NASA: Robot Penghasil Oksigen Akan Dikirimkan ke Mars
Tanggal: 28 Agu 2017 09:06 wib.
Membuat manusia mendarat di Mars adalah salah satu proyek ruang angkasa terbesar yang ada pada generasi ini. Selain kebutuhan untuk membangun roket dan wahana antariksa yang mampu mengangkut probe (membawa makanan dan perlengkapan lain) dan orang-orang. Untuk misi ini, NASA juga memerlukan pembangunan stasiun ruang angkasa yang akan berfungsi sebagai titik lepas ke seluruh tata surya.
Seperti kita ketahui, sejauh ini ada banyak air yang bersembunyi di bawah permukaan Mars, dan bahkan juga turun badai salju di sana. Namun, tanpa adanya oksigen, manusia bisa mendapat banyak hambatan saat berhasil mendarat di sana. Oleh karena itu, penyediaan oksigen adalah salah satu fokus lembaga antariksa AS (NASA) saat ini. Menurut CEO NASA, Robert Lightfoot Jr, sampai ke Mars memerlukan langkah-langkah kecil dan bertahap, dan kini mereka akan mengirimkan robot yang dapat memproduksi oksigen di Planet Mars ini.
Robot yang dinamai Mars 2020 Rover ini akan dikirim NASA pada tahun 2020 mendatang. Robot ini bukan mengangkut oksigen dari Bumi, melainkan robot tersebut akan secara langsung memproduksi senyawa tersebut saat sang robot tiba di permukaan Planet Merah.
"Pendarat berikutnya yang memiliki misi ke Mars, robot penjelajah Mars 2020, memiliki salah satu misi percobaan ilmiah penting di mana kita akan mencoba menghasilkan oksigen sendiri dari atmosfer Mars, itu digunakan untuk membantu kemampuan manusia di jalan," Lightfoot menjelaskan seperti dilansir dari Futurism.com (24/8).
Atmosfer di Mars sangat berbeda dengan Bumi. Titik biru pucat tempat kita tinggal ini memiliki atmosfer yang terdiri dari 78% nitrogen dan 21 persen oksigen. Sementara itu, planet Mars memiliki atmosfer yang terdiri dari 95,32% karbon dioksida, 2,7% nitrogen, 1,6% argon, dan sekitar 0,13% oksigen ditambah sejumlah elemen lainnya dalam jumlah yang lebih kecil lagi. Sangat sedikit oksigen, bukan?
Atmosfer Mars juga sangat tipis. Beberapa juta tahun yang lalu, atmosfer Mars diketahui jauh lebih padat, dan bahkan mengandung oksigen seperti di Bumi. Namun, medan magnetnya runtuh, sehingga angin Matahari yang membawa partikel bermuatan mengikis atmosfer Mars dengan mudah karena tak ada perlindungan dari medan magnet. Hal ini membuat oksigen di Mars hilang.
Ide untuk membuat oksigen di atmosfir ini telah NASA rencanakan sejak 2014. Salah satu cara yang akan dicoba dalam meningkatkan kembali kadar oksigen di Mars adalah dengan melakukan hal yang sama seperti yang alam lakukan. Fotosintesis secara aktif dapat mengubah karbon dioksida menjadi oksigen sepanjang waktu. Jadi, jika sesuatu yang mirip dengan proses fotosintesis ini dapat dikompres ke dalam kotak kecil, NASA akan mengirimkannya ke Mars.
Salah satu metode di mana "fotosintesis buatan" ini bisa dilakukan adalah, NASA akan menggunakan laser yang kuat untuk "mengiris" atom karbon yang ada pada CO2 di atmosfer Mars, untuk nantinya menghasilkan O2 yang bisa dihirup manusia. Sebagai alternatif, robot Mars 2020 juga akan menggunakan sel bahan bakar untuk memisahkan atom karbon dan oksigen satu sama lain dalam proses yang dikenal sebagai elektrolisis. Instrument ini dikenal sebagai MOXIE, Mars Oxygen In-Situ Resources Utilization Experiment. Bila sesuai rencana, MOXIE akan menghasilkan sekitar 22 gram (0,78 ons) oksigen per jam.
Jika eksperimen ini berhasil menghasilkan oksigen yang cukup bagi astronot penjelajah Mars masa depan, maka misi pendaratan manusia di Mars akan segera dilakukan. Sebagai gas, oksigen bisa dipakai untuk bernapas; Sebagai cairan, oksigen bisa digunakan sebagai bahan bakar roket literal.
Menarik, bukan?