pusat Cloud di Asia Tenggara, Indonesia Siap Jadi Pemain Kunci?
Tanggal: 15 Mar 2025 13:34 wib.
Tampang.com | Oracle Corp, raksasa teknologi yang berbasis di Austin, Texas, saat ini sedang menjajaki peluang untuk membangun pusat layanan cloud di Indonesia. Diskusi ini dilakukan secara resmi dengan pemerintah setempat dan menarik perhatian banyak pihak mengingat potensi besar yang dimiliki kawasan Asia Tenggara sebagai salah satu pusat pertumbuhan teknologi di dunia. Menurut sumber yang tidak mau diungkap identitasnya, keputusan Oracle untuk berinvestasi di Indonesia semakin menguat karena mereka ingin memperluas jejak pusat data mereka di wilayah ini.
Pulau Batam, yang terletak tepat di selatan Singapura, dianggap sebagai kandidat yang ideal untuk lokasi proyek ini. Menariknya, Nongsa Digital Park di Batam sedang menjadi sorotan utama sebagai alternatif pusat data. Kawasan ini bukan hanya menawarkan beberapa pusat data lain yang sudah ada, tetapi juga memiliki status zona perdagangan bebas yang sangat menguntungkan bagi pelaku bisnis.
Lebih lanjut, letak Batam yang berdekatan dengan Singapura, salah satu negara terkaya di dunia, membuatnya semakin menarik. Singapura dan Malaysia sudah memiliki infrastruktur yang mendukung layanan cloud, dan Oracle memiliki rencana untuk mengembangkan bisnis serupa di area tersebut. Penempatan pusat data di Batam diharapkan dapat memberikan kemudahan akses bagi pelanggan Oracle di dua negara tersebut, yang juga merupakan pasar potensial untuk layanan teknologi.
Namun, sumber tersebut menekankan bahwa pembicaraan ini masih dalam tahap awal dan belum ada keputusan final yang diambil. Oleh karena itu, segala sesuatu masih bisa berubah tergantung pada hasil diskusi lebih lanjut antara Oracle dan pemerintah Indonesia. Belum ada komentar resmi baik dari Oracle maupun perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia mengenai perkembangan ini.
Di sisi lain, Nongsa Digital Park sudah dikenal luas di industri karena menawarkan beragam fasilitas yang sangat menguntungkan. Mereka memiliki pasokan tenaga listrik yang memadai, sistem keamanan yang ketat, serta kondisi seismik yang menguntungkan. Selain itu, kawasan ini dilengkapi dengan 13 kabel serat optik bawah laut internasional yang menghubungkannya dengan banyak titik di Indonesia, Singapura, dan bahkan pantai barat Amerika Serikat. Fasilitas ini tentu menjadi nilai tambah yang signifikan bagi Oracle dan perusahaan-perusahaan lain yang ingin berinvestasi di Batam.
Pusat data juga menjadi daya tarik bagi perusahaan-perusahaan besar lainnya. Contohnya, Gaw Capital Partners, sebuah perusahaan investasi di bidang real estate, baru saja meluncurkan pusat data di Nongsa Digital Park beberapa waktu lalu. Kegiatan ini menunjukkan adanya arus investasi dari perusahaan-perusahaan besar di sektor teknologi ke dalam infrastruktur yang mendukung layanan cloud dan kepentingan akan kecerdasan buatan (AI).
Bagi Oracle, langkah ini bukan hanya tentang memperluas infrastruktur semata, tetapi juga menanggapi kebutuhan yang terus berkembang dari perusahaan-perusahaan di seluruh dunia dalam menggunakan layanan berbasis cloud. Saat ini, banyak perusahaan teknologi terkemuka seperti Meta Platforms Inc dan Google telah membangun pusat data di berbagai lokasi di Asia dengan tujuan yang sama—menyediakan infrastruktur yang kuat untuk mendukung layanan berbasis AI.
Sebagian besar investasi di sektor pusat data selama ini mengalir ke negara-negara yang memiliki ekosistem teknologi yang lebih matang, seperti Malaysia dan Singapura. Misalnya, baru-baru ini Salesforce Inc mengumumkan investasi sebesar US$1 miliar untuk mengembangkan fasilitasnya di Singapura. Hal ini jelas mencerminkan betapa pentingnya kawasan ini sebagai magnet bagi perusahaan teknologi untuk berinvestasi.
Oracle sendiri sudah memiliki dua pusat komputasi cloud yang beroperasi di Singapura. Pada tahun lalu, mereka juga menyatakan rencana investasi yang cukup besar, yakni sebesar US$6,5 miliar, untuk membangun fasilitas serupa di Malaysia. Investasi ini tidak hanya mencerminkan komitmen Oracle untuk berkembang di kawasan ini tetapi juga memperkuat posisi mereka sebagai penyedia solusi teknologi yang handal.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Bain & Co, pasar global untuk produk yang berkaitan dengan kecerdasan buatan diperkirakan akan mencapai nilai US$990 miliar pada tahun 2027. Hal ini didorong oleh meningkatnya adopsi teknologi yang terus berkembang, yang tidak hanya mengubah cara bisnis dijalankan, tetapi juga mengubah cara negara-negara berinteraksi dalam berbagai sektor.
Dengan semua potensi yang ada, baik dari segi lokasi, infrastruktur, dan kemudahan investasi, Batam kemungkinan besar akan menjadi salah satu pusat teknologi yang semakin ramai di kawasan Asia Tenggara. Jika Oracle akhirnya memutuskan untuk melanjutkan rencana ini, Batam bisa menjadi lokasi strategis yang menarik untuk berbagai pelaku industri di masa depan.