Sumber foto: iStock

Membakar Semangat Ojol: Gojek Tunjukkan Siapa Tuan Rumah Sebenarnya di Tengah Isu Akuisisi Grab

Tanggal: 19 Jun 2025 10:42 wib.
Di tengah berhembusnya isu panas mengenai potensi akuisisi Gojek oleh Grab, semangat kebangsaan justru menyala lebih terang. Direktur Utama GoTo, Patrick Walujo, tampil penuh semangat dalam acara “Apresiasi Mitra Juara Gojek & GoPay 2025” yang dihadiri oleh puluhan ribu mitra driver. Di momen penting ini, ia menegaskan bahwa Gojek adalah simbol kebanggaan Indonesia dan karya anak bangsa yang harus dilindungi serta dijunjung tinggi.

Dalam pidatonya yang penuh semangat, Patrick memberikan apresiasi tinggi terhadap peran para mitra driver yang telah berjuang di jalanan setiap hari. Ia menggambarkan Gojek dan GoPay bukan sekadar platform layanan, melainkan wujud nyata semangat kemandirian bangsa dalam menghadapi tantangan ekonomi dan persaingan global.


“Dengan kerja keras, senyum yang tulus, dan pelayanan terbaik, Bapak dan Ibu telah menjadikan Gojek dan GoPay sebagai ikon kebanggaan nasional. Kita buktikan bahwa Indonesia bisa menjadi tuan rumah di tanah sendiri,” ujar Patrick dengan penuh keyakinan.


Gojek, Lebih dari Sekadar Aplikasi

Patrick tidak hanya menyoroti perjuangan sehari-hari para mitra, tapi juga menggarisbawahi filosofi besar yang mengiringi perjalanan Gojek. Ia menyebutkan bahwa seluruh perjuangan ini didedikasikan untuk keluarga, roda ekonomi nasional, dan harkat martabat bangsa.


“Kita berjuang untuk keluarga, untuk menggerakkan ekonomi, dan demi menunjukkan bahwa kita mampu berdiri di atas kaki sendiri,” lanjutnya.


Misi besar GoTo menurut Patrick adalah untuk bermitra demi kesejahteraan bersama. GoTo tidak hanya mengandalkan diskon dan promo untuk menarik konsumen, tetapi memastikan bahwa semua strategi bisnisnya juga berdampak langsung pada peningkatan pendapatan mitra driver dan UMKM.

Program dukungan seperti subsidi BBM, paket data, hingga bantuan operasional lainnya pun terus diperluas. Patrick juga menyoroti perlindungan mitra sebagai prioritas utama, melalui program seperti Bantuan Hari Raya (BHR), tombol darurat, asuransi, dan akses layanan pusat bantuan yang responsif.

Komitmen Nyata bagi Mitra: 3 Juta Driver, Rp 392 Triliun untuk PDB

Dalam laporan tahunan, GoTo menyebut telah melibatkan lebih dari 3 juta mitra driver dan 5,3 juta mitra UMKM sepanjang 2024. Kehadiran mereka berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan sumbangan senilai Rp 392 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Acara “Apresiasi Mitra Juara” sendiri diikuti oleh lebih dari 40.000 mitra driver dari berbagai daerah, menjadi wujud konkret dari penghargaan GoTo terhadap mitra yang selama ini menjadi tulang punggung operasional platform.


“Melalui inisiatif ini, kami ingin menegaskan bahwa GoTo tidak hanya mendengar mitra, tapi juga bergerak bersama mereka. Perlindungan, kesejahteraan, dan kolaborasi jangka panjang menjadi komitmen kami,” jelas Patrick.


Di Tengah Isu Akuisisi Grab, Gojek Tunjukkan Taji Lokal

Sementara itu, di balik gemuruh pujian dan semangat nasionalisme ini, beredar pula rumor terkait rencana penggabungan Gojek dan Grab—dua raksasa layanan on-demand Asia Tenggara. Isu ini mencuat kuat sejak awal 2025 dan menimbulkan spekulasi besar mengenai nasib ekosistem startup Indonesia.

Menanggapi rumor tersebut, pihak Grab Indonesia melalui Chief of Public Affairs, Tirza Munusamy, memberikan klarifikasi resmi. Ia menegaskan bahwa kabar tersebut tidak memiliki dasar informasi yang valid dan bukan berasal dari sumber terpercaya.


“Grab memahami bahwa banyak spekulasi berkembang terkait kemungkinan merger dengan salah satu pelaku industri. Namun, informasi tersebut tidak berasal dari sumber yang terverifikasi, sehingga kami tidak berada dalam posisi untuk memberikan tanggapan lebih lanjut,” ujar Tirza.


Pernyataan ini tidak meredam sepenuhnya spekulasi di publik, tetapi memperjelas bahwa belum ada kepastian apapun mengenai akuisisi atau merger antara Grab dan Gojek.

Gojek Tetap Fokus pada Akar: Mitra dan Bangsa

Di tengah tekanan global dan tantangan bisnis digital yang makin kompleks, Gojek memilih untuk tetap berpijak pada nilai-nilai lokal. Dari program kesejahteraan hingga semangat kebangsaan, perusahaan ini menunjukkan bahwa bisnis besar pun bisa berdiri di atas prinsip kemitraan dan keberpihakan kepada rakyat.

Dengan menyuarakan semangat sebagai tuan rumah di negeri sendiri, Gojek tidak hanya memperkuat posisinya di pasar, tapi juga mengukuhkan identitas sebagai solusi lokal berkelas dunia.


“Kita bukan sekadar platform. Kita adalah gerakan. Kita adalah karya anak bangsa,” tegas Patrick, menutup pidatonya.


Apresiasi, komitmen, dan keberanian untuk tetap berdiri di tengah isu merger menjadi sinyal kuat bahwa Gojek dan GoTo belum selesai berjuang. Di tengah dinamika industri, mereka memilih untuk terus melaju dengan identitas Indonesia yang tak tergoyahkan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved