Misi Berawak AS Capai Jarak Terjauh dari Bumi Setelah 50 Dekade
Tanggal: 12 Sep 2024 14:54 wib.
Wahana antariksa berawak Dragon milik SpaceX baru-baru ini mencapai pencapaian luar biasa dengan menempuh jarak 1.400 km di atas Bumi, menjadikannya sebagai jarak terjauh yang pernah ditempuh manusia sejak program Apollo lebih dari 50 tahun yang lalu. Informasi terbaru dari SpaceX pada Rabu (11/9) merilis rincian tentang prestasi mereka yang menakjubkan ini.
Pada Selasa (10/9), SpaceX meluncurkan misi baru penerbangan antariksa berawak yang sepenuhnya komersial yang diberi nama Polaris Dawn. Wahana antariksa Dragon, yang membawa empat astronaut sipil, lepas landas pada Selasa pagi dari Kennedy Space Center milik NASA di Florida.
Setelah lepas landas, para kru menjalani protokol prapernapasan selama dua hari sebagai persiapan sebelum melakukan spacewalk pada Kamis (12/9), yang merupakan spacewalk komersial pertama yang pernah dilakukan. Wahana antariksa Dragon dan para kru berhasil menyelesaikan enam kali pengorbitan Bumi pada jarak 1.400 km dari planet tersebut. Selama lima jam ke depan, Dragon melakukan empat pembakaran untuk menurunkan posisinya ke sebuah orbit sebagai persiapan untuk spacewalk yang direncanakan pada hari Kamis.
Polaris Dawn adalah penerbangan antariksa manusia pertama bagi kru yang beranggotakan empat orang. Kru tersebut terdiri dari Pilot Misi Scott Poteet, Spesialis Misi Sarah Gillis, Spesialis Misi dan Staf Medis Anna Menon, serta komandan misi dan milyarder Jared Isaacman.
Selain melakukan penerbangan ke orbit, para kru juga melakukan riset ilmu pengetahuan dalam misi mereka selama beberapa hari. Mereka termasuk dalam riset kinerja manusia dan performa kesehatan yang esensial untuk Program Penelitian Manusia (Human Research Program) milik NASA. Penelitian ini bertujuan untuk membantu para ilmuwan NASA dalam memahami bagaimana kondisi luar angkasa mempengaruhi tubuh manusia.
Selain itu, para kru melalui misi mereka juga akan menguji pendekatan medis dan teknologi baru terkait kapabilitas telemedisin, mengumpulkan data terkait mabuk perjalanan antariksa, serta memperkaya pengetahuan tentang risiko cedera yang berkaitan dengan penerbangan, ungkap NASA.