Mark Zuckerberg Akui TikTok Menjadi Ancaman Serius untuk Meta: Apa Strategi Baru yang Dijalankan?
Tanggal: 28 Apr 2025 06:35 wib.
CEO Meta, Mark Zuckerberg, baru-baru ini mengungkapkan bahwa kehadiran TikTok telah menjadi ancaman besar bagi perusahaan yang ia pimpin. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Zuckerberg saat memberikan kesaksian dalam sidang anti-monopoli terhadap Meta yang diselenggarakan oleh Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) pada 16 April 2025.
Zuckerberg menyatakan bahwa sejak TikTok muncul pada tahun 2018, aplikasi video pendek yang dimiliki oleh ByteDance ini langsung menjadi prioritas utama bagi Meta. TikTok, menurut Zuckerberg, kini menjadi pesaing yang sangat serius bagi bisnis Meta. Hal ini menunjukkan besarnya tekanan yang dirasakan Meta akibat popularitas TikTok yang terus berkembang pesat.
Salah satu faktor yang membuat TikTok menjadi ancaman yang begitu besar adalah kemampuan aplikasi ini untuk menarik perhatian pengguna dengan cepat. TikTok berhasil mengubah cara orang mengonsumsi konten di media sosial, dari yang sebelumnya berbasis teks dan gambar, kini lebih dominan dengan video pendek yang menarik perhatian.
TikTok terus menjadi fokus utama bagi upaya kompetitif Meta selama beberapa tahun terakhir. Zuckerberg menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya mengalahkan TikTok dengan meluncurkan berbagai fitur baru di Instagram dan aplikasi lainnya di bawah naungan Meta. Perubahan-perubahan ini mencerminkan bagaimana Meta menyesuaikan diri dengan perubahan preferensi pengguna, yang kini lebih tertarik pada video dinamis dan interaktif.
Pada awal 2017, ByteDance melakukan akuisisi terhadap Musical.ly, sebuah aplikasi serupa TikTok, yang kemudian digabungkan dengan TikTok pada tahun berikutnya. Langkah ini memunculkan persaingan sengit antara TikTok dan Meta, yang pada saat itu masih dikenal dengan nama Facebook. Persaingan ini semakin memanas karena pada waktu yang hampir bersamaan, Meta berhenti melaporkan jumlah pengguna Facebook secara terbuka dalam laporan kuartalannya dan beralih ke metrik "keluarga aplikasi". Metrik ini mencakup Instagram dan WhatsApp, yang digunakan untuk menyembunyikan fakta bahwa pertumbuhan pengguna Facebook mulai melambat.
Dalam kesaksiannya, Zuckerberg juga membahas perubahan mendalam dalam cara kerja aplikasi media sosial saat ini. Dia menyatakan bahwa platform sosial media kini tidak lagi berfungsi hanya untuk mempererat hubungan antara teman dan keluarga. Aplikasi-aplikasi ini, menurut Zuckerberg, kini lebih berfungsi sebagai mesin pencari yang memungkinkan konten untuk ditemukan dan dibawa ke aplikasi pesan.
"Konten tersebut kemudian bisa dibawa ke aplikasi pesan," tambah Zuckerberg, yang menyoroti bagaimana pola interaksi di media sosial telah bergeser. Ini menjadi bagian dari perubahan besar dalam cara orang berkomunikasi dan berbagi informasi melalui platform digital.
Namun, meskipun menghadapi tekanan besar dari TikTok, Meta tidak tinggal diam. Zuckerberg juga mengungkapkan bahwa perusahaan kini sedang berusaha untuk kembali ke akar Facebook, yakni memperkuat hubungan antar pengguna. Untuk itu, Meta telah meluncurkan sejumlah fitur baru di Facebook yang bertujuan untuk memperbaiki interaksi sosial antar pengguna. Salah satunya adalah pembaruan pada tab "Friends" yang kini menyoroti permintaan pertemanan dan aktivitas teman, yang lebih memudahkan pengguna untuk berinteraksi secara langsung.
Langkah ini, menurut Zuckerberg, bertujuan untuk membawa kembali pengalaman sosial yang lebih personal dan menyenangkan bagi pengguna, dengan menekankan hubungan yang lebih erat antar teman dan keluarga. Dalam pernyataan sebelumnya kepada para investor, Zuckerberg juga mengungkapkan bahwa salah satu target utama Meta untuk tahun 2025 adalah mengembalikan Facebook ke format yang lebih orisinal, dengan fokus pada koneksi sosial yang lebih mendalam dan autentik.
Upaya Meta untuk kembali ke fondasi aslinya ini bisa menjadi langkah strategis yang penting, mengingat pesaing seperti TikTok terus mendominasi pasar media sosial dengan format video yang sangat menarik bagi generasi muda. Meski Meta terus berupaya mengembangkan fitur-fitur baru untuk bersaing dengan TikTok, tantangan yang mereka hadapi semakin kompleks.
TikTok, yang sebelumnya dianggap sebagai aplikasi sederhana untuk berbagi video musik, kini telah berkembang menjadi platform yang lebih matang dengan berbagai fitur baru yang semakin menarik bagi berbagai kalangan. Pengguna TikTok dapat menikmati konten yang lebih beragam, mulai dari hiburan hingga edukasi, dengan algoritma yang canggih yang mampu mempersonalisasi pengalaman pengguna dengan sangat baik.
Zuckerberg juga mengakui bahwa TikTok telah memanfaatkan algoritma yang sangat kuat untuk menarik perhatian pengguna dan membuat mereka terus kembali ke aplikasi. Keberhasilan TikTok dalam menghadirkan pengalaman yang sangat terpersonalisasi membuatnya sulit untuk disaingi, bahkan oleh perusahaan sebesar Meta yang memiliki sumber daya tak terbatas.
Ke depan, Meta tampaknya akan terus berinovasi untuk mempertahankan posisi dominannya di pasar media sosial. Meski TikTok menjadi ancaman yang nyata, Meta memiliki pengalaman panjang dalam menghadapi tantangan dan tekanan dari kompetitor. Dengan upaya yang lebih fokus pada hubungan pengguna, serta pengembangan fitur-fitur baru yang relevan, Meta berharap dapat mengembalikan kejayaannya di pasar media sosial yang semakin kompetitif.