Sumber foto: iStock

Masa Depan Dunia Kerja: Apakah Robot Humanoid Akan Jadi Rekan atau Pengganti Manusia?

Tanggal: 24 Mei 2025 18:28 wib.
Dalam beberapa tahun terakhir, China terus menunjukkan keseriusannya dalam pengembangan teknologi robot humanoid. Langkah strategis ini diarahkan untuk mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi di sektor industri, khususnya manufaktur. Namun, terobosan ini juga menimbulkan pertanyaan besar: apakah robot humanoid akan menggantikan manusia dalam dunia kerja?

Kekhawatiran ini semakin mencuat di tengah situasi global yang belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi Covid-19. Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dimulai sejak masa pandemi masih menghantui banyak sektor ekonomi dan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan penuh. Maka wajar jika banyak pihak mulai cemas bahwa kehadiran robot akan memperburuk keadaan dengan menggeser peran tenaga manusia.

Pemerintah China Tegaskan: Robot Akan Menjadi Mitra, Bukan Ancaman

Di tengah meningkatnya kekhawatiran publik, pemerintah Tiongkok di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping menyatakan secara tegas bahwa robot humanoid tidak dirancang untuk menggantikan pekerjaan manusia, melainkan untuk membantu dan mendukung tugas-tugas manusia di sektor industri.

Pernyataan ini disampaikan oleh Liang Liang, Deputi Direktur di Kawasan Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Beijing. Menurutnya, robot humanoid bukanlah ancaman, melainkan inovasi yang dapat melengkapi tenaga kerja manusia.

“Robot humanoid dikembangkan bukan untuk mengambil alih pekerjaan, tetapi untuk menangani tugas-tugas yang terlalu berbahaya atau tidak diinginkan oleh manusia,” ujar Liang, seperti dilansir dari Reuters pada Senin, 19 Mei 2025.

Peran Strategis Robot Humanoid dalam Lingkungan Berisiko

Liang menjelaskan bahwa fokus utama pengembangan robot humanoid adalah mengisi celah produktivitas di area kerja yang memiliki tingkat risiko tinggi. Misalnya, lingkungan ekstrem seperti eksplorasi bawah laut yang tidak bisa dijangkau oleh manusia dengan aman.

Dalam skenario seperti ini, robot memiliki keunggulan karena bisa beroperasi tanpa gangguan biologis seperti kebutuhan istirahat, rasa takut, atau kelelahan. Robot bisa bekerja secara terus-menerus, bahkan saat malam hari ketika manusia membutuhkan waktu tidur dan pemulihan.

“Ketika manusia tidur, robot tetap bisa bekerja. Mereka bisa menghasilkan produk yang lebih baik, dengan harga lebih terjangkau, dan mudah digunakan oleh konsumen. Ini adalah arah utama dari pengembangan kami ke depan,” lanjut Liang.

Transformasi Dunia Kerja: Kolaborasi Manusia dan Mesin

Transformasi yang ditawarkan oleh teknologi robot humanoid sejatinya bukan berarti penghapusan peran manusia, melainkan pergeseran fokus peran manusia ke sektor-sektor yang membutuhkan kreativitas, pengambilan keputusan kompleks, dan interaksi emosional—hal-hal yang masih sulit ditiru oleh mesin.

Dalam konteks ini, manusia dapat meningkatkan keterampilan dan mengisi posisi strategis dalam sistem kerja yang lebih modern dan terotomatisasi. Robot akan mengambil alih tugas-tugas yang repetitif, membosankan, atau berisiko tinggi, sementara manusia akan tetap memegang peran penting dalam manajemen, desain, kontrol kualitas, dan inovasi.

Bahkan, dengan produktivitas yang meningkat, perusahaan bisa menghasilkan lebih banyak barang dengan biaya yang lebih rendah, yang pada akhirnya dapat membuka lapangan kerja baru di sektor teknologi dan layanan.

Perspektif Ekonomi dan Etika dalam Implementasi Teknologi

Kehadiran robot humanoid menimbulkan tantangan tersendiri dari sisi ekonomi dan etika. Salah satu tantangan utamanya adalah bagaimana menciptakan ekosistem kerja yang inklusif, di mana manusia dan robot dapat berkolaborasi tanpa menimbulkan ketimpangan ekonomi yang makin lebar.

China tampaknya sadar akan hal ini, sehingga dalam kebijakannya, pemerintah mendorong integrasi robot ke dalam industri secara bertahap, sambil melakukan pelatihan dan peningkatan keterampilan bagi tenaga kerja manusia. Langkah ini penting agar masyarakat tidak hanya menjadi penonton dalam era otomatisasi, tetapi juga menjadi bagian dari perubahan tersebut.

Masa Depan Industri: Adaptasi adalah Kunci

Fenomena kemunculan robot humanoid dalam skala besar menandai dimulainya era baru dalam revolusi industri. Namun, seperti setiap revolusi teknologi sebelumnya, kunci utama bukanlah pada teknologi itu sendiri, tetapi pada kemampuan manusia untuk beradaptasi.

Adaptasi ini mencakup pembelajaran keterampilan baru, keterbukaan terhadap perubahan, dan kemampuan bekerja sama dengan mesin sebagai mitra kerja, bukan lawan. Dengan pendekatan yang tepat, kolaborasi antara manusia dan robot justru bisa membawa manfaat besar bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Alih-alih ditakuti, robot humanoid perlu dilihat sebagai alat bantu produktivitas yang membuka jalan bagi inovasi, efisiensi, dan eksplorasi yang sebelumnya tak terbayangkan. Dengan dukungan kebijakan yang bijak dan fokus pada pelatihan sumber daya manusia, masa depan dunia kerja bisa lebih cerah dan inklusif.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved