Sumber foto: iStock

Masih Banyak Orang Gunakan Password Tidak Aman: Tanggal Lahir hingga Nama Hewan Peliharaan!

Tanggal: 19 Mar 2025 20:41 wib.
Menurut sebuah survei yang dilakukan, ternyata masih banyak orang yang menggunakan kata sandi yang tidak aman untuk melindungi akun online mereka. Penggunaan password yang mudah ditebak, seperti tanggal lahir atau informasi pribadi lainnya, menjadi hal yang umum di kalangan pengguna internet. Survei yang dilakukan oleh All About Cookies terhadap 1.000 orang dewasa di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sekitar 84% pengguna internet menggunakan password yang dianggap tidak aman. Data ini memperlihatkan adanya kekhawatiran yang mendalam mengenai keamanan siber.

Laporan tersebut, yang dirilis pada tanggal 18 Maret 2025, mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa semakin banyak individu yang menggunakan password yang sama untuk berbagai akun. Dari 84% tersebut, sekitar 24% menggunakan angka-angka favorit mereka dan 23% memilih nama hewan peliharaan sebagai password. Ini menjadi perhatian karena password yang menggunakan informasi pribadi sangat rentan terhadap serangan siber. Misalnya, jika seseorang mengetahui tanggal lahir atau nama hewan peliharaan, mereka bisa dengan mudah mengakses akun yang dilindungi oleh password tersebut.

Berbagai pilihan lain yang sering digunakan sebagai password juga mencerminkan kebiasaan yang kurang bijak dalam memilih keamanan siber. Banyak orang menggunakan tanggal lahir mereka sendiri, tanggal lahir orang terkasih, atau bahkan mengandalkan judul film atau acara TV favorit mereka. Tak kalah mengkhawatirkan, ada juga yang memilih nama tim olahraga, nama band atau lagu kesukaan, warna favorit, hingga bahkan kata "password" itu sendiri sebagai kata sandi mereka.

Dalam laporan yang sama, terungkap bahwa sekitar satu dari lima orang menggunakan nama atau tanggal lahir orang terkasih, serta tanggal lahir sendiri, atau menggunakan kembali password lama yang telah dibuat beberapa tahun lalu. Menggunakan password lama yang masih berlaku jelas meningkatkan kemungkinan akun mereka terancam, terutama jika password tersebut pernah bocor ke publik.

Di sisi lain, lebih dari setengah responden, tepatnya 59%, membagikan satu password akun dengan orang lain. Hal ini biasa dilakukan untuk layanan streaming atau bahkan untuk rekening bank. Pembagian password ini menciptakan risiko yang signifikan karena jika salah satu dari mereka mengalami masalah keamanan, maka semua akun yang menggunakan password yang sama bisa terancam.

Metode yang dipilih orang-orang untuk mengingat password mereka juga menjadi fokus dalam survei ini. Hasilnya menunjukkan bahwa 40% responden lebih memilih untuk menuliskan password mereka secara manual. Metode ini dapat membahayakan keamanan mereka karena catatan fisik bisa hilang atau jatuh ke tangan yang salah. Sementara itu, 38% memilih untuk mengandalkan ingatan mereka. Namun, ini bisa menjadi tantangan besar, terutama ketika password yang diciptakan sangat acak dan sering berubah.

Masih ada harapan dalam penggunaan teknologi yang dapat membantu meningkatkan keamanan password. Misalnya, sekitar 33% responden menggunakan password manager untuk mengelola dan menyimpan kata sandi mereka dengan aman. Password manager tidak hanya membantu dalam menciptakan password yang kuat tetapi juga menyimpannya dengan aman. Selain itu, ada juga yang memanfaatkan fitur autofill pada browser sebesar 23%, yang membantu memasukkan password secara otomatis saat login ke berbagai akun.

Dari segi teknologi keamanan terbaru, penggunaan pengenalan wajah (facial recognition) juga mulai meningkat. Sekitar 14% responden melaporkan menggunakan cara ini untuk mengakses akun mereka. Meskipun demikian, pendekatan ini harus digunakan dengan hati-hati karena teknologi pengenalan wajah juga bisa terancam oleh teknik-teknik tertentu yang dapat mengeksploitasi kelemahan dalam sistem.

Ada pula yang memilih untuk menyimpan password dalam file di komputer mereka, dengan persentase mencapai 14%. Kebiasaan ini terus menuai risiko karena jika komputer terinfeksi malware atau diakses oleh orang selain mereka, informasi ini bisa dengan mudah jatuh ke tangan yang salah.

Memperhatikan berbagai metode yang digunakan oleh masyarakat dalam mengelola password, jelas terlihat bahwa perlu ada peningkatan kesadaran akan pentingnya keamanan siber. Berbagai pilihan yang dianggap praktis ini, sayangnya, sering kali mengabaikan faktor keamanan yang seharusnya menjadi prioritas utama. 

Selama kita terus menggunakan password yang lemah dan metode yang tidak aman, kita tetap akan rentan terhadap berbagai ancaman digital yang ada di luar sana. Ke depannya, pendidikan yang lebih baik tentang keamanan siber serta pentingnya memilih password yang kuat harus menjadi fokus prioritas agar masyarakat bisa lebih aman dalam berselancar di dunia maya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved