Sumber foto: iStock

NASA Diduga Secara Tak Sengaja Membunuh Kehidupan di Mars: Penemuan Mengejutkan Ilmuwan Jerman

Tanggal: 5 Apr 2025 19:17 wib.
Apakah kita pernah menemukan kehidupan di Mars tanpa sadar... lalu justru menghancurkannya? Sebuah klaim kontroversial datang dari seorang ilmuwan asal Jerman, Dirk Schulze-Makuch, yang menyebut bahwa misi eksplorasi NASA ke Mars pada tahun 1976 silam mungkin telah secara tidak sengaja membunuh kehidupan mikroba yang ada di planet merah tersebut. Klaim ini tentu mengguncang komunitas ilmiah dan mengubah cara kita melihat sejarah eksplorasi luar angkasa.

Dirk Schulze-Makuch adalah seorang astrobiolog dari Technische Universität Berlin. Dalam laporannya yang diterbitkan pada tahun 2024, ia menyampaikan bahwa eksperimen dalam misi Viking 1 milik NASA kemungkinan besar memusnahkan mikroorganisme yang hidup di permukaan Mars karena kesalahan asumsi dalam pendekatan ilmiahnya.

Eksperimen Viking yang Menjadi Sumber Kontroversi

Misi Viking 1, yang diluncurkan NASA hampir lima dekade lalu, merupakan salah satu upaya paling ambisius dalam mencari tanda-tanda kehidupan di Mars. Salah satu eksperimennya melibatkan pencampuran tanah Mars dengan air dan nutrisi. Logikanya, jika ada organisme hidup, maka mereka akan merespons terhadap air sebagaimana makhluk hidup di Bumi: tumbuh, berkembang, atau menunjukkan tanda-tanda biologis lain.

Namun, Schulze-Makuch menyebut asumsi tersebut terlalu mengandalkan standar kehidupan di Bumi dan tidak mempertimbangkan kemungkinan adaptasi ekstrem yang mungkin terjadi di lingkungan Mars yang sangat kering. Dalam kondisi seperti itu, justru air dalam jumlah besar bisa menjadi racun bagi mikroorganisme Mars yang telah terbiasa hidup tanpa cairan bebas.

Adaptasi Unik Kehidupan di Lingkungan Ekstrem

Untuk mendukung klaimnya, Schulze-Makuch mengangkat contoh kehidupan ekstrem di Bumi, yakni mikroorganisme yang ditemukan di Padang Pasir Atacama, Cile. Di sana, kehidupan bakteri mampu bertahan hidup dengan menyerap kelembapan langsung dari atmosfer melalui garam-garam higroskopis, yaitu senyawa yang dapat menarik dan menyimpan air dari udara.

Maka dari itu, jika mikroba Mars memiliki mekanisme serupa, maka pemberian air langsung dalam eksperimen Viking 1 bisa diibaratkan sebagai “overdosis”. Alih-alih membantu, air justru bisa membunuh mereka karena ketidaksiapan tubuh mikroba tersebut untuk menghadapi kelembapan tinggi secara tiba-tiba.

“Di lingkungan super kering seperti Mars, organisme mungkin tidak lagi membutuhkan air cair seperti di Bumi. Mereka justru mungkin telah berevolusi untuk bertahan hanya dengan kelembapan minimal dari udara,” ujar Schulze-Makuch, dikutip pada Sabtu (28/12/2024).

Waktu untuk Mengubah Strategi Eksplorasi Mars

Menurut Schulze-Makuch, jika pendekatan ini terbukti benar, maka strategi eksplorasi Mars harus diubah. Selama ini, misi pencarian kehidupan di Mars selalu berfokus pada “mencari air” sebagai penanda utama kehidupan. Namun, ia menyarankan agar strategi baru berfokus pada jejak garam sebagai indikator utama, karena garam dapat menunjukkan kemungkinan adanya kelembapan yang dibutuhkan mikroorganisme.

Ia pun menyarankan agar para ilmuwan belajar dari bencana ekologis mikro di Atacama. Di sana, badai hujan besar justru membunuh sekitar 70–80% populasi mikroba karena derasnya air membanjiri organisme yang terbiasa hidup dalam kondisi sangat kering. Ini menjadi contoh bagaimana air dalam jumlah besar bisa menjadi penghancur alih-alih sumber kehidupan, jika organisme sudah teradaptasi secara ekstrem terhadap kekeringan.

“Sudah hampir 50 tahun sejak eksperimen Viking dilakukan. Sudah saatnya kita merancang misi eksplorasi Mars berikutnya dengan pendekatan baru yang benar-benar mempertimbangkan kondisi ekstrem planet tersebut,” tegasnya.

Implikasi Besar untuk Sains dan Eksplorasi Masa Depan

Jika klaim ini terbukti akurat, maka kita harus menghadapi kenyataan pahit bahwa manusia mungkin pernah menemukan kehidupan asing pertama di luar Bumi… lalu membunuhnya sebelum sempat memahaminya. Ini bukan hanya soal kesalahan teknis, tetapi juga soal pendekatan ilmiah yang terlalu berpusat pada pemahaman kita terhadap kehidupan di Bumi.

Implikasinya bisa sangat luas. Tidak hanya mengubah prioritas dalam misi eksplorasi Mars, tetapi juga memperdalam diskusi etis mengenai bagaimana seharusnya kita berinteraksi dengan ekosistem asing yang belum kita pahami sepenuhnya. Schulze-Makuch membuka peluang bagi pendekatan yang lebih hati-hati dan lebih “empatik” terhadap kemungkinan bentuk kehidupan non-Bumi yang mungkin telah berevolusi jauh dari pemahaman konvensional kita
Copyright © Tampang.com
All rights reserved