Mengapa Bulan Kini Terancam? Ini Alasan Mengapa Situs Bersejarah di Luar Angkasa Harus Dilindungi
Tanggal: 22 Jan 2025 19:14 wib.
Bulan kini menjadi bagian dari daftar situs budaya yang terancam, dan ini merupakan kali pertama sebuah lokasi di luar Bumi dimasukkan dalam kategori tersebut. Keputusan ini diambil oleh World Monuments Fund (WMF), sebuah organisasi nirlaba internasional yang secara rutin setiap dua tahun menyoroti 25 situs warisan yang terancam keberadaannya. Dalam daftar terbarunya, WMF mencatat Bulan sebagai salah satu situs yang berisiko rusak akibat peningkatan aktivitas eksplorasi yang dilakukan oleh manusia.
Penilaian ini menyoroti betapa pentingnya Bulan, yang kini menjadi rumah bagi lebih dari 90 situs bersejarah terkait dengan jejak manusia. Situs-situs ini meliputi berbagai lokasi yang menjadi saksi bisu dari momen penting dalam sejarah eksplorasi luar angkasa, salah satunya adalah Tranquility Base.
Tranquility Base dikenal sebagai tempat pendaratan pertama manusia di Bulan, di mana astronot Neil Armstrong meninggalkan jejak kakinya yang legendaris, serta lebih dari seratus artefak yang berasal dari misi Apollo 11.
Menurut Presiden dan CEO World Monuments Fund, Bénédicte de Montlaur, artefak-artefak ini, seperti kamera yang digunakan untuk merekam pendaratan bersejarah tersebut, cakram peringatan yang ditinggalkan oleh Neil Armstrong dan Buzz Aldrin, serta ratusan benda lainnya, menjadi simbol dari warisan manusia yang ada di Bulan.
Namun, dengan semakin meningkatnya jumlah aktivitas manusia di luar angkasa, benda-benda bersejarah ini menghadapi ancaman serius, karena sebagian besar eksplorasi ini dilakukan tanpa adanya protokol pelestarian yang jelas.
Bulan kini bukan hanya menjadi objek yang menarik untuk eksplorasi ilmiah, tetapi juga sebuah tempat dengan warisan budaya yang sangat penting. Namun, keberadaannya semakin terancam seiring dengan meluasnya aktivitas manusia yang tidak selalu memperhatikan dampak terhadap situs-situs bersejarah di sana.
Ini menjadi perhatian utama bagi para ahli dan organisasi pelestarian warisan dunia, termasuk WMF, yang mengingatkan perlunya pendekatan yang lebih hati-hati dan berkelanjutan dalam melakukan eksplorasi Bulan.
Dengan dimasukkannya Bulan dalam daftar World Monuments Watch 2025, WMF ingin menekankan pentingnya perlindungan warisan budaya luar angkasa ini. Mereka menggarisbawahi bahwa perlindungan terhadap situs bersejarah di Bulan harus dilakukan secara proaktif, dengan strategi yang matang dan melibatkan kerja sama antara berbagai pihak. Hal ini penting untuk memastikan bahwa warisan manusia yang ada di Bulan tetap terjaga, dan bukan menjadi korban dari aktivitas eksplorasi yang tidak terkendali.
Ancaman terhadap situs bersejarah Bulan bukanlah satu-satunya yang ada di daftar WMF. Di sisi lain, banyak situs bersejarah di Bumi yang juga menghadapi ancaman serius, seperti perubahan iklim, pariwisata yang tidak terkelola dengan baik, konflik, dan bencana alam.
Salah satunya adalah Gaza, yang telah lama mengalami kerusakan pada bangunan bersejarahnya akibat konflik yang berkepanjangan. Begitu juga dengan bangunan bersejarah di Kyiv yang rusak akibat perang, serta garis pantai yang terkikis di beberapa negara seperti Kenya dan Amerika Serikat, yang semakin memprihatinkan.
Situs-situs yang terancam ini memperlihatkan bahwa tantangan dalam menjaga warisan dunia tidak hanya terbatas pada tempat-tempat yang ada di Bumi, tetapi juga meluas hingga ke luar angkasa.
Peningkatan eksplorasi luar angkasa, meskipun memberikan kemajuan besar dalam ilmu pengetahuan, juga membawa dampak yang perlu diperhatikan, terutama terkait pelestarian warisan yang telah ada di sana.
Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antar negara, lembaga, dan perusahaan teknologi luar angkasa untuk merumuskan kebijakan yang dapat melindungi situs-situs tersebut dari kerusakan lebih lanjut.
Pelestarian warisan budaya di luar angkasa juga menuntut pemahaman dan kesadaran dari semua pihak yang terlibat dalam eksplorasi luar angkasa. Ini termasuk pemerintah, lembaga penelitian, dan perusahaan teknologi yang terlibat dalam pengembangan misi luar angkasa.
Setiap tindakan yang dilakukan di luar angkasa, baik itu pendaratan astronot atau pengiriman satelit, harus mempertimbangkan dampaknya terhadap warisan budaya yang ada, termasuk situs bersejarah di Bulan.
Pentingnya pelestarian situs-situs bersejarah di luar angkasa, seperti Tranquility Base dan artefak-artefak dari misi Apollo 11, menjadi pengingat bahwa eksplorasi luar angkasa tidak hanya tentang pencapaian ilmiah dan teknologi, tetapi juga tentang menjaga warisan manusia yang telah terbentuk sejak lama.
Dengan semakin banyaknya negara dan perusahaan yang berpartisipasi dalam eksplorasi luar angkasa, perhatian terhadap pelestarian situs-situs ini harus menjadi prioritas utama, agar generasi mendatang dapat menghargai dan belajar dari warisan luar angkasa yang telah diciptakan.
Secara keseluruhan, kehadiran Bulan dalam daftar World Monuments Watch 2025 memberikan gambaran baru mengenai tantangan pelestarian warisan budaya di era modern ini. Hal ini menunjukkan bahwa pelestarian bukan hanya tentang melindungi situs-situs yang ada di Bumi, tetapi juga perlu melibatkan situs bersejarah yang ada di luar angkasa.
Oleh karena itu, langkah-langkah pelestarian yang lebih bijak dan strategis harus segera diterapkan untuk memastikan bahwa warisan ini tidak hilang begitu saja seiring dengan perkembangan teknologi dan eksplorasi luar angkasa yang semakin pesat.