Mineral Senilai Rp 416 Triliun Ditemukan di Laut Jepang, Bawa Potensi Ekonomi Besar
Tanggal: 24 Nov 2024 09:59 wib.
Para ilmuwan di Jepang baru-baru ini melakukan penemuan besar yang berpotensi mengubah perekonomian negara tersebut. Mereka menemukan ladang nodul mangan padat di dasar laut pulau Minami Torishima, sekitar 1.900 km dari ibu kota Jepang, Tokyo.
Eksplorasi yang dilakukan oleh The Nippon Foundation dan Universitas Tokyo ini telah mengungkap mineral senilai US$26.290.780.000, yang setara dengan Rp 416 triliun. Temuan ini diyakini memiliki potensi besar untuk menopang ekonomi Jepang selama satu dekade ke depan.
Nodul mangan sendiri merupakan sejenis konkresi mineral di dasar samudra yang terdiri dari lapisan konsentris besi dan hidroksida mangan yang mengelilingi sebuah inti.
Karenanya, nodul tersebut memiliki kekayaan mineral yang luar biasa, terutama dalam kandungan kobalt dan nikel. Terletak pada kedalaman 5.700 meter di bawah permukaan laut, nodul ini diperkirakan mengandung jutaan metrik ton kobalt serta nikel.
Menurut Nikkei Asia yang dikutip dari laman Unilad, nodul mangan tersebut diperkirakan terbentuk selama jutaan tahun ketika logam yang diangkut di laut menempel pada tulang ikan dan menempel di dasar laut.
Temuan ini memberikan harapan baru bagi Jepang untuk menjadi salah satu pemain utama dalam industri baterai kendaraan listrik (EV) serta mesin jet, turbin gas, dan dalam pemrosesan kimia.
Kobalt dan nikel adalah dua komponen penting dalam industri modern, khususnya untuk bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa nodul mangan tersebut mengandung sekitar 610.000 metrik ton kobalt dan 740.000 metrik ton nikel. Dengan asumsi harga pasar saat ini, setiap metrik ton kobalt bernilai sekitar US$ 24.300, sedangkan nikel bernilai sekitar US$ 15.497.
Dalam perhitungan yang sederhana, nodul mangan tersebut memiliki potensi nilai ekonomi yang sangat besar. Dengan jumlah tersebut, 610.000 metrik ton kobalt diperkirakan bernilai US$14.823.000.000, sementara 740.000 ton nikel bernilai US$11.467.780.000. Secara total, mineral tersebut menghasilkan US$26.290.780.000 atau setara dengan Rp 416 triliun.
Tentu saja, nilai mineral ini dapat berubah-ubah seiring dengan fluktuasi pasar global, serta dipengaruhi oleh permintaan dari industri kendaraan listrik dan penyimpanan energi. Namun, temuan ini memberikan harapan besar bagi Jepang untuk menjadi produsen utama dalam pasokan kobalt dan nikel di masa mendatang.
Temuan ini juga memberikan dampak lingkungan yang perlu diperhatikan. Pengelolaan tambang nodul mangan di dasar laut merupakan tantangan tersendiri dalam menjaga keberlanjutan lingkungan laut. Diperlukan pendekatan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab dalam mengeksploitasi sumber daya alam yang berlimpah ini.
Namun demikian, temuan ini memiliki potensi besar untuk mengubah peta ekonomi Jepang, serta memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri baterai kendaraan listrik dan teknologi energi terbarukan.
Dengan strategi yang tepat, Jepang dapat memanfaatkan potensi ekonomi dari ladang nodul mangan ini untuk menopang pertumbuhan ekonominya dalam jangka waktu yang panjang.