Mata Langit Baru Bumi: Satelit NISAR Siap Awasi Perubahan Alam Siang-Malam Tanpa Henti
Tanggal: 19 Jun 2025 10:39 wib.
Kerja sama ambisius antara NASA dan ISRO (Indian Space Research Organisation) akan segera meluncurkan salah satu proyek observasi Bumi paling canggih dalam sejarah, yakni satelit NISAR (NASA-ISRO Synthetic Aperture Radar). Satelit ini dijadwalkan mengudara dari Satish Dhawan Space Centre di India dalam waktu dekat. Dengan bobot mendekati 3 ton dan biaya pengembangan mencapai US$ 1,5 miliar, NISAR menjadi simbol komitmen besar dua negara dalam memantau kondisi planet kita secara mendalam dan berkelanjutan.
Apa yang membuat NISAR begitu istimewa? Satelit ini dibekali dengan radar sepanjang 12 meter yang menggunakan teknologi Synthetic Aperture Radar (SAR)—kemampuan yang memungkinkannya mengamati perubahan permukaan Bumi dengan akurasi hingga sentimeter, kapan pun dan dalam cuaca apa pun. Ini merupakan terobosan besar bagi ilmu pengamatan Bumi yang selama ini bergantung pada cahaya matahari dan kondisi langit cerah.
Melihat Tanpa Batas: SAR, Teknologi Pengamat Bumi Revolusioner
Berbeda dari satelit konvensional yang hanya mengandalkan pantulan cahaya matahari, NISAR menggunakan pancaran sinyal radar aktif. Ini berarti satelit tidak perlu menunggu siang hari atau langit cerah untuk dapat “melihat”. Bahkan, awan tebal, asap kebakaran, hingga vegetasi rapat di hutan hujan tropis tak akan menghalangi pengamatannya.
Kemampuan ini sangat penting untuk wilayah seperti Indonesia dan negara-negara tropis lainnya yang kerap tertutup awan. Dengan SAR, NISAR dapat mengawasi dinamika Bumi secara real-time, baik siang maupun malam, serta dalam kondisi bencana seperti banjir besar, kebakaran hutan, atau letusan gunung berapi.
Lebih dari itu, SAR juga sangat efektif dalam mendeteksi keberadaan air, karena pantulan sinyal radar dari air memiliki karakteristik unik. Hal ini membuka peluang besar bagi pengelolaan sumber daya air, pemetaan irigasi, pemantauan danau, serta perlindungan lahan pertanian secara presisi.
Bukan Sekadar Satelit: NISAR, Alat Strategis untuk Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim
Sang-Ho Yun, Direktur Remote Sensing Lab di Earth Observatory of Singapore, menyebut NISAR sebagai "lompatan besar dalam pemantauan Bumi". Ia mengaku telah mengandalkan data SAR dalam lebih dari 15 tahun kerja lapangannya untuk merespons bencana seperti gempa bumi, badai tropis, dan banjir besar.
NISAR memungkinkan ahli untuk mendeteksi pergerakan tanah mikro, seperti pergeseran lempeng sebelum gempa, atau retakan yang mengindikasikan tanah longsor. Hal ini tentu sangat vital bagi negara-negara yang rentan bencana alam. Bahkan, perkiraan waktu terjadinya bencana bisa semakin akurat karena pemantauan dilakukan nyaris tanpa jeda.
Tak hanya untuk mitigasi bencana, perubahan iklim global pun bisa dipantau lebih tajam. Dari pergeseran garis pantai, penyusutan gletser, hingga naiknya permukaan air laut—semua bisa dideteksi dengan presisi. Ini akan memperkaya data ilmiah dan membantu pembuat kebijakan merespons perubahan lingkungan dengan langkah yang berbasis bukti.
Mengisi Kelemahan Satelit Lama: Malam dan Cuaca Buruk Tak Lagi Masalah
Sebelum hadirnya NISAR, pengamatan Bumi melalui satelit hanya efektif dilakukan di siang hari dan saat cuaca cerah. Awan, kabut, atau hujan menjadi kendala besar yang menyebabkan data tidak konsisten, terutama di wilayah-wilayah tropis.
Dengan hadirnya NISAR, keterbatasan ini dihapus total. Satelit ini menjadi seperti “mata langit” yang tak pernah tidur—mampu merekam, memantau, dan mengawasi perubahan alam secara 24 jam nonstop, apa pun kondisi lingkungannya.
Sebagai perbandingan, satelit observasi konvensional tidak bisa menembus tutupan awan dan membutuhkan pencahayaan alami untuk menghasilkan gambar yang berguna. Hal ini menyebabkan “blind spot” dalam pemantauan. Sementara dengan SAR, pantauan dapat dilakukan terus-menerus tanpa celah.
Potensi Dampak Global: Dari Indonesia ke Seluruh Dunia
Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di cincin api Pasifik, sangat diuntungkan oleh keberadaan satelit ini. Dari potensi tsunami, gunung meletus, hingga ancaman banjir di kota-kota besar, data dari NISAR akan menjadi dasar penting untuk peningkatan sistem peringatan dini dan manajemen risiko bencana nasional.
Tak hanya Indonesia, negara-negara lain di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika yang memiliki ekosistem tropis juga akan merasakan dampaknya. Pemerintah, ilmuwan, dan lembaga bantuan kemanusiaan akan memiliki akses ke data yang lebih akurat dan cepat dalam mengambil tindakan.
Penutup: NISAR dan Masa Depan Pengawasan Bumi
Peluncuran NISAR merupakan penanda era baru dalam pengawasan planet Bumi. Satelit ini bukan sekadar proyek antariksa, tetapi investasi besar bagi masa depan kemanusiaan. Dari penelitian ilmiah, kebijakan publik, manajemen bencana, hingga ketahanan pangan, semuanya akan mendapat manfaat dari data yang lebih presisi dan real-time.
Dengan gabungan kecanggihan teknologi NASA dan keahlian peluncuran dari ISRO, NISAR akan menjadi pionir dalam monitoring lingkungan secara global tanpa batas waktu dan cuaca.