Sumber foto: iStock

Meta Batasi Fitur Instagram untuk Remaja: Proteksi atau Kontrol Berlebihan?

Tanggal: 10 Apr 2025 20:16 wib.
Meta, perusahaan teknologi raksasa yang menaungi Instagram, Facebook, dan Messenger, kembali meluncurkan serangkaian langkah keamanan baru yang secara khusus menyasar pengguna remaja. Dalam pengumuman terbarunya, Meta menegaskan komitmennya untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih aman, terutama bagi anak-anak dan remaja yang kerap menjadi pengguna aktif platformnya.

Salah satu perubahan besar yang paling mencuri perhatian adalah pembatasan fitur live streaming (siaran langsung) di Instagram. Mulai saat ini, pengguna yang berusia di bawah 16 tahun tidak lagi diperbolehkan menggunakan fitur siaran langsung, kecuali mereka mendapat izin eksplisit dari orang tua atau wali.


Proteksi Ketat di Pesan Pribadi

Tak hanya membatasi fitur live, Meta juga memperkenalkan kebijakan baru di sistem perpesanan Instagram. Kini, remaja tidak bisa begitu saja menonaktifkan fitur filter konten gambar yang mengandung unsur ketelanjangan di dalam pesan langsung (DM). Untuk menonaktifkan fitur ini, remaja juga harus mendapatkan persetujuan dari orang tua mereka.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi Meta untuk menerapkan pendekatan serupa di platform Facebook dan Messenger, bukan hanya Instagram. Sejak beberapa tahun terakhir, Meta memang gencar memperluas sistem pengawasan orang tua terhadap akun remaja. Kini, sistem tersebut akan dijalankan lebih menyeluruh dengan cakupan lintas platform dan lintas negara.


Langkah Global Dimulai dari Negara Prioritas

Peluncuran sistem keamanan baru ini tidak dilakukan secara global sekaligus. Meta memilih untuk memulai penerapan di beberapa negara utama seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Kanada. Di wilayah-wilayah ini, akun milik pengguna usia 16–17 tahun tetap akan diberi pengaturan default yang membatasi akses, namun mereka masih diberi kesempatan untuk mengubah pengaturan sendiri tanpa perlu persetujuan orang tua.

Sebaliknya, pengguna berusia di bawah 16 tahun tidak akan memiliki kendali penuh terhadap pengaturan akunnya. Mereka hanya dapat mengubah preferensi tertentu jika mendapatkan izin langsung dari orang tua atau wali yang telah terhubung ke akun tersebut melalui fitur kontrol keluarga.


54 Juta Remaja Sudah Menggunakan Akun Aman

Hingga saat ini, Meta mencatat bahwa lebih dari 54 juta remaja berusia di bawah 18 tahun telah memakai akun khusus remaja di Instagram, dengan lebih dari 90% pengguna berusia 13 hingga 15 tahun tetap menggunakan pengaturan default yang membatasi interaksi dan konten.

Hal ini menjadi bukti bahwa kebijakan pengamanan digital untuk remaja mendapatkan sambutan positif, meskipun belum sepenuhnya menyelesaikan tantangan keselamatan daring yang kompleks.


Sambutan dari Lembaga Perlindungan Anak

Kebijakan baru Meta mendapat apresiasi dari NSPCC (National Society for the Prevention of Cruelty to Children), lembaga perlindungan anak terkemuka di Inggris. Namun, NSPCC menilai bahwa kebijakan ini belum cukup untuk mengatasi masalah secara menyeluruh.

Menurut Matthew Sowemimo, Kepala Kebijakan Keamanan Anak Online NSPCC, Meta harus mengambil tindakan yang lebih berani dan strategis, bukan hanya mengandalkan kontrol orang tua. “Langkah ini baik, tapi belum menyentuh akar masalah. Platform harus lebih proaktif dalam mencegah penyebaran konten berbahaya sejak awal,” ujarnya dikutip dari The Guardian.


Bersamaan dengan Undang-Undang Keamanan Online di Inggris

Menariknya, pengumuman dari Meta ini muncul bertepatan dengan pelaksanaan Online Safety Act (Undang-Undang Keamanan Online) yang diberlakukan di Inggris pada Maret 2025 lalu. UU ini mewajibkan semua platform digital—termasuk Meta, Google, X (dulu Twitter), hingga OnlyFans—untuk secara aktif mencegah dan menghapus konten ilegal, seperti materi eksploitasi anak, penipuan, hingga propaganda terorisme.

Selain itu, UU ini juga menekankan perlindungan ekstra untuk anak-anak dari konten yang dapat merusak psikologis mereka, termasuk konten terkait bunuh diri dan melukai diri sendiri. Ini menjadi dasar hukum penting yang mendorong perusahaan teknologi untuk memperketat pengawasan dan proteksi terhadap pengguna muda.


Orang Tua Masih Minim Peran, Meta Ambil Alih Kontrol?

Dalam peluncuran fitur keamanan remaja sebelumnya, Nick Clegg, Presiden Urusan Global Meta, mengakui bahwa orang tua cenderung tidak menggunakan fitur pengawasan yang sudah tersedia. Karena itulah, Meta merasa perlu untuk lebih aktif mengambil peran dalam menyediakan sistem default yang aman sejak awal.

“Kami ingin memberikan keseimbangan yang lebih menguntungkan pihak orang tua, terutama ketika mereka tidak sempat atau tidak memahami cara menggunakan kontrol orang tua di aplikasi kami,” ujar Clegg.


Kontrol Ketat: Antara Kepedulian atau Intervensi Berlebih?

Langkah-langkah yang diambil Meta ini tentu menimbulkan dua sisi pandangan. Di satu sisi, langkah ini bisa dilihat sebagai bentuk kepedulian terhadap keselamatan digital generasi muda, di tengah maraknya penyalahgunaan media sosial. Namun di sisi lain, tidak sedikit yang mempertanyakan apakah kebijakan seperti ini terlalu mengintervensi dan membatasi kebebasan pengguna remaja dalam berekspresi dan bersosialisasi secara online.

Terlepas dari pro dan kontra yang muncul, satu hal yang pasti: tanggung jawab untuk menjaga anak-anak di dunia digital kini tidak hanya dibebankan pada orang tua, tetapi juga menjadi tugas besar bagi penyedia platform teknologi seperti Meta.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved