Misteri Bola Api di Langit AS Terpecahkan: Meteor Raksasa Tembus Atmosfer dengan Kecepatan 48.000 Km/Jam!
Tanggal: 30 Jun 2025 10:07 wib.
Sebuah peristiwa langka dan menakjubkan menghebohkan warga Amerika Serikat pada Kamis, 26 Juni 2025. Sebuah objek bercahaya terang menyerupai bola api meluncur di langit dan terlihat jelas di tiga negara bagian: South Carolina, Georgia, dan Tennessee. Kejadian tersebut menimbulkan kehebohan di berbagai media sosial serta memicu ratusan laporan ke pihak berwenang, termasuk ilmuwan, ahli cuaca, hingga lembaga penegak hukum.
Fenomena Aneh yang Menyita Perhatian Nasional
Warga yang menyaksikan kejadian ini melaporkan adanya suara ledakan keras, getaran jendela, serta cahaya terang yang melintas cepat di langit siang hari. Beberapa orang bahkan mengira ini adalah efek dari gempa bumi atau petir yang aneh.
Menanggapi kekhawatiran tersebut, NASA akhirnya turun tangan untuk menyelidiki fenomena tersebut. Dalam waktu beberapa jam, Badan Antariksa AS memastikan bahwa benda tersebut bukanlah sampah luar angkasa atau satelit rusak, melainkan meteor besar yang menembus atmosfer bumi dengan kecepatan luar biasa.
Penjelasan Resmi dari NASA
Bill Cooke, Kepala Kantor Lingkungan Meteoroid NASA yang berbasis di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Marshall di Huntsville, Alabama, menjelaskan bahwa meteor tersebut memiliki diameter sekitar satu meter (tiga kaki) dan bobot lebih dari satu ton. Meteor pertama kali terdeteksi pada ketinggian sekitar 48 mil (77 km) di atas kota Oxford dan mulai terfragmentasi atau hancur di ketinggian sekitar 27 mil (43 km) di atas kawasan Western Forest.
Meteor ini menghasilkan energi setara 20 ton TNT, menciptakan gelombang tekanan yang kuat dan menghasilkan suara ledakan yang terdengar hingga ke permukaan bumi. Gelombang tekanan inilah yang membuat jendela-jendela bergetar dan orang-orang merasakan getaran.
“Benda bercahaya ini adalah hasil dari pecahan meteor yang menyebar di atmosfer, menciptakan tampilan bola api terang yang terlihat dari berbagai lokasi,” ujar Cooke.
Banyak yang Mengira Gempa atau Petir
Keith Stellman, ahli meteorologi dari Layanan Cuaca Nasional (NWS) Atlanta, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima banyak laporan terkait bola api ini bersamaan dengan keluhan adanya gemuruh dan getaran, yang semula dikira sebagai efek dari gempa bumi ringan atau petir tak biasa.
Karena belum ada kepastian saat itu, berbagai spekulasi muncul—mulai dari sampah antariksa hingga satellite crash. Namun, analisis dan konfirmasi dari NASA akhirnya mematahkan semua dugaan tersebut.
Data dari American Meteor Society
Menurut catatan dari American Meteor Society (AMS), ada lebih dari 130 laporan penampakan bola api di sekitar 20 negara bagian AS. Laporan ini datang beberapa saat setelah tengah hari, dan tidak semuanya berkaitan dengan meteor besar yang terekam dalam video yang viral hari itu.
Robert Lunsford dari AMS menjelaskan bahwa rata-rata mereka menerima sekitar 100 laporan penampakan langit setiap hari. Dari jumlah tersebut, sekitar 25 laporan biasanya terkait dengan satu objek meteor utama, sementara sisanya berasal dari pecahan atau puing yang dihasilkan meteor tersebut saat hancur di atmosfer.
Dia juga menambahkan, meteor sejati bergerak sangat cepat, berkisar antara 15 hingga 50 mil per detik (sekitar 24.000 hingga 80.000 km/jam). Jika sebuah objek terlihat selama lebih dari lima detik di langit, maka kemungkinan besar itu bukan meteor, melainkan objek buatan manusia seperti satelit atau roket yang kecepatannya jauh lebih rendah.
Satelit Deteksi Petir Mengkonfirmasi Jejak Meteor
Kantor NWS di Charleston mengumumkan bahwa sistem satelit pendeteksi petir mereka berhasil merekam garis terang di langit yang bebas awan, tepat di atas perbatasan North Carolina dan Virginia, tepatnya di atas Gasburg, Virginia.
Garis terang ini terekam antara pukul 11:51 hingga 11:56 waktu setempat dan menguatkan dugaan bahwa bola api tersebut adalah meteor besar yang terbakar di atmosfer, bukan petir atau guncangan seismik.
Bumi Dihujani Material Antariksa Setiap Hari
Fenomena ini memang tergolong langka secara visual, namun tidak asing secara ilmiah. Menurut Badan Antariksa Eropa (ESA), bumi menerima sekitar 40 hingga 100 ton material luar angkasa setiap harinya, mayoritas berupa partikel mikroskopis yang terbakar habis sebelum mencapai permukaan.
Namun, meteor berukuran besar seperti yang terlihat pada 26 Juni 2025 adalah kejadian jarang yang mampu menghasilkan efek visual dan suara dramatis, serta memancing rasa ingin tahu publik secara luas.
Penutup
Fenomena bola api di langit Amerika Serikat ini kembali mengingatkan kita bahwa alam semesta penuh dengan kejutan. Meski teknologi dan pengamatan ilmiah sudah sangat canggih, kita tetap belum sepenuhnya mampu memprediksi kapan meteor besar akan melintasi atmosfer bumi.
Namun, dengan sistem pemantauan yang semakin canggih dan kolaborasi lintas lembaga seperti NASA, NWS, dan AMS, publik dapat memperoleh penjelasan ilmiah yang akurat dan menenangkan dari setiap kejadian luar biasa seperti ini.