Sumber foto: iStock

Microsoft Suntik Rp27,6 Triliun demi Talenta & Cloud AI Indonesia, Apa Dampaknya untuk Masa Depan Digital Kita?

Tanggal: 28 Mei 2025 11:27 wib.
Microsoft kembali membuktikan keseriusannya dalam mendukung transformasi digital Indonesia. Pada April 2024, perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat ini mengumumkan investasi senilai US$1,7 miliar atau sekitar Rp27,6 triliun yang difokuskan pada pengembangan infrastruktur cloud dan peningkatan kapasitas talenta kecerdasan buatan (AI) di Tanah Air.

Komitmen investasi tersebut mulai direalisasikan dengan peluncuran pusat data baru bernama Indonesia Central Cloud Region. Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir, menegaskan bahwa langkah ini bukan hanya untuk mentransfer teknologi dari luar ke Indonesia, tetapi juga mendorong talenta lokal agar bisa berkontribusi global.

Menurut Dharma, Indonesia memiliki potensi besar. Keragaman budaya, jumlah penduduk yang besar, serta semangat inovatif generasi muda menjadikan negara ini sangat menjanjikan dalam adopsi dan pengembangan teknologi berbasis AI. Dalam era kecerdasan buatan yang berkembang pesat, Indonesia dinilai memiliki peluang luar biasa untuk menciptakan nilai ekonomi baru dan memberdayakan masyarakat dengan prinsip yang bertanggung jawab.

Tak hanya itu, Dharma juga mengajak pemerintah, organisasi, dan komunitas lokal untuk bersama-sama membentuk AI Centre of Excellence. Tujuan inisiatif ini adalah mempercepat inovasi, melatih talenta digital lokal, dan menciptakan solusi berbasis AI yang relevan dengan kebutuhan nasional.

Sebelumnya, pada akhir 2024, Microsoft juga meluncurkan program pengembangan talenta AI bernama elevAIte Indonesia. Program ini dirancang untuk melatih setidaknya satu juta individu di Indonesia agar memiliki keterampilan AI yang relevan dan kompetitif. Hingga saat ini, sudah lebih dari 840 ribu orang yang terlibat aktif dalam program ini.

Dalam acara Microsoft AI Tour yang berlangsung pada 27 Mei 2025, Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Meutya Hafid, menyampaikan dukungannya terhadap langkah Microsoft. Ia menyebut bahwa percepatan transformasi digital memang memiliki tantangan dan risiko, namun kolaborasi lintas sektor dan pengembangan sumber daya manusia digital akan membantu Indonesia dalam menghadapi tantangan tersebut secara kolektif.

Meutya menyambut baik peluncuran Indonesia Central Cloud Region, menyebutnya sebagai bagian penting dari penguatan infrastruktur digital nasional. Tak hanya soal teknologi, ia menyatakan bahwa investasi ini diharapkan memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, yakni sekitar US$2,5 miliar atau lebih dari Rp41 triliun dalam kurun waktu empat tahun mendatang.

Lebih lanjut, Meutya menyoroti potensi investasi ini dalam penciptaan lapangan kerja. Dengan berbagai program pengembangan talenta dan kolaborasi dengan institusi pendidikan, diharapkan sebanyak 60 ribu pekerjaan baru bisa tercipta hingga 2028. Ia juga menyebut bahwa banyak universitas di Indonesia telah bekerja sama dengan Microsoft dalam mengembangkan kurikulum dan pelatihan AI, yang diharapkan bisa diperluas dan dimasifkan lagi.

Tak hanya memandang aspek teknologi dan tenaga kerja, Meutya juga menyinggung soal keberlanjutan. Ia mengungkap bahwa Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar—yakni 207 gigawatt dari tenaga surya dan 29 gigawatt dari panas bumi. Potensi ini membuka peluang pengembangan pusat data yang tidak hanya canggih tapi juga ramah lingkungan.

Dalam hal posisi strategis, Indonesia kini dipandang sebagai pintu gerbang utama ekonomi digital di kawasan Asia Pasifik. Nilai ekonomi digital atau gross merchandise value (GMV) Indonesia tumbuh dari US$80 miliar pada 2023 menjadi US$90 miliar pada 2024, dan diproyeksikan menembus angka US$130 miliar pada 2025. Pertumbuhan ini menunjukkan betapa pentingnya peran Indonesia dalam lanskap ekonomi digital global.

Kehadiran pusat data Microsoft di Indonesia tidak hanya dilihat sebagai ekspansi bisnis semata. Meutya menilai ini sebagai simbol kepercayaan global terhadap arah kebijakan digital Indonesia. Pemerintah Indonesia dinilai semakin konsisten dan terbuka dalam menjalin kolaborasi strategis dengan sektor swasta untuk membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan.

Di sisi lain, kehadiran teknologi cloud dan AI dalam negeri juga mendorong transformasi Indonesia dari sekadar pengguna menjadi mitra aktif dalam merancang masa depan tata kelola teknologi yang etis dan bertanggung jawab.

Dengan langkah besar ini, Indonesia tidak hanya bersiap untuk menjadi pemain penting di ranah digital global, tetapi juga mulai memimpin dalam menentukan arah perkembangan teknologi yang berdampak luas bagi masyarakat. Investasi Microsoft bukan hanya soal angka, tetapi soal kepercayaan dan masa depan digital bangsa.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved