Sumber foto: iStock

Mark Zuckerberg dan Meta: Perubahan Drastis di Era Trump, Apa Dampaknya?

Tanggal: 5 Feb 2025 08:54 wib.
Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, kembali menjadi sorotan setelah pendirinya, Mark Zuckerberg, melontarkan pujian terhadap pemerintahan Donald Trump. Dalam laporan keuangan terbarunya, Zuckerberg mengisyaratkan bahwa hubungan Meta dengan pemerintah AS akan mengalami perubahan besar pada tahun 2025.

Menurut Zuckerberg, pemerintahan saat ini mendukung perusahaan teknologi raksasa, menekankan dominasi teknologi Amerika, serta berkomitmen membela kepentingan negara di tingkat global. Dengan optimisme tinggi, ia menegaskan bahwa tahun ini akan menjadi era penting bagi inovasi dan pertumbuhan perusahaan.

Penyelesaian Gugatan Trump dan Sikap Baru Meta

Selain memberikan pernyataan positif mengenai pemerintahan Trump, Meta juga memilih jalur damai dalam sengketa hukumnya dengan mantan presiden tersebut. Perusahaan sepakat membayar kompensasi sebesar US$ 25 juta untuk menyelesaikan gugatan terkait pemblokiran akun Facebook dan Instagram resmi Donald Trump pasca-kerusuhan di Gedung Kongres AS pada 6 Januari 2021.

Sebagai langkah lain dalam memperbaiki hubungan dengan Trump, Meta dilaporkan turut menyumbang US$ 1 juta untuk dana pelantikan Trump sebagai Presiden AS.

Kebijakan Baru: Bebaskan Ekspresi, Hentikan Cek Fakta

Meta juga mengumumkan perubahan kebijakan yang cukup kontroversial. Salah satunya adalah penghentian program pengecekan fakta pihak ketiga di Instagram dan Facebook. Langkah ini diklaim sebagai bagian dari upaya untuk "mengembalikan kebebasan berekspresi" bagi pengguna media sosial.

Sebagai gantinya, Meta akan menerapkan sistem "catatan komunitas", mirip dengan fitur yang digunakan di platform X (dulu Twitter) milik Elon Musk. Selain itu, Meta juga tidak lagi secara aktif menindak ujaran kebencian atau konten bermasalah, kecuali jika ada laporan dari pengguna. Sistem moderasi otomatis hanya akan difokuskan pada pelanggaran berat, seperti terorisme, eksploitasi anak, penipuan, dan perdagangan narkoba.

Namun, kebijakan ini hanya berlaku di Amerika Serikat. Di pasar lain, termasuk Uni Eropa, Meta masih harus mematuhi regulasi ketat, seperti Digital Services Act yang mewajibkan platform media sosial untuk mengawasi dan menangani konten ilegal.

Dampak Perubahan Ini di Masa Depan

Keputusan Meta untuk lebih longgar dalam moderasi konten memunculkan berbagai reaksi. Sebagian pihak mendukung langkah ini karena dianggap mendukung kebebasan berbicara, sementara yang lain khawatir akan meningkatnya penyebaran disinformasi dan ujaran kebencian.

Dengan hubungan yang semakin dekat antara Meta dan Trump, muncul pertanyaan besar: Apakah perubahan ini akan membawa dampak positif atau justru menimbulkan masalah baru?
Copyright © Tampang.com
All rights reserved