Sumber foto: The Guardian

Mantan COO Meta, Sheryl Sandberg, Diduga Hapus Email Terkait Skandal Cambridge Analytica

Tanggal: 22 Feb 2025 14:00 wib.
Tampang.com | Sheryl Sandberg, mantan Chief Operating Officer (COO) sekaligus anggota dewan Meta, diduga menghapus email yang berkaitan dengan skandal Cambridge Analytica. Dugaan ini terungkap dalam proses pengadilan yang juga menjatuhkan sanksi kepada Sandberg terkait kasus tersebut.

Skandal Cambridge Analytica pertama kali mencuat pada tahun 2018 ketika sejumlah pemegang saham menggugat para petinggi Facebook (sekarang Meta). Mereka menuduh perusahaan melakukan pelanggaran hukum dengan gagal melindungi privasi pengguna. Kasus ini berkaitan dengan kebocoran data jutaan pengguna Facebook yang digunakan secara tidak sah oleh Cambridge Analytica untuk kepentingan politik.

Penghapusan Email yang Mencurigakan

Dalam dokumen pengadilan terbaru, Sandberg dan Jeff Zients, mantan anggota dewan Meta lainnya, disebut telah saling bertukar email terkait kasus ini. Namun, yang menjadi perhatian adalah mereka menggunakan akun email pribadi untuk berkomunikasi selama masa krisis tersebut.

Hakim di Delaware menyatakan bahwa Sandberg dan Zients menghapus email dari kotak masuk pribadi mereka, meskipun telah diperintahkan oleh pengadilan untuk tidak menghilangkan bukti apa pun. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa ada upaya untuk menyembunyikan informasi penting yang bisa berdampak pada hasil penyelidikan.

"Para terdakwa mengungkapkan bahwa akun Gmail pribadi Sandberg, yang dikelola dengan nama samaran, digunakan untuk berkomunikasi mengenai hal-hal yang mungkin relevan dengan klaim dan pembelaan dalam gugatan," ujar hakim, dikutip dari TechCrunch, Jumat (21/2/2025).

Sandberg juga diduga tidak menggunakan fungsi penghapusan otomatis email, tetapi secara selektif memilih email yang ingin dihapus. Ini menunjukkan adanya potensi kesengajaan dalam menghilangkan bukti.

Respons Meta dan Sandberg

Juru bicara Sandberg menanggapi tuduhan ini dengan mengatakan bahwa klaim penggugat tidak berdasar. Menurutnya, semua email kantor Sandberg telah disimpan di server Facebook dan tidak ada informasi yang dihapus secara sengaja untuk menyulitkan proses hukum.

"Semua email resmi Sheryl Sandberg telah disimpan dan dikelola sesuai dengan kebijakan perusahaan. Tidak ada upaya untuk menyembunyikan informasi," kata juru bicara tersebut kepada TechCrunch.

Namun, pernyataan ini tidak serta-merta meredakan kekhawatiran. Fakta bahwa email pribadi digunakan dalam komunikasi terkait kasus ini tetap menjadi sorotan utama dalam persidangan.

Latar Belakang Skandal Cambridge Analytica

Skandal Cambridge Analytica bermula dari tuduhan bahwa Meta (saat itu masih Facebook) telah melanggar perintah Komisi Perdagangan Federal (FTC) tahun 2012. Pada saat itu, Facebook menyetujui untuk menghentikan pengumpulan dan pembagian data pengguna tanpa persetujuan mereka. Namun, pada 2018, terungkap bahwa perusahaan tetap menjual data pengguna ke berbagai mitra komersial, termasuk Cambridge Analytica, sebuah firma konsultan politik yang digunakan dalam kampanye pemilu.

Akibat skandal ini, Meta harus menghadapi berbagai tuntutan hukum dari berbagai pihak, termasuk pemerintah Amerika Serikat dan Uni Eropa. Pada 2019, perusahaan setuju untuk membayar denda sebesar US$5 miliar kepada FTC sebagai bagian dari penyelesaian kasus.

Dampak bagi Meta dan Sandberg

Kasus ini semakin memperburuk reputasi Meta, yang sejak lama sudah menghadapi berbagai kritik terkait kebijakan privasi dan pengelolaan data pengguna. Bagi Sheryl Sandberg, yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu eksekutif paling berpengaruh di Silicon Valley, keterlibatannya dalam skandal ini dapat merusak citra dan warisannya di dunia teknologi.

Para pengamat industri menilai bahwa penggunaan email pribadi dalam urusan perusahaan merupakan pelanggaran serius, terutama dalam kasus yang melibatkan masalah hukum besar seperti ini. Jika tuduhan tersebut terbukti, Sandberg dan Zients dapat menghadapi sanksi lebih lanjut, termasuk kemungkinan hukuman yang lebih berat dari pengadilan.

Masa Depan Meta di Tengah Kontroversi

Meskipun Meta telah membayar denda dan melakukan berbagai perubahan kebijakan, skandal Cambridge Analytica masih meninggalkan dampak jangka panjang bagi perusahaan. Kepercayaan pengguna terhadap platform ini terus menurun, dan berbagai regulasi ketat tentang perlindungan data semakin diperketat di seluruh dunia.

Beberapa analis juga berpendapat bahwa kasus ini bisa menjadi preseden bagi industri teknologi secara keseluruhan. Jika pejabat eksekutif seperti Sandberg terbukti bersalah karena menghapus bukti, maka ini bisa menjadi pelajaran bagi perusahaan lain untuk lebih transparan dalam menangani data pengguna.

Kesimpulan

Skandal Cambridge Analytica terus membayangi Meta, dan kini muncul tuduhan baru terhadap Sheryl Sandberg terkait penghapusan email yang diduga berisi informasi penting. Meskipun juru bicara Sandberg membantah tuduhan tersebut, pengadilan akan terus menyelidiki apakah benar ada upaya untuk menyembunyikan bukti.

Dengan semakin ketatnya regulasi terkait privasi data, kasus ini menjadi pengingat bagi perusahaan teknologi untuk lebih berhati-hati dalam mengelola informasi pengguna. Sementara itu, publik menanti apakah ada tindakan lebih lanjut terhadap Sandberg dan eksekutif Meta lainnya dalam kasus ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved