Sumber foto: iStock

Mengapa Perusahaan Ritel Berinvestasi Besar-besaran dalam AI dan Apa Dampaknya untuk Masa Depan?

Tanggal: 26 Jan 2025 11:07 wib.
Tampang.com | Penggunaan kecerdasan buatan (AI) di perusahaan-perusahaan ritel semakin meningkat dengan pesat, bahkan melampaui anggaran untuk teknologi informasi (IT) yang sebelumnya menjadi prioritas utama.

Menurut sebuah studi terbaru dari IBM, pengeluaran untuk AI diperkirakan akan melonjak hingga 52%, menunjukkan tren yang semakin kuat dalam mengintegrasikan teknologi canggih ini ke dalam operasi bisnis.

Roy Kosasih, Presiden Direktur IBM Indonesia, mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan ritel dan produk konsumen di seluruh dunia telah bereksperimen dengan AI dan menyadari manfaat yang diberikan oleh AI yang tertanam (embedded AI). Tidak hanya membantu meningkatkan produktivitas, tetapi juga relevansi, keterlibatan konsumen, dan kepercayaan terhadap merek.

Studi dari IBM ini menemukan bahwa 81% eksekutif yang disurvei, bersama dengan 96% tim mereka, telah mengadopsi AI pada tingkat yang signifikan. Eksekutif-eksekutif ini juga mengungkapkan keinginan mereka untuk memperluas penggunaan AI ke berbagai aspek bisnis yang lebih canggih, termasuk dalam perencanaan bisnis. Proyeksi untuk tahun 2025 menunjukkan adanya peningkatan penggunaan AI yang mencapai 82% untuk tujuan tersebut.

Pada tahun 2025, perusahaan-perusahaan ritel dan produk konsumen yang terlibat dalam survei ini menyatakan bahwa mereka akan mengalokasikan sekitar 3,32% dari pendapatan tahunan mereka untuk investasi AI. Angka tersebut setara dengan sekitar US$33,2 juta per tahun untuk perusahaan dengan nilai senilai US$1 miliar.

"AI kini bukan hanya sebuah inovasi, melainkan kebutuhan strategis. Kami melihat ada komitmen yang kuat dari berbagai organisasi di Indonesia, di seluruh sektor industri, untuk mengadopsi AI yang bertanggung jawab dalam setiap aspek operasional mereka," ujar Roy. Laporan yang berjudul "Embedding AI in Your Brand's DNA" ini mengungkapkan bagaimana berbagai merek sedang mempersiapkan diri untuk tahap transformasi bisnis berbasis AI yang lebih maju.

Investasi dalam AI ini tidak hanya terbatas pada aplikasi teknologi informasi tradisional, melainkan juga meluas ke berbagai fungsi operasional lainnya, seperti layanan pelanggan, rantai pasokan, rekrutmen, dan pemasaran. Hal ini menunjukkan bahwa AI semakin mendominasi berbagai aspek penting dalam dunia bisnis.

Sebuah studi global terbaru dari IBM Institute for Business Value mengungkapkan bahwa para eksekutif yang terlibat dalam industri ritel dan produk konsumen telah mulai mengalihkan fokus mereka lebih intensif pada AI. Survei tersebut memprediksi bahwa pengeluaran untuk AI yang melampaui fungsi operasional TI tradisional akan meningkat hingga 52% dalam setahun mendatang.

Seiring dengan meningkatnya peran AI dalam perusahaan, para eksekutif juga memperkirakan bahwa hampir sepertiga (31%) dari total karyawan akan perlu mempelajari keterampilan baru untuk dapat bekerja dengan teknologi AI dalam waktu satu tahun ke depan.

Angka ini diprediksi akan meningkat menjadi 45% dalam tiga tahun mendatang. Peningkatan signifikan ini menunjukkan bahwa perusahaan harus berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia untuk beradaptasi dengan teknologi yang semakin berkembang.

Selain itu, survei menunjukkan bahwa penggunaan AI untuk layanan pelanggan yang lebih personal, seperti respons dan tindak lanjut kepada konsumen, akan mengalami peningkatan luar biasa, mencapai 236% dalam 12 bulan mendatang. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya bagi perusahaan untuk mengoptimalkan layanan pelanggan dengan AI yang dapat memberikan solusi yang lebih cepat dan lebih tepat sasaran.

Sebagian besar (55%) dari peningkatan ini diharapkan akan melibatkan kolaborasi antara manusia dan AI, sedangkan hanya 30% yang akan dilakukan secara otomatis tanpa campur tangan manusia. Ini menegaskan pentingnya persiapan sumber daya manusia untuk bekerja berdampingan dengan teknologi canggih seperti AI, bukan hanya mengandalkan otomatisasi sepenuhnya.

Tren ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan, khususnya di sektor ritel, semakin melihat AI bukan hanya sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi, tetapi juga sebagai elemen penting dalam meningkatkan pengalaman pelanggan dan meningkatkan produktivitas. Perusahaan-perusahaan yang berinvestasi dalam AI berpotensi memimpin pasar dengan memberikan layanan yang lebih personal, efisien, dan inovatif.

Ke depan, teknologi AI diharapkan akan semakin mendalam dalam berbagai aspek bisnis dan terus mendorong transformasi digital yang lebih luas. Meskipun penggunaan AI di sektor-sektor lain seperti industri manufaktur, kesehatan, dan finansial juga menunjukkan tren serupa, sektor ritel memiliki potensi besar dalam memanfaatkan teknologi ini untuk memperkuat hubungan dengan pelanggan dan mengoptimalkan operasi mereka.

Kesimpulannya, AI bukan hanya teknologi masa depan, tetapi sudah menjadi kebutuhan mendesak bagi perusahaan-perusahaan ritel untuk tetap kompetitif di pasar global. Para eksekutif bisnis kini melihat AI sebagai alat yang sangat berharga untuk mengubah cara mereka berinteraksi dengan pelanggan, menjalankan operasi internal, dan merancang strategi pemasaran yang lebih efektif.

Perusahaan-perusahaan yang lebih cepat mengadopsi AI akan memiliki keunggulan dalam menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved