NASA Bantah Klaim Matahari Terbit dari Barat: Tidak Ada Prediksi Kiamat seperti Itu
Tanggal: 4 Mar 2025 11:45 wib.
Kiamat adalah sebuah konsep yang merujuk pada akhir kehidupan di Bumi, yang sering kali dibahas dalam banyak tradisi dan budaya di seluruh dunia. Salah satu tanda yang kerap dikaitkan dengan kiamat adalah fenomena astronomis, seperti Matahari yang terbit dari arah barat.
Beberapa waktu lalu, sebuah unggahan viral di Facebook berbahasa Thailand yang muncul sejak 14 Januari 2021, menyatakan bahwa NASA telah mengonfirmasi bahwa Matahari bakal terbit dari barat karena perputaran Bumi yang melawan arah. Unggahan tersebut tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga dibagikan lebih dari 15.000 kali, menunjukkan tingginya minat publik tentang isu ini.
Dalam unggahan itu, terdapat pernyataan yang mengklaim bahwa, "NASA mengonfirmasi kemungkinan Matahari terbit dari barat. Bumi berputar ke arah yang berlawanan sehingga membuat Matahari muncul dari sisi barat!" Selain itu, ada klaim bahwa para peneliti meyakini bahwa pergeseran medan magnet Bumi dapat membawa umat manusia menuju sebuah fase krisis yang dianggap dekat dengan hari kiamat.
Namun, klaim tersebut mendapat bantahan dari NASA. Bettina Inclan, Associate Administrator for Communications di NASA, mengonfirmasi bahwa lembaganya tidak pernah merilis pernyataan terkait fenomena Matahari terbit dari barat.
Dia menjelaskan, “Baik NASA maupun organisasi ilmiah lainnya tidak ada yang memprediksi bahwa Matahari akan terbit dari barat.” Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya memverifikasi informasi sebelum mempercayainya, terutama jika informasi tersebut berbasis pada fenomena ilmiah yang kompleks.
Fenomena pembalikan medan magnet Bumi yang sempat dibahas memang benar adanya. Pembalikan ini adalah sebuah peristiwa di mana kutub magnet Bumi terbalik satu sama lain. Hal ini terjadi sekitar setiap beberapa ratus ribu tahun. Pengetahuan tentang fenomena ini telah lama ada, dan sejumlah ilmuwan di seluruh dunia telah meneliti dan mempelajari dampaknya terhadap Bumi dan kehidupannya.
Sebagai gambaran, planet tetangga Bumi, Venus, adalah salah satu contoh yang menarik terkait topik ini. Meskipun Venus adalah planet yang mirip dengan Bumi dalam ukuran dan komposisi, karakteristik rotasinya sangat berbeda. Venus berotasi dengan arah yang berlawanan dibandingkan dengan Bumi, menghasilkan fenomena yang disebut retrograde rotation.
Dengan rotasi yang membutuhkan sekitar 243 hari untuk menyelesaikan satu putaran, Venus juga memiliki waktu untuk mengorbit Matahari selama 225 hari. Ini berarti Matahari hanya terlihat dua kali dari permukaan Venus dalam setahun, atau satu kali setiap 117 hari.
Kembali ke topik Matahari yang terbit dari barat, untuk memahami fenomena ini, penting mempertimbangkan pergerakan Bumi dan cara kita memandang Matahari. Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur, yang merupakan alasan utama Matahari tampak terbit di bagian timur dan terbenam di bagian barat. Jika pun ada perubahan dalam rotasi planet, hal itu akan memerlukan waktu yang sangat lama dan dampak yang luas bagi kehidupan di Bumi.
Mengingat pentingnya mengedukasi masyarakat mengenai informasi yang akurat tentang isu-isu ilmiah, NASA terus berupaya untuk meluruskan kesalahpahaman dan kebingungan yang sering muncul di masyarakat. Salah satu prioritas NASA adalah meningkatkan kesadaran tentang fenomena ilmiah dan bagaimana cara kerja planet kita. Dengan pengetahuan yang lebih baik, masyarakat diharapkan dapat lebih memahami dinamika Bumi dan sistem tata surya tanpa terjebak dalam ramalan yang tidak berbasis fakta.
Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah melihat peningkatan perhatian terhadap ilmu pengetahuan dan eksplorasi luar angkasa. Berbagai tugas dan penelitian dilakukan oleh NASA dan lembaga luar angkasa internasional lainnya, yang sering kali memberikan pengetahuan baru tentang planet kita dan alam semesta. Penggunaan teknologi dan data yang tepat dalam penelitian ini telah memberikan kita wawasan yang lebih baik mengenai Bumi dan fenomena yang memengaruhi kehidupan kita.
Mari kita tidak lupakan juga pentingnya edukasi publik dalam memahami harapan dan tantangan yang dihadapi umat manusia terkait perubahan iklim dan fenomena alam lainnya. Banyak penelitian yang menunjukkan hubungan antara aktivitas manusia dan perubahan perilaku iklim yang dapat memengaruhi kondisi Bumi. Oleh karena itu, pemahaman tentang sains tidak hanya penting untuk memahami perubahan di luar angkasa tetapi juga sangat relevan dalam memelihara planet kita.
Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang, kita memiliki alat yang lebih baik untuk mempelajari Bumi dan ruang angkasa. Berbagai misi luar angkasa telah ditugaskan untuk menjelajahi planet lain, mengumpulkan data, dan mengamati fenomena yang terjadi baik di dalam tata surya maupun lebih jauh lagi.
Penemuan terbaru dalam penelitian luar angkasa berpotensi memberikan wawasan tambahan tentang kemungkinan kehidupan di planet lain serta memahami lebih dalam tentang asal-usul dan masa depan Bumi kita.