Misteri Mars Terpecahkan: Ilmuwan Temukan Bukti Mars Terbentuk Lebih Cepat dari Bumi
Tanggal: 23 Jun 2025 10:50 wib.
Mars selama ini dikenal sebagai “saudara” dekat Bumi dan sering kali disebut sebagai kandidat kuat untuk hunian manusia di masa depan. Namun, riset terbaru NASA mengungkap fakta mencengangkan: proses pembentukan Mars ternyata sangat berbeda dengan Bumi—dan jauh lebih cepat.
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal ilmiah bergengsi Nature Communications, para ilmuwan dari NASA Johnson Space Center mengungkap bahwa Mars terbentuk hanya dalam hitungan beberapa juta tahun setelah kelahiran Tata Surya. Bandingkan dengan Bumi, yang memerlukan miliaran tahun untuk membentuk struktur intinya secara menyeluruh.
Penemuan ini bukan sekadar teori, melainkan hasil eksperimen suhu tinggi yang dilakukan dengan presisi tinggi oleh tim ilmuwan dari Divisi Astromaterials Research and Exploration Science (ARES) NASA. Penelitian ini mengubah paradigma lama tentang bagaimana planet-planet dalam Tata Surya terbentuk, terutama dalam konteks planet berbatu seperti Mars dan Bumi.
Struktur Mars: Terbentuk dari Perembesan Logam Saat Masih Padat
Selama ini, model pembentukan planet mengasumsikan bahwa inti planet baru bisa terbentuk ketika bagian dalam planet meleleh akibat panas peluruhan radioaktif, khususnya dari isotop seperti aluminium-26. Ini juga yang diyakini menjelaskan pembentukan Bumi yang memakan waktu sangat lama.
Namun, bukti dari meteorit Mars menunjukkan bahwa inti planet merah ini telah terbentuk jauh lebih awal, bahkan sebelum bagian dalamnya mencair sepenuhnya. Bagaimana bisa?
Eksperimen NASA memberikan jawabannya. Para peneliti memanaskan sampel batuan kaya sulfur pada suhu lebih dari 1.020°C. Suhu ini cukup tinggi untuk melelehkan logam-logam sulfida seperti besi dan nikel, namun tidak sampai melelehkan batuan silikat yang lebih keras.
Dengan menggunakan teknologi tomografi X-ray 3D, tim peneliti melihat bagaimana lelehan logam berat merembes melalui celah-celah mineral padat, bergerak menuju pusat batuan. Proses ini menunjukkan bahwa inti planet bisa terbentuk bahkan saat kondisi batuan masih padat, asalkan logam berat cukup cair dan bisa bergerak melalui celah mikroskopis.
Bukti Tambahan dari Meteorit Mars
Untuk memperkuat hipotesis ini, tim juga meneliti meteorit asal Mars yang mendarat di Bumi. Mereka menggunakan teknik laser ablation non-destruktif yang dikembangkan oleh ilmuwan ARES, Jake Setera, untuk mengidentifikasi komposisi kimia tanpa merusak struktur meteorit.
Hasil analisis menunjukkan pola khas dari logam-logam platinum group seperti iridium, palladium, osmium, platinum, dan ruthenium. Unsur-unsur ini merupakan sisa dari proses perembesan sulfida cair yang terjadi miliaran tahun lalu di tubuh Mars.
Temuan ini tidak hanya memperkuat teori bahwa inti Mars terbentuk sangat awal, tetapi juga memberi petunjuk penting bahwa inti planet ini kemungkinan kaya akan sulfur, berbeda dengan Bumi yang memiliki inti lebih dominan besi-nikel.
Implikasi untuk Pemahaman Tata Surya
Penemuan ini sangat signifikan, karena mengindikasikan bahwa proses differentiation planet (pemisahan lapisan kerak, mantel, dan inti) bisa terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Tidak hanya untuk Mars, model pembentukan ini juga bisa berlaku untuk planet atau objek besar lain yang terbentuk di wilayah tengah cakram protoplanet—wilayah awal Tata Surya tempat Mars berasal.
Artinya, proses pembentukan planet dalam bisa sangat beragam tergantung pada kandungan kimia, temperatur lokal, dan sifat fisik material pembentuknya. Dalam kasus Mars, kehadiran sulfur yang tinggi berperan sebagai katalis yang memungkinkan perembesan logam ke inti terjadi tanpa perlu peluruhan isotop dalam jumlah besar.
Mengapa Ini Penting?
Pemahaman baru ini membawa dampak besar bagi ilmu planetologi dan eksplorasi luar angkasa. Mengetahui bahwa Mars terbentuk lebih cepat membuka kemungkinan bahwa planet ini memiliki sejarah geologi yang sangat berbeda dengan Bumi, termasuk kemungkinan bahwa permukaannya lebih stabil untuk mendukung kehidupan di masa depan.
Selain itu, pemahaman tentang komposisi inti Mars juga penting untuk perencanaan eksplorasi lebih lanjut, termasuk dalam hal teknologi pengeboran, pengukuran aktivitas seismik, dan pengembangan sistem pemetaan bawah tanah yang bisa mendeteksi keberadaan air atau mineral berharga.
Mars, Planet yang Penuh Kejutan
Selama bertahun-tahun, Mars telah menjadi target utama eksplorasi karena letaknya yang relatif dekat dan struktur geologinya yang menarik. Namun, temuan terbaru NASA membuktikan bahwa Mars menyimpan lebih banyak misteri dari yang kita kira. Dengan pembentukan inti yang lebih cepat, komposisi sulfur tinggi, dan proses yang melibatkan lelehan logam dalam batu padat, Mars kini dilihat sebagai planet yang unik secara fundamental dibandingkan Bumi.
Riset ini juga menjadi pengingat bahwa pemahaman kita tentang Tata Surya masih berkembang, dan setiap eksperimen membawa kita lebih dekat untuk memahami asal-usul dan evolusi planet-planet, termasuk potensi kehidupan di luar Bumi.