Marak Tagihan Pajak File APK, BRI Imbau Masyarakat Tetap Waspada
Tanggal: 9 Nov 2024 14:52 wib.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengimbau masyarakat, khususnya nasabah BRI, untuk berhati-hati dan meningkatkan awareness terhadap modus penipuan yang menggunakan file APK. Modus penipuan berbentuk digital atau social engineering ini dapat mengelabui nasabah, berpotensi bocornya data-data transaksi perbankan, serta berdampak pada keamanan dana nasabah. BRI terus menggencarkan edukasi dan langkah praktis untuk menghindari diri menjadi korban penipuan modus ini.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha menegaskan bahwa keamanan data merupakan fokus utama BRI. Arga menyatakan bahwa pengamanan dilakukan mulai dari sisi network, server, data center, dengan tujuan komprehensif dan end to end. Keamanan dari pemantauan juga dilakukan. Selain itu, Arga juga mengimbau para nasabah BRI untuk tidak pernah menyerahkan username, password, dan OTP kepada siapapun, termasuk pihak yang mengaku sebagai BRI.
Menurut Arga, keamanan siber adalah perjuangan yang terus menerus. Oleh karena itu, BRI akan terus berinovasi dan meningkatkan sistem keamanannya untuk memastikan bahwa data dan dana nasabah tetap aman.
Belakangan ini, modus penipuan menggunakan tagihan pajak lewat aplikasi WhatsApp semakin marak. Pelaku kejahatan menyamar sebagai petugas pajak yang mengirimkan tagihan pajak kepada korban, yang ternyata file tersebut merupakan file berekstensi APK.
Arga menambahkan bahwa masyarakat juga dapat memerangi cybercrime dengan melakukan beberapa tips berikut ini: tidak membagikan informasi pribadi seperti username, password, atau OTP kepada siapapun, berhati-hati dengan pesan atau email yang mencurigakan yang mengatasnamakan BRI atau instansi resmi lainnya, menggunakan koneksi internet yang aman saat mengakses BRImo, serta melakukan verifikasi dua faktor (2FA) untuk setiap transaksi penting.
Belum lama ini, beberapa modus penipuan digital juga marak dan berpotensi merugikan masyarakat, seperti undangan pernikahan digital, pemberitahuan penutupan rekening, pemberitahuan tagihan BPJS, foto paket dari kurir, surat atau blangko tilang, hingga yang terbaru adalah surat tagihan pajak.
"Jadi prinsip kehati-hatian nasabah dan praktik keamanan wajib dilakukan, seperti jangan install APK sembarangan, install game gratisan. Kami coba mengamankan sejauh yang kami bisa, tapi device nasabah itu kan sifatnya personal. Jadi kerahasiaan itu menjadi komitmen dua belah pihak, kami tidak bisa menjaga keamanan ini tanpa awareness dari nasabah, dinamika ini yang harus dijaga bersama," ujar Arga.
Temuan terbaru menunjukkan bahwa modus penipuan semakin berkembang dan semakin kompleks. Oleh karena itu, kesadaran dan kewaspadaan masyarakat, terutama nasabah perbankan, merupakan hal yang sangat penting. Masyarakat perlu terus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai berbagai modus penipuan yang mungkin dapat mengancam keamanan finansial mereka.
Kesadaran akan keamanan digital harus menjadi prioritas bagi setiap individu. Selain itu, penyedia layanan finansial, seperti bank, juga memiliki peran penting dalam meningkatkan perlindungan terhadap nasabahnya. Upaya perusahaan dalam memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai keamanan digital kepada nasabahnya dapat menjaga kepercayaan nasabah dan mencegah terjadinya kerugian finansial akibat penipuan.
Keberadaan dan penggunaan teknologi dalam aktivitas finansial telah membuka peluang bagi penjahat cyber untuk melakukan berbagai modus penipuan. Oleh karena itu, peran serta upaya pencegahan dan perlindungan dari pihak penyedia layanan finansial sangat penting.
Kesadaran akan keamanan digital juga akan memberikan dampak positif dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Dengan memahami bahaya serta cara menghindari modus penipuan, masyarakat akan lebih bijak dalam menggunakan layanan finansial dan mengamankan data dan dana mereka.
Upaya peningkatan keamanan siber dari pihak penyedia layanan finansial juga harus disertai dengan kesiapan dalam menanggapi dan menindaklanjuti ketika terjadi kebocoran data atau penipuan. Proses penanganan yang cepat dan transparan akan memberikan kepercayaan tambahan bagi nasabah dan masyarakat serta akan menjadi contoh positif bagi pihak lain dalam industri finansial.
Dengan demikian, kerjasama antara pihak penyedia layanan finansial, pemerintah, dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan kepercayaan terhadap layanan finansial akan menjadi kunci dalam menghadapi ancaman kejahatan cyber yang semakin berkembang.
Kesadaran akan keamanan digital dan pencegahan modus penipuan harus menjadi bagian dari budaya dan kebiasaan sehari-hari masyarakat. Berbagai upaya penyuluhan, edukasi, serta kebijakan yang mendukung perlindungan data dan keamanan finansial dari pihak penyedia layanan finansial dan pemerintah sangat penting untuk diimplementasikan. Melalui kesadaran dan kewaspadaan bersama, masyarakat dapat melindungi diri mereka sendiri dari berbagai modus penipuan dan ancaman kejahatan cyber.