NASA Temukan Planet Berlian Sejati! Seperti Apa Wujud 55 Cancri e yang Lebih Berat dari Bumi?
Tanggal: 10 Apr 2025 20:21 wib.
Penemuan luar biasa kembali datang dari jagat antariksa. NASA baru saja mengungkap keberadaan sebuah planet yang tak hanya eksotis tetapi juga sangat unik: planet ini diperkirakan memiliki komposisi berlian dalam jumlah besar. Planet tersebut diberi nama 55 Cancri e, dan para ilmuwan menyebutnya sebagai salah satu penemuan paling mencengangkan dalam studi eksoplanet.
Temuan ini didapatkan melalui observasi menggunakan teleskop luar angkasa James Webb, sebuah instrumen canggih yang telah berperan besar dalam menjelajahi rahasia alam semesta. Dikutip dari laporan Times of India pada Selasa (8/4/2025), teleskop ini mengungkap detail menakjubkan dari 55 Cancri e yang berjarak sekitar 41 tahun cahaya dari Bumi.
Apa yang membuat planet ini luar biasa adalah komposisi kimianya yang tak biasa. Berbeda dari planet-planet seperti Bumi yang mayoritas terdiri dari batuan dan air, sekitar sepertiga dari massa planet 55 Cancri e diduga terdiri dari berlian. Bahkan permukaannya diperkirakan tersusun atas grafit dan berlian, bukan tanah, air, atau es sebagaimana yang umum ditemukan di planet-planet berbatu.
Peneliti menyimpulkan bahwa kondisi tekanan dan suhu ekstrem di dalam planet tersebut berkontribusi pada proses pembentukan struktur karbon kristal seperti berlian. Ini menjadikan 55 Cancri e sebagai salah satu planet dengan kemungkinan kandungan berlian terbesar yang pernah ditemukan manusia.
Dari sisi ukuran, 55 Cancri e nyaris dua kali lebih besar dari Bumi dan memiliki massa sembilan kali lipat lebih berat. Namun meski ukurannya besar, planet ini memiliki karakteristik orbit yang sangat cepat. Ia hanya membutuhkan waktu 17 jam untuk menyelesaikan satu revolusi penuh mengelilingi bintang induknya, 55 Cancri A. Sebagai perbandingan, Bumi memerlukan 365 hari untuk mengelilingi Matahari.
Kedekatannya dengan bintang induk menjadikan suhu permukaan planet ini sangat ekstrem. Para ilmuwan memperkirakan suhu di sana mencapai 2.400 derajat Celcius, cukup panas untuk melelehkan logam, dan menjadikannya salah satu planet terpanas yang diketahui. Permukaannya yang diduga terdiri atas lava cair dan karbon padat menjadi pemandangan yang kemungkinan spektakuler—namun sekaligus mematikan.
Sayangnya, kondisi ini juga menjadikan 55 Cancri e tidak layak huni. Meskipun kaya akan material berharga, suhu ekstrem dan aktivitas vulkanik yang intens membuatnya sangat tidak mendukung keberadaan makhluk hidup. Namun, bagi para ilmuwan, planet ini tetap menawarkan potensi riset besar terkait geologi ekstrem dan pembentukan planet berbasis karbon.
Para peneliti juga mengamati bahwa atmosfer planet ini kemungkinan tersusun dari gas-gas hasil aktivitas vulkanik, bukan oksigen atau nitrogen seperti di Bumi. Gas-gas ini dapat menciptakan lapisan atmosfer tipis yang tetap aktif secara geologis, menunjukkan bahwa planet tersebut tidak hanya “mati”, tetapi justru aktif secara internal.
Menurut ilmuwan, penemuan ini menjadi bukti bahwa sistem planet di luar tata surya kita jauh lebih bervariasi dari yang sebelumnya diperkirakan. Konsep planet "berlian" yang sebelumnya hanya ada di teori kini mendapatkan konfirmasi lebih kuat lewat data teleskop James Webb.
Tidak sedikit ilmuwan yang menganggap bahwa 55 Cancri e bisa menjadi model penting untuk mempelajari bagaimana material seperti karbon dalam bentuk padat bisa membentuk struktur planet. Bahkan, beberapa menyebutnya sebagai “planet super-Bumi” karena ukurannya yang lebih besar namun tetap memiliki karakteristik batuan.
Namun, meski mengandung banyak karbon yang bisa menjadi berlian, kemungkinan eksploitasi sumber daya ini nyaris mustahil dengan teknologi saat ini. Dengan jarak 41 tahun cahaya, butuh waktu puluhan ribu tahun menggunakan teknologi roket biasa untuk mencapainya.
Penemuan ini juga memperkuat posisi teleskop James Webb sebagai alat revolusioner dalam penemuan eksoplanet, karena mampu mengidentifikasi karakteristik atmosfer dan permukaan planet dengan presisi tinggi. Misi-misi berikutnya dari NASA dan badan antariksa lain kemungkinan besar akan lebih menargetkan planet-planet berbasis karbon seperti 55 Cancri e untuk memahami lebih jauh keragaman planet di luar tata surya.
Bukan tidak mungkin, penemuan ini akan menjadi langkah awal menuju babak baru dalam eksplorasi kosmik—dimana tidak hanya mencari kehidupan, tetapi juga memahami bagaimana alam semesta membentuk “permata raksasa” yang tersembunyi di kedalaman luar angkasa.
Ke depan, para astronom berharap untuk bisa mengamati lebih banyak eksoplanet dengan komposisi unik, dan menilai apakah fenomena seperti 55 Cy6ancri e adalah sesuatu yang langka, atau sebenarnya lebih umum dari yang dibayangkan selama ini.
Dengan setiap penemuan, kita semakin menyadari bahwa alam semesta menyimpan lebih banyak kejutan dari yang pernah kita bayangkan. Dan siapa tahu, mungkin saja ada lebih banyak planet “berlian” di luar sana—menunggu untuk ditemukan.