Sumber foto: iStock

Nasib Industri Transportasi Online Setelah Kehilangan Raja Ojol

Tanggal: 19 Okt 2024 08:27 wib.
Industri transportasi online di Indonesia sempat dimeriahkan dengan kehadiran Uber. Sayangnya, raja aplikasi ride-hailing asal Amerika Serikat (AS) tersebut akhirnya tak bertahan dan melepas seluruh bisnisnya di kawasan Asia Tenggara pada 2018 silam. Keputusan tersebut membuat banyak orang penasaran akan nasib industri transportasi online di Indonesia setelah kepergian Uber.

Uber memilih menyerahkan operasionalnya kepada Grab, salah satu perusahaan ojek online (ojol) terbesar di Asia Tenggara. Sebelumnya, Uber juga sudah menjual bisnisnya di China kepada Didi Chuxing.

Setelah melepas sebagian bisnisnya, Uber lebih fokus pada pengembangan produk, termasuk bermitra dengan produsen taksi otomatis (robotaxi) untuk menyediakan layanan kendaraan tanpa awak bagi penggunanya. Fokus pada pengembangan produk ini menjadi langkah strategis bagi Uber dalam meningkatkan daya saingnya di industri transportasi online.

Perkembangan terbaru, Uber sedang berdiskusi untuk mengakuisisi perusahaan pemesanan perjalanan (travel booking) Expedia. Jika kesepakatan tercapai, hal ini akan memperluas pasar Uber tidak hanya sebagai penyedia transportasi online dan pengiriman makanan, tetapi juga sebagai platform pemesanan perjalanan yang komprehensif.

CEO Uber, Dara Khosrowshahi, sebelumnya menjabat sebagai CEO Expedia selama 12 tahun sejak 2005 hingga 2017. Keterlibatan Khosrowshahi dalam negosiasi akuisisi tersebut menjadi pertanda akan potensi kerjasama yang menguntungkan kedua perusahaan.

Secara finansial, kapitalisasi pasar Uber saat ini mencapai sekitar US$ 168 miliar setelah kinerja bisnisnya yang moncer pada tahun sebelumnya. Hal ini membuat sahamnya mencatat rekor tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Sementara itu, Expedia memiliki nilai pasar sekitar US$ 20 miliar, meskipun harga sahamnya masih di bawah rekor tertinggi pada tahun 2022. Persaingan ketat dengan Booking, Airbnb, dan Google menjadi tantangan tersendiri bagi Expedia.

Minat Uber untuk mencaplok Expedia pertama kali dikabarkan oleh Financial Times, yang kemudian membuat saham Expedia naik sebesar 5%. Respons dari kedua perusahaan terkait kabar ini masih belum terdengar hingga saat ini.

Perubahan di industri transportasi online, termasuk kedatangan dan kepergian pemain besar seperti Uber, sangat memengaruhi dinamika persaingan dan penawaran layanan. Dengan demikian, langkah Uber untuk memperluas bisnisnya melalui akuisisi Expedia menjadi poin menarik dalam pertumbuhan industri transportasi online di masa mendatang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved