Sumber foto: iStock

Menyusuri Masa Depan di Jalanan San Francisco: AHY Terkesima oleh Mobil Tanpa Sopir dan Refleksi Besar tentang Teknologi

Tanggal: 28 Mei 2025 11:27 wib.
Kendaraan tanpa pengemudi kini bukan lagi mimpi fiksi ilmiah. Di beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat, mobil otonom telah menjadi bagian dari lalu lintas harian. Fenomena inilah yang baru-baru ini disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), saat melakukan kunjungan ke San Francisco.

AHY mengungkapkan kekagumannya ketika melihat teknologi kendaraan tanpa pengemudi beroperasi di jalanan kota teknologi tersebut. Dalam sebuah kesempatan saat menghadiri acara Microsoft AI Tour pada Selasa, 27 Mei 2025, ia membagikan pengalamannya dengan penuh antusiasme.

“Saya berada di San Francisco minggu lalu. Setiap hari saya menyaksikan bagaimana teknologi melintas di depan mata. Mobil-mobil tanpa sopir berlalu-lalang. Tidak ada pengemudi, hanya sensor yang bekerja dan lampu-lampu yang berkedip. Itu sungguh luar biasa,” ungkap AHY.

Pemandangan tersebut membuatnya bukan hanya kagum secara visual, tetapi juga memunculkan banyak pertanyaan mendalam. Ia bertanya-tanya seperti apa rasanya menjadi penumpang dalam kendaraan otonom. Apakah kita bisa benar-benar merasa nyaman dan santai, atau justru merasa was-was karena tak ada yang mengemudi?

“Bagaimana rasanya berada di dalam mobil itu? Apakah saya bisa duduk tenang, menikmati perjalanan tanpa campur tangan manusia? Atau malah saya akan mencari kendali sendiri dalam sistem tanpa sopir itu?” kata AHY menyuarakan keresahannya yang mewakili banyak orang.

Teknologi mobil tanpa sopir yang kini semakin mendekati kesempurnaan ini memang menjadi topik diskusi global. Selain dari sisi kecanggihan, muncul pula pertanyaan besar: apakah manusia benar-benar siap untuk menerima dan beradaptasi dengan perubahan radikal ini?

Bagi AHY, fenomena kendaraan otonom tidak hanya menggambarkan kemajuan teknologi, tetapi juga menjadi simbol dari transformasi yang lebih besar. Ia menilai bahwa masa depan belum selesai dibentuk. Masih banyak hal yang harus diperjuangkan agar inovasi yang muncul bisa selaras dengan nilai-nilai dan tujuan pembangunan.

“Teknologi bukan hanya tentang inovasi, melainkan tentang arah. Tentang kerja sama. Tentang kemitraan dan tujuan bersama,” tegasnya.

Pernyataan AHY ini menyoroti betapa pentingnya manusia tetap menjadi pusat dari setiap inovasi teknologi. Meski kecanggihan sistem otomatis menawarkan kemudahan, kecepatan, dan efisiensi, namun tetap diperlukan pertimbangan mendalam tentang bagaimana teknologi tersebut diintegrasikan ke dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, AHY juga menyampaikan pandangannya tentang arah Indonesia ke depan. Ia menegaskan bahwa saat ini Indonesia sedang berada di tengah arus transformasi besar-besaran. Perubahan yang terjadi tidak hanya pada aspek kepemimpinan dan kesejahteraan, tetapi juga melibatkan percepatan teknologi, dinamika global, serta pergeseran demografi yang signifikan.

"Indonesia sedang berada dalam fase penting, masa transformasi besar. Kita mengalami perubahan dalam kepemimpinan, meningkatnya kebutuhan teknologi, perubahan struktur masyarakat, dan tantangan global yang tak menentu," ujar AHY.

Menurutnya, untuk menyikapi perubahan tersebut, Indonesia harus memiliki strategi yang jelas dan berkelanjutan. Salah satu kuncinya adalah memadukan inovasi teknologi dengan agenda pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.

“Dalam menghadapi transformasi ini, arah kita harus jelas: mengintegrasikan teknologi dengan kebijakan ekonomi yang tepat, untuk mendorong pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan bermakna,” tambahnya.

Pernyataan ini menggambarkan bahwa Indonesia, sebagai negara berkembang dengan potensi besar, tidak bisa hanya menjadi penonton dalam era revolusi teknologi. Negara harus berperan aktif, tidak hanya dalam mengadopsi teknologi baru, tetapi juga dalam membentuk arah dan prinsip penggunaannya agar berpihak pada masyarakat.

Melalui refleksi dari pengalamannya menyaksikan kendaraan otonom, AHY menyampaikan pesan penting bahwa kemajuan teknologi harus diimbangi dengan kesiapan sosial, kolaborasi antar sektor, serta komitmen terhadap tujuan bersama. Ini bukan hanya tentang seberapa cepat kita bisa mengadopsi kecanggihan, tetapi juga tentang bagaimana kita membangun masa depan yang memberi manfaat untuk semua kalangan.

Teknologi memang terus berkembang, namun tanpa arah yang jelas dan kemitraan yang kuat, inovasi bisa kehilangan maknanya. Karena itu, pendekatan seperti yang diungkapkan AHY menjadi penting: menempatkan manusia sebagai poros utama dalam semua perubahan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved