NASA Temukan 26 Spesies Bakteri Misterius di Ruang Bersih: Apakah Kita Tak Sengaja Menyebar Kehidupan ke Mars?
Tanggal: 24 Mei 2025 18:27 wib.
Pada tahun 2007, para ilmuwan dari Laboratorium Propulsi Jet (Jet Propulsion Laboratory/JPL) milik NASA, bekerja sama dengan peneliti dari India dan Arab Saudi, membuat penemuan yang mengejutkan. Mereka menemukan 26 spesies bakteri misterius yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya. Temuan tersebut berasal dari ruang bersih (clean room), sebuah area steril yang digunakan untuk persiapan peluncuran wahana luar angkasa, khususnya misi Phoenix ke Mars.
Ruang bersih sendiri dirancang agar sepenuhnya bebas dari kontaminasi mikroba. Lingkungan ini dijaga dengan ketat, didesinfeksi secara rutin, dan dilengkapi sistem penyaringan udara canggih guna mencegah partikel biologis atau mikroorganisme terbawa ke luar angkasa. Namun, justru dari tempat yang seharusnya steril inilah para ilmuwan menemukan keberadaan mikroorganisme ekstrem yang memicu rasa penasaran tinggi.
Salah satu tujuan utama dari penelitian ini adalah memahami jenis mikroba ekstrem (dikenal sebagai ekstremofil) yang sanggup bertahan dalam kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti ruang hampa udara atau suhu ekstrem luar angkasa. Para peneliti ingin memastikan sejauh mana mikroba dari bumi bisa bertahan hidup dalam perjalanan luar angkasa dan risiko mereka mencemari lingkungan planet lain, seperti Mars.
Anggota tim penelitian dari KAUST (King Abdullah University of Science and Technology) di Arab Saudi, yang dikutip dari Space pada Senin, 19 Mei 2025, menjelaskan bahwa studi ini bertujuan untuk mengevaluasi risiko kontaminasi antarplanet. Mereka ingin mengidentifikasi mikroorganisme mana yang memiliki peluang untuk bertahan hidup dalam misi eksplorasi luar angkasa.
Mengapa ini penting? Karena jika mikroorganisme dari Bumi secara tidak sengaja terbawa dan hidup di planet lain, hal tersebut dapat menimbulkan kebingungan dalam penelitian kehidupan luar angkasa. Kita bisa salah mengira bahwa ada kehidupan asli di planet tersebut, padahal sebenarnya itu adalah kehidupan bumi yang “hijrah” tanpa sengaja.
Temuan ini sekaligus mempertegas kemampuan ekstremofil—mikroorganisme yang mampu bertahan di lingkungan yang sangat ekstrem. Selama ini mereka ditemukan hidup di lokasi-lokasi ekstrem seperti ventilasi hidrotermal di dasar laut, kawah gunung api, atau tempat yang terpapar radiasi tinggi. Menemukan mereka di ruang bersih NASA yang sangat terkontrol merupakan bukti bahwa kehidupan mikroba mampu beradaptasi dengan luar biasa, bahkan di lingkungan yang seharusnya steril.
Sampel penelitian diambil dari Fasilitas Layanan Berbahaya Muatan (Payload Hazardous Servicing Facility) milik NASA di Pusat Antariksa Kennedy. Lokasi ini merupakan tempat terakhir wahana antariksa Phoenix "menginap" sebelum diberangkatkan dari Cape Canaveral menuju Mars. Hasilnya mencengangkan: para ilmuwan berhasil mengidentifikasi 53 strain dari 26 spesies bakteri yang sepenuhnya baru bagi dunia sains.
Yang membuat penemuan ini semakin menakjubkan adalah kemampuan genetik bakteri-bakteri tersebut. Genom yang dimiliki mikroorganisme itu menunjukkan potensi adaptasi tinggi, seperti kemampuan memperbaiki kerusakan DNA, detoksifikasi senyawa beracun, dan peningkatan metabolisme. Ini memungkinkan mereka untuk tetap hidup, bahkan dalam kondisi lingkungan yang mematikan bagi sebagian besar makhluk hidup.
Menurut Junia Schultz, peneliti dari KAUST yang juga terlibat dalam proyek ini, potensi penggunaan gen-gen dari bakteri tersebut sangat besar. "Gen yang kami identifikasi dari spesies ini bisa direkayasa untuk berbagai aplikasi, mulai dari bidang medis, pengawetan makanan, hingga pemanfaatan dalam industri," ungkapnya.
Penelitian ini membuka peluang besar bagi perkembangan teknologi bioteknologi. Sifat-sifat adaptif yang dimiliki oleh bakteri ekstrem ini bisa menjadi fondasi untuk pengembangan antibiotik baru, teknik penyimpanan makanan yang lebih tahan lama, atau bahkan teknologi pembersih lingkungan berbahaya. Namun yang tidak kalah penting, hasil studi ini juga menjadi dasar evaluasi protokol kebersihan yang selama ini digunakan di fasilitas persiapan wahana luar angkasa.
Para ilmuwan menekankan pentingnya peningkatan standar ruang bersih di masa depan, untuk benar-benar mencegah kemungkinan adanya mikroorganisme yang “ikut terbang” dalam misi eksplorasi antariksa. Langkah ini penting agar kita tidak tanpa sengaja mengkontaminasi planet lain dengan bentuk kehidupan dari Bumi, sekaligus menjaga kemurnian data eksplorasi luar angkasa.
Dengan penemuan ini, tim ilmuwan berharap dapat menyempurnakan metode deteksi dan pembersihan mikroorganisme di fasilitas ruang bersih, sekaligus memahami lebih dalam karakteristik mikroba ekstrem. Di masa depan, studi semacam ini akan berperan besar dalam menjaga keberlangsungan eksplorasi ruang angkasa yang aman, steril, dan ilmiah.
Mungkinkah kita sudah mengirimkan bentuk kehidupan Bumi ke planet lain? Penelitian ini belum bisa menjawab pasti, namun jelas bahwa kehidupan mikroba jauh lebih tangguh dari yang kita kira. Dan jika manusia benar-benar ingin menjelajahi luar angkasa tanpa membawa “penumpang gelap” mikroba, maka langkah pertama adalah memastikan ruang bersih benar-benar bersih.