Misteri dan Bahaya Mobil Tanpa Sopir: Mengapa Waymo Harus Tarik Ribuan Kendaraan Otonom?
Tanggal: 18 Mei 2025 07:38 wib.
Mobil tanpa sopir atau kendaraan otonom selama ini dipandang sebagai masa depan transportasi yang menjanjikan kemudahan dan efisiensi. Namun, di balik inovasi canggih ini, sejumlah masalah serius muncul yang menimbulkan kekhawatiran besar, terutama di Amerika Serikat.
Waymo, perusahaan mobil otonom milik Alphabet, induk Google, baru-baru ini menjadi sorotan setelah mengumumkan penarikan lebih dari seribu unit mobil tanpa sopirnya akibat serangkaian insiden yang memicu keraguan terhadap keamanan teknologi ini.
Waymo mengumumkan penarikan sebanyak 1.212 kendaraan yang menggunakan teknologi mengemudi otomatis generasi kelima. Penarikan ini dilakukan setelah adanya laporan dan investigasi mendalam dari Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika Serikat (NHTSA) yang menemukan sejumlah kecelakaan yang melibatkan kendaraan Waymo sejak tahun 2022.
Meskipun tidak ada korban luka dalam insiden-insiden tersebut, NHTSA tetap menanggapi serius dengan membuka penyelidikan sejak Mei 2024. Hal ini terkait beberapa robotaxi Waymo yang menunjukkan pola berkendara yang dianggap melanggar aturan lalu lintas.
Menurut pernyataan NHTSA yang dikutip Reuters pada 15 Mei 2025, ada beberapa insiden di mana kendaraan otonom menabrak objek yang sebenarnya sangat jelas terlihat dan seharusnya bisa dihindari oleh pengemudi yang kompeten. Temuan ini menunjukkan adanya celah penting dalam sistem teknologi otonom Waymo yang selama ini diandalkan untuk menggantikan peran manusia dalam mengemudikan kendaraan.
Waymo sendiri mengoperasikan lebih dari 1.500 mobil otonom di sejumlah kota besar Amerika Serikat, termasuk San Francisco, Los Angeles, Phoenix, dan Austin. Setelah beberapa insiden terjadi, perusahaan mengklaim telah memperbaiki masalah melalui pembaruan perangkat lunak yang dilakukan pada Desember 2024. Namun, peristiwa ini menjadi titik kritis yang mengguncang kepercayaan publik terhadap masa depan transportasi otonom secara keseluruhan.
Kasus yang menimpa Waymo bukanlah yang pertama dan menjadi bagian dari serangkaian tantangan besar bagi teknologi kendaraan tanpa sopir di Amerika. Pada tahun sebelumnya, General Motors juga menghadapi masalah serius dengan unit kendaraan otonomnya yang bernama Cruise.
Mereka terpaksa mengurangi dana investasi setelah sebuah insiden parah yang menyebabkan seorang pejalan kaki terluka. Hal ini menambah daftar panjang kekhawatiran tentang keselamatan mobil otonom yang masih jauh dari kata sempurna.
Selain itu, Zoox, perusahaan kendaraan otonom milik Amazon, juga harus menarik kendaraan mereka dari jalan setelah terlibat dalam kecelakaan di Las Vegas, Nevada. Insiden ini melibatkan robotaxi tanpa pengemudi yang menabrak mobil penumpang, memicu penarikan sebanyak 270 kendaraan Zoox dari pasar. Kejadian-kejadian seperti ini memperlihatkan bahwa meskipun teknologi sudah sangat maju, masih banyak celah yang harus diperbaiki untuk memastikan keamanan semua pengguna jalan.
Penarikan massal kendaraan otonom oleh Waymo dan Zoox menjadi peringatan penting bagi seluruh industri otomotif dan teknologi. Regulasi ketat dan pengawasan menyeluruh dari badan keamanan seperti NHTSA menjadi sangat krusial agar teknologi kendaraan tanpa sopir benar-benar bisa diterima dan digunakan secara luas tanpa mengorbankan keselamatan masyarakat.
Para ahli teknologi dan keamanan lalu lintas menilai bahwa insiden-insiden ini menegaskan bahwa teknologi kendaraan otonom masih memerlukan pengembangan signifikan.
Sistem kecerdasan buatan yang mengendalikan mobil tanpa pengemudi harus mampu menghadapi berbagai situasi jalanan yang kompleks dan dinamis layaknya manusia yang berkendara dengan penuh perhatian dan intuisi.
Selain perbaikan teknis, edukasi dan penerimaan masyarakat juga menjadi aspek penting. Banyak orang masih ragu dan takut menggunakan layanan mobil tanpa sopir, terutama setelah melihat insiden kecelakaan yang sempat viral di berbagai media. Ketakutan ini bisa menjadi penghambat utama pengembangan teknologi ini di masa depan.
Namun, bukan berarti teknologi kendaraan otonom harus ditinggalkan. Potensi besar yang dimiliki seperti mengurangi kecelakaan akibat human error, mengurangi kemacetan, dan memberikan akses transportasi yang lebih luas bagi kelompok rentan tetap menjadi tujuan utama pengembangan teknologi ini.
Penarikan yang dilakukan Waymo harus dilihat sebagai langkah bertanggung jawab untuk memperbaiki dan memastikan bahwa setiap kendaraan yang beroperasi di jalanan aman bagi pengguna jalan lain.
Masa depan mobil tanpa sopir masih sangat terbuka, namun peristiwa ini menjadi pengingat penting bahwa inovasi teknologi harus diimbangi dengan kewaspadaan dan pengujian yang ketat. Bagi konsumen, tetap waspada dan mengikuti perkembangan teknologi serta regulasi yang berlaku adalah hal penting agar tetap aman saat menggunakan layanan transportasi masa depan ini.